Mengapa Usia Umat Nabi Muhammad SAW Pendek? Ini Alasannya

Hampir sama dengan usia Nabi Muhammad SAW, kebanyakan umat manusia saat ini tergolong berumur pendek yaitu sekitar 60-70 tahun. Ternyata ini alasannya.

oleh Putry Damayanty diperbarui 16 Mei 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2024, 11:30 WIB
Ilustrasi Islami, keluarga muslim, silaturahmi, buka puasa
Ilustrasi Islami, keluarga muslim, silaturahmi, buka puasa. (Image by rawpixel.com on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak yang menyebutkan bahwa usia Nabi Muhammad sesuai dengan rata-rata umur kebanyakan manusia di dunia saat ini. Usia Nabi sendiri adalah sekitar 62 hingga 63 tahun.

Bahkan beliau juga pernah mengabarkan tentang usia dari kebanyakan umatnya, melalui hadis berikut:

“Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu.’” (HR. At-Tirmidzi).

Dari hadis di atas dapat kita ketahui bahwa usia kebanyakan dari umat Nabi Muhammad berada di antara 60 sampai 70 tahun. Sedangkan, jika dibandingkan dengan usia harapan hidup orang Indonesia saat ini adalah rata-rata 73,9 tahun.

Hal ini menunjukkan bahwa usia dari umat Nabi Muhammad tergolong pendek. Untuk mengetahui penjelasannya lebih dalam terkait dengan usia umat saat ini dan juga alasan dibaliknya berikut sebagaimana dirangkum dari laman dream.co.id melalui berbagai sumber.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Harapan Hidup Orang Zaman Dulu Lebih Lama

Ilustrai- Kafilah pengendara unta di padang pasir. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)
Ilustrai- Kafilah pengendara unta di padang pasir. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)

Disebutkan oleh Kementerian Kesehatan bahwasanya usia harapan hidup seseorang akan mengalami peningkatan seiring dengan naiknya kesejahteraan. Sedangkan jika melihat harapan hidup orang-orang zaman dulu, mereka memiliki usia yang lebih panjang, bahkan bisa sampai ratusan tahun.

Meski begitu, di zaman sekarang kita juga masih tetap bisa menemukan orang tua yang usianya sudah ratusan tahun, meski jumlahnya terbilang sedikit.

Kemudian jika kita menilik kembali tentang Nabi Adam as yang merupakan Nabi pertama, usia beliau mencapai 1.000 tahun. Tak hanya itu saja, dari bentuk fisiknya pun lebih besar dibandingkan manusia-manusia selanjutnya. Di mana tinggi badan umat terdahulu adalah 100 hasta dengan lebar 10 hasta.

Seiring dengan berjalannya waktu, lama-kelamaan usia harapan hidup seseorang pun mengalami penurunan. Hal ini pun juga berdampak pada bumi yang menjadi tempat tinggal manusia.

Jika usia manusia seperti orang-orang terdahulu yang mencapai ratusan atau bahkan ribuan tahun, maka bisa dibayangkan kondisi bumi ini yang sangat penuh dengan keberadaan manusia.

Usia Kebanyakan Para Sahabat

Alasan Ketampanan Nabi Muhammad dengan Ketampanan Nabi Yusuf
Ilustrasi Ketampanan Nabi Muhammad (Sumber: Pinterest.com)

Dikutip dari NU Online, kebanyakan usia panjang umur di kalangan sahabat adalah usia dari Anas bin Malik ra yang wafat pada usia 103 tahun. Kemudian ada Asma binti Abu Bakar ra yang wafat di usia 100 tahun tanpa ada giginya yang tanggal dan daya ingatnya juga tidak berkurang.

Lalu Hasan bin Tsabit yang wafat di usia 120 tahun dan Salman Al-Farisi yang wafat di usia 250 tahun. Ada juga yang mengatakan bahwa Salman ra wafat di usia 300 tahun. Akan tetapi, pendapat yang pertama lebih shahih daripada pendapat yang kedua.

Dalam hadis, Nabi Muhammad saw menyebutkan bahwa usia umatnya di antara 60 sampai 70 tahun. Di mana usia itu bisa dipahami sebagai angka dari kebanyakan usia manusia di zaman beliau sampai akhir zaman. Meski begitu, pada kenyataannya ada juga orang yang usianya tidak sampai 60 tahun dan ada yang lebih dari 70 tahun.

Maksud dari hadis tersebut adalah bahwa kisaran usia manusia di zaman Nabi Muhammad saw adalah usia yang terpuji dan proporsional. Karena banyak umat yang wafat di antara usia tersebut. Dan Nabi Muhammad saw pun juga wafat di kisaran usia tersebut, begitu pun dengan Abu Bakar ra, Umar bin Khattab, ulama, dan para wali.

Limpahan Rahmat untuk Umat di Akhir Zaman

Semarak Ramadan di Masjid Agung Sanaa
Sejumlah pria membaca Al-Quran selama bulan Ramadan di Masjid Agung Sanaa, Yaman, Minggu (26/4/2020). Masjid Agung Sanaa merupakan salah satu masjid pertama yang dibangun atas perintah Nabi Muhammad SAW. (Mohammed HUWAIS/AFP)

Nabi Muhammad saw pernah bersabda:

"Nahnul akhrunal awwalun."

Artinya: "Kami adalah umat akhir zaman yang awal (masuk surga)."

Umat manusia di akhir zaman akan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah SWT berupa pelipatgandaan ganjaran atas amal ibadah di tengah terbatasnya usia mereka. Hal tersebut dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

“Dari Ibnu Abbas RA, dari Rasulullah SAW pada apa yang diriwayatkan dari Allah, ia bersabda, ‘Allah menulis kebaikan dan kejahatan. Ia kemudian menerangkan, siapa saja yang terpikir untuk berbuat kebaikan dan ia belum melakukannya, niscaya Allah mencatatnya sebagai sebuah kebaikan sempurna. Tetapi bila ia terpikir untuk berbuat kebaikan dan ia kemudian melakukannya, niscaya Allah mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan yang berlipat ganda hingga 700 hingga kelipatan yang banyak. Namun, jika ia terpikir untuk berbuat kejahatan dan ia belum melakukannya, niscaya Allah mencatatnya sebagai sebuah kebaikan sempurna. Tetapi bila ia terpikir untuk berbuat kejahatan dan ia kemudian melakukannya, niscaya Allah mencatatnya sebagai sebuah kejahatan saja,’” (HR Bukhari dan Muslim).

Menurut beberapa ulama dari madzhab Syafi'i bahwa orang yang henap masuk di usia 60 tahun dan belum menjalankan ibadah haji karena lalai, sedangkan ia dalam kondisi mampu, maka hukumnya adalah dosa jika ia wafat sebelum menjalankan ibadah haji.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya