Sakit di Akhir Ramadhan, Benarkah Pertanda Allah Hapus Dosa Kita?

Jangan khawatir, sakit di 10 hari terakhir bulan Ramadhan bisa jadi rahmat dan penghapus dosa.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Apr 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2024, 10:30 WIB
Ilustrasi rumah sakit/dok. Unsplash Insung Yoon
Ilustrasi sakit/dok. Unsplash Insung Yoon

Liputan6.com, Jakarta - Pada 10 hari terakhir Bulan Ramadhan, Muslim diuji dengan berbagai cobaan dan tantangan. Ini dianggap sebagai periode yang sangat istimewa dalam agama Islam, di mana pahala ibadah dan doa diperbanyak.

Tak terkecuali dengan ujian berupa sakit. Menghadapi sakit pada 10 hari terakhir Ramadhan bisa menjadi ujian yang sangat berat bagi sebagian orang. Sakit dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalankan ibadah dan amalan kebaikan dengan baik, terutama jika itu melibatkan aktivitas fisik yang membutuhkan energi dan ketahanan.

Dalam konteks ini, sakit bisa menjadi ujian kesabaran, ketekunan, dan kepatuhan terhadap ajaran agama.

Namun, dalam Islam, sakit juga bisa dianggap sebagai rahmat dari Allah SWT. Sakit bisa menjadi sarana untuk membersihkan dosa, mendekatkan diri kepada-Nya melalui kesabaran, dan menguatkan iman serta keteguhan hati seseorang.

Dalam beberapa kasus, sakit juga dapat menjadi pengingat bagi seseorang untuk lebih bersyukur atas nikmat sehat yang diberikan Allah SWT saat ia pulih.

Dalam menghadapi sakit pada 10 hari terakhir Ramadhan, penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara istirahat dan ibadah.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Banyak Hikmah Sakit saat Ramadhan, Termasuk Dihapusnya Dosa

Ilustrasi sakit, muslim
Ilustrasi sakit, muslim. (Image by stefamerpik on Freepik)

Jika sakitnya cukup parah sehingga tidak memungkinkan untuk menjalankan ibadah tertentu seperti puasa atau shalat, seseorang diperbolehkan untuk tidak melakukannya dan diharapkan untuk menggantinya setelah pulih.

Pengasuh Ponpes Bustanul Qur'an Banjarnegara Kiai Abdul Fatah al Hafidz mengatakan, ada banyak hikmah saat Sakit di 10 hari terakhir Ramadhan.

"Yang pertama, dapat menggugurkan dosa kalau dijalani dengan sabar. Yang Kedua, mengingatkan nikmat sehat sehingga lebih banyaknya bersyukur. Dan terakhir menjadi pelajaran nanti ketika sembuh bisa lebih menjaga diri agar tidak kembali sakit," katanya.

Menurutnya, ada banyak cara Allah mengangkat derajat seseorang, termasuk dalam keadaan sakit yang mungkin membuat banyak istighfar, doa, dan itu semua adalah bagian dari anjuran amalan 10 hari terakhir Ramadhan.

Semakin Banyak Halangan, Semakin Banyak Pahala

Ilustrasi – Infus untuk membantu pemulihan kesehatan pasien. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Infus untuk membantu pemulihan kesehatan pasien. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

"Semakin banyak halangan semakin banyak pahala. Mungkin akumulasi dari padatnya kegiatan di Ramadhan ini, jadi kondisi badan juga menurun di akhir Ramadhan. Jadi yang saat ini sedang sakit, semoga Allah segera mengangkat penyakitnya dan memberikan kesembuhan yang paripurna," tambahnya.

Ia juga menyebutkan, dalam kondisi sakit sangat penting untuk mencari perawatan medis yang sesuai dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika diperlukan.

Dalam Islam, mencari pengobatan adalah bagian dari sunnah Nabi Muhammad SAW, sehingga seseorang tidak dilarang untuk mencari bantuan medis saat sakit.

Dengan menjaga kesehatan fisik dan spiritual, diharapkan seseorang dapat melewati ujian sakit pada 10 hari terakhir Ramadhan dengan kesabaran, ketekunan, dan kepercayaan bahwa Allah SWT selalu menyertai dan menguji hamba-Nya dengan cara yang terbaik.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya