Liputan6.com, Jakarta - Pekerja Seks Komersial (PSK) atau pelacur selalu menjadi isu yang kerap dibicarakan dari masa ke masa. Di antara mereka, ada yang akhirnya bertaubat.
Taubat adalah seseorang yang telah memilih untuk meninggalkan pekerjaan atau gaya hidupnya yang lama dan memulai jalan baru menuju kehidupan yang lebih baik dan bermakna.
Advertisement
Proses taubat ini tidak hanya melibatkan perubahan fisik, tetapi juga perubahan mental dan spiritual yang mendalam. Seseorang yang bertaubat biasanya mengalami pertobatan hati yang tulus, merasa menyesal atas perbuatan masa lalunya, dan berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Advertisement
Jalan taubat bisa ditemukan sendiri, tapi banyak pula yang atas bimbingan orang lain. Salah satu kisah yang cukup masyhur adalah cerita Syekh Abu Yazid Al-Busthami yang dengan cara unik dan doa yang dipanjatkan olehnya agar seorang pelacur dapat bertaubat.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Syekh Abu Yazid Al-Busthami Datang ke Rumah Pelacur
Menukil Alif.id, Syekh Abdur Rahman bin Abdus Salam dalam karyanya Nuzhatul Majalis Nuzhah Al-Majalis Wa Muntakhab An-Nafais (Juz, 2 Hlm. 103) Mengisahkan Syekh Abu Yazid Al-Busthami, bahwa Syekh Abu Yazid Al-Busthami pernah mendatangi rumah wanita PSK (pekerja seks komersial) Adapun kisahnya sebagai berikut:
Ada seorang wanita yang masyhur akan kecantikannya, tetapi wanita itu, berprofesi sebagai wanita penggibur bagi lelaki hidung belang. Ia selalu berdandan molek, dengan tujuan untuk menarik pelanggannya.
Dan ia menghiasi rumahnya dengan pernak-pernik yang menarik. Wanita itu, tidak pernah menolak untuk mendampingi lelaki manapun, asal ia dibayar sesuai dengan profesinya.
Pada suatu hari Syekh Abu Yazid Al-Busthami datang kerumah wanita itu, Syekh Abu Yazid Al-Busthami duduk di depan rumahnya, sehingga tidak ada seorangpun yang berani datang kerumah wanita itu. Karena tidak ada seorang yang datang untuk memakai jasa wanita penghibur itu, si wanita itu bertanya kepada pembantunya, “Kenapa tidak ada pengunjung yang datang?”
Si pembantu menjawab, “Karena di pintu rumah ini ada seorang yang sholeh.”
Wanita itu menimpalinya, “Kalau begitu suruh dia masuk untuk menghadap kepadaku.”
Advertisement
Ini Doa yang Dipanjatkan
Tanpa pikir panjang si pembantu menemui Syekh Abu Yazid Al-Busthami dan mempersilahkan untuk masuk ke rumah si wanita penghibur.
Tanpa basa-basi wanita penghibur itu, menanyakan maksud kedatangan Syekh Abu Yazid Al-Busthami, “Apa keperluanmu datang ke rumahku.”
Syekh Abu Yazid Al-Busthami menjawab, ”Tidurlah satu malam bersamaku.”
Wanita itu bergumam, “Tidur satu malam bersamaku harus membayar seratus dinar.”
Syekh Abu Yazid Al-Busthami langsung mengelurkan uang seratus dinar dari sakunya. Wanita itu, langsung mengambil uang seratus dinar tersebut, dan ia langsung mengajak Syekh Abu Yazid Al-Busthami menuju kamarnya, dan ia siap melayani seperti halnya tamu-tamu sebelumnya.
Sesampainya di kamar wanita itu berkata, “Apa yang engkau inginkan dariku?”
Doa Syekh Abu Yazid Al-Bustami
Syekh Abu Yazid Al-Bustami menjawab, Pakailah pakaianku ini dan berjalanlah empat langkah di depanku” Wanita itu, dengan segera melaksakan perintah Syekh Abu Yazid Al-Busthami. Setelah wanita itu, selesai melaksanan keinginan Syekh Abu Yazid Al-Busthami, lalu Syekh Abu Yazid Al-Busthami mengangkat wajahnya ke langit seraya berdoa:
يا إلهي قد أصلحت ظاهرها فأصلح أنت باطنها
Ya tuhanku! Engkau ciptakan kecantikan wanita ini dari luar, hamba mohon berikanlah kecantikan pula dari dalam.
Setelah itu, Syekh Abu Yazid Al-Busthami menyuruh wanita itu melepaskan pakaiannya, Syekh Abu Yazid Al-Busthami berkata, “Lepaskan bajuku itu” Wanita itu menjawab, “Aku meminta perlindungan kepada Allah, saat ini juga aku bertaubat” semenjak peristiwa itu, wanita tersebut benar-benar bertaubat, hatinya yang kotor menjadi bersih, yang dulu jauh dari Allah menjadi dekat, yang dulu pemarah menjadi penyayang.
Syekh Abu Yazid Al-Busthami meninggalkan wanita itu, dalam keadaan bertaubat. Di kemuadian hari Syekh Abu Yazid Al-Busthami bertemu lagi dengan wanita itu, pada saat itu, ia bertowaf mengelilingi Ka’bah, setelah selesai dari towafnya ia memberikan buah-buahan yang banyak kepada Syekh Abu Yazid Al-Busthami, kemudian ia pergi meninggalkan Syekh Abu Yazid Al-Busthami. Wallahu A’lam Bissawab.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement