UAH Ungkap Bacaan Dzikir yang Melampaui Semuanya, Diajarkan Langsung oleh Rasulullah

Inilah wirid yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW, mampu menghapus dosa dan pahalanya luar biasa.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mei 2024, 03:30 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2024, 03:30 WIB
dzikiraaaa
Berdzikir . (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Penceramah Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam sebuah majelis mengkisahkan ada seorang nenek yang berzikir kepada Allah dengan batu, dihitung satu-satu. Sekarang pakai subhah yang kita sebut tasbih.

Saat bertasbih itu, lanjut UAH, datanglah Nabi Muhammad SAW dan melihat apa yang dilakukan oleh perempuan tersebut.

Tiba-tiba Nabi Muhammad menawarkan kepada perempuan itu bahwa ada bacaan atau wirid yang jika diucapkan amalnya mencakup semua zikir dan bacaan yang pernah diucapkan oleh siapapun.

Saat Nabi datang itulah terjadi dialog di antara keduanya.

"Nek sedang apa?" tanya Rasulullah."Saya sedang berzikir kepada Allah," jawabnya.

"Mau enggak aku ajari satu kalimat yang bila itu diucapkan bukan hanya melampaui batu itu amalnya, tapi mencakup semua dzikir dan bacaan yang pernah dibacakan oleh siapapun," kata Rasulullah.

"Oh mau ya Rasulullah," jawab perempuan tersebut.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Inilah Bacaan yang Diajarkan Nabi kepada Seorang Nenek

Ustadz Adi Hidayat (UAH). (YT Adi Hidayat Official)
Ustadz Adi Hidayat (UAH). (YT Adi Hidayat Official)

Bacaan dari Nabi,

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

'Subhanallah walhamdulillah walailahaillallah Allah akbar'

"Aku bacakan ini kepadamu ya Allah, sejumlah makhlukmu yang berzikir dengan kalimatmu kalimat ini kepadamu dan sepanjang apapun kalimatnya cuma dengan satu kata," ujar UAH seperti dilansir dari Youtube channel @wajahAsliIslam.

"Saat kita bacakan itu mencakup harapan-harapan yang kita kemukakan kepada Allah SWT," ungkap UAH.

Mengutip NU Online, ulama sepakat bacaan tasbih di atas mempunyai keutamaan yang sangat banyak, tidak hanya di dunia, bahkan juga di akhirat kelak. Di antara keutamaannya adalah akan mendapatkan tanaman pohon dalam surga, sebagaimana sabda Rasulullah saw:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ مَرَّ بِهِ وَهُوَ يَغْرِسُ غَرْسًا، فَقَالَ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ مَا الَّذِي تَغْرِسُ؟ قُلْتُ: غِرَاسًا لِي. قَالَ: أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى غِرَاسٍ خَيْرٍ لَكَ مِنْ هَذَا؟ قَالَ: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: قُلْ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، يُغْرَسْ لَكَ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ شَجَرَةٌ فِي الْجَنَّةِ. (رواه ابن ماجه)

Artinya, “Diceritakan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah melewatinya sementara ia sedang menanam tanaman, lalu beliau bersabda, ‘Wahai Abu Hurairah, apa yang sedang kamu tanam?’ Aku menjawab: ‘Menanam tanamanku.’ Rasulullah bersabda, ‘Maukah engkau kuberitahukan tentang tanaman yang lebih baik dari ini?’ Abu Hurairah menjawab: ‘Tentu, wahai Rasulullah.’ Kemudian Rasulullah bersabda, ‘Bacalah: ‘subhânallâhi wal hamdulillâhi wa lâ-ilâha illallâhu wallâhu akbar’, niscaya akan ditanamkan sebuah pohon di surga untukmu dengan setiap satu kali bacaan kalimat tersebut’.” (HR Ibnu Majah).

Keutamannya yang lain

Amalan Ramadhan
Dzikir, Doa, dan Istighfar / Sumber: iStockphoto

Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa dengan membaca bacaan tasbih di atas, pembaca tidak hanya mendapatkan pahala, namun juga diampuni dosa-dosanya. Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ اللهَ اصْطَفَى مِنَ الْكَلاَمِ أَرْبَعًا: سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلهِ، وَلآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، قَالَ: فَمَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ، كُتِبَتْ لَهُ بِهَا عِشْرُونَ حَسَنَةً أَوَ حُطَّتْ عَنْهُ عِشْرُونَ سَيِّئَةً، وَمَنْ قَالَ: اللهُ أَكْبَرُ، فَمِثْلُ ذَلِكَ، وَمَنْ قَالَ: لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، فَمِثْلُ ذَلِكَ، وَمَنْ قَالَ: اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ، كُتِبَ لَهُ بِهَا ثَلاثُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا ثَلاَثُونَ سَيِّئَةً. (رواه أحمد)

Artinya, “Sungguh Allah telah memilih empat perkataan, yaitu (1) subhânallâh, (2) alhamdulillâh, (3) lâ ilâha illallâh, dan (4) allâhu akbar. Barangsiapa mengucapkan subhânallâh, maka akan ditulis baginya 20 kebaikan, dan dihapus darinya 20 kesalahan (dosa); barangsiapa mengucapkan allâhu akbar, maka Allah akan memberikan seperti itu juga; barangsiapa mengucapkan lâ ilâha illallâh, maka Allah akan memberikan seperti itu juga; dan barangsiapa mengucapkan alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn dari relung hatinya, maka akan ditulis baginya 30 kebaikan dan dihapus darinya 30 kesalahan (dosa).” (HR Abu Hurairah).

Ada pula riwayat yang menjelaskan, tasbih tersebut dapat menggantikan bacaan al-Fatihah bagi orang yang belum mampu membacanya sementara waktu shalat sudah tiba, semisal mualaf, sebagaimana diriwayatkan:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسلَّمَ، فَقَالَ: إِنِّي لَا أَسْتَطِيعُ أَنْ آخُذَ مِنَ الْقُرآنِ شَيْئًا فَعَلِّمْنِي مَا يُجْزِئُنِي. قَالَ: قُلْ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ (رواه أحمد)

Artinya, "Telah datang kepada Rasulullah saw seorang laki-laki, ia berkata: sungguh saya tidak mampu menghafal satu pun dari Al-Qur'an, maka ajarilah bacaan yang mencukupi ku. Rasulullah berkata: katakanlah, subhanallah walhamdulillah wa lailaha Illallah wallahu akbar wala haula wala kuwata illabillahil aliyil adzim." (HR Ahmad) (Syarhu Mukhtashari Bulûghil Marâm, [Surabaya, al-Hidayah], halaman 127; dan Muhammad Syamsul Haqq al-‘Adhim Âbâdi, ‘Aunul Ma’bûd Syarhu Sunan Abî Dâwud, [Beirut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah, cetakan kedua: 1415 H], juz III, halaman 43).

Dalam al-Wasâ-ilusy Syâfi’ah Sayyid Muhammad juga menyebutkan, barangsiapa yang membacanya setelah shalat subuh maka akan meraih sesuatu yang tidak bisa diraih sebelumnya. Allah juga akan memalingkannya dari berbagai cobaan yang akan terjadi pada hari itu, dan akan menolak segala kejelekan yang akan menimpanya. (Muhammad bin ‘Ali, al-Wasâ-ilusy Syâfi’ah, halaman 51).

Karenanya, alangkah baiknya bila prang menjadikan bacaan tasbih tersebut sebagai wirid yang dibaca secara istiqamah. Sebab, dengan membacanya akan mendapatkan dua keuntungan, (1) keuntungan dinaikan derajatnya di sisi Allah swt, ditambah pahalanya, dan dihapus dosanya, serta sebagai media untuk memantapkan keyakinan dan keimanan kepada-Nya; (2) akan mendapatkan jaminan surga; dan (3) sebagai perisai agar dirinya dilindungi oleh Allah dari segala bahaya yang akan menimpanya. Wallâhu a’lam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya