Liputan6.com, Jakarta - Seseorang melakukan istikharah biasanya karena mereka dihadapkan pada suatu pilihan atau keputusan penting dalam hidup mereka.
Mereka ingin mendapatkan petunjuk atau bimbingan dari Allah SWT untuk memilih yang terbaik. Istikharah adalah doa istimewa yang dilakukan oleh umat Muslim untuk memohon pertolongan dan petunjuk dari Allah dalam mengambil keputusan penting.
Hal ini dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan petunjuk yang terbaik sesuai dengan kehendak-Nya.
Advertisement
Sholat istikharah dapat dilakukan dalam berbagai situasi, seperti menikah, memilih pekerjaan, atau mengambil keputusan besar lainnya dalam hidup.
Dengan melakukan istikharah, seseorang meletakkan kepercayaan dan ketergantungannya sepenuhnya kepada Allah SWT. Secara bahasa, istikharah adalah meminta dipilihkan yang terbaik dalam satu urusan.
Petunjuk usai sholat istikharah biasanya datang lewat mimpi. namun jika kebetulan usai melakukan istikharah tidak mimpi bagaimana?
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Berikut Doanya
Mengutip voa-islam.com, sholat Istikharah adalah sholat yang dikerjakan dalam rangka meminta petunjuk dari Allah agar dipilihkan yang terbaik.
Jika seorang muslim dihadapkan pada dua pilihan yang dihajatkannya lalu ia sholat istikharah untuk memilih salah satunya.
Kemudian ditetapkan untuknya pilihannya itu maka itu menjadi pilihan yang baik. Jika gagal, tidak terjadi apa yang diinginkannya itu, maka itu pun baik untuknya.
Sholat istikharah adalah bagian sholat nafilah. Bukan fardhu. Tidak wajib. Dikerjakan sebanyak 2 rakaat. Boleh dikerjakan dari waktu siang dan malam; tidak ditentukan waktunya.
Setelah selesai mengerjakan sholat 2 rakaat ini, dilanjutkan dengan memuji Allah ‘Azza wa Jalla dan bersholat atas Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu berdoa dengan redaksi doa yang salah satunya disebutkan dalam Shalih al-Bukhari,
اللهُمَّ إنِّي أسْتَخيرُكَ بعِلْمِكَ، وأسْتَقْدِرُكَ بقُدْرَتِكَ، وأسْألُكَ مِنْ فضلِكَ العَظِيم، فإنَّكَ تَقْدِرُ ولا أقْدِرُ، وتَعْلَمُ ولا أعْلَمُ، وأنْتَ عَلاَّمُ الغُيوبِ، اللهُمَّ إنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أن هذَا الأمرَ خَيرٌ لي في دِيني ومَعَاشي وعَاقِبَةِ أمْري عَاجِلهِ وآجِلِهِ فاقْدُرْهُ لي ويَسِّرْهُ لي، ثمَّ بَارِكْ لي فيهِ، وإنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أنَّ هذا الأمْرَ شَرٌّ لي في دِينِي ومَعَاشي وعَاقِبَةِ أمري عَاجِلِهِ وآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي، وَاصْرِفْنِي عَنْهُ، واقْدُرْ لِيَ الخَيْرَ حَيْثُ كَانَ، ثُمَّ أرْضِنِي بِهِ
“Ya Allah, aku memohon pilihan yang baik kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Sesungguhnya Engkau Kuasa sementara aku tidak, Engau tahu sementara aku tidak, dan Engkau Maha mengetahui perkara ghaib.
Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa masalah ini (-menyebutkan urusannya-) baik untukku dalam agamaku, kehidupankudan kesudahan urusanku dalam waktu dekat atau di masa nanti, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah aku di dalam masalah ini.
Namun jika Engkau tahu bahwa masalah ini (-menyebutkan urusannya-) buruk untukku dalam agamaku, jalan hidupku, dan kesudahan urusanku dalam waktu dekat atau di masa nanti maka jauhkan aku darinya dan jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan di mana pun kebaikan itu berada, dan ridhailah aku dengan kebaikan”.
Advertisement
Banyak Berpikir, Jawabannya Ada pada Mimpi
Banyak orang berkesimpulan bahwa jawaban istikharahnya berupa mimpi. Artinya setelah seseorang sholat istikharah maka akan diikuti mimpi tentang pilihannya.
Terkadang pelakunya bermimpi terkait hajatnya atau bermimpi sesuatu lalu diterjemahkan sesuai mimpinya.
Dengan ini diyakini bahwa istikharahnya telah dikabulkan.
Jika sebaliknya, ia tidak bermimpi tentang hajatnya itu atau sesuatu yang tidak bisa dikaitkan dengan hajatnya maka ia merasa bahwa doanya atau istikharahnya tidak diijabah.
Kesimpulan semacam ini salah. Jawaban istkharah bukan berupa mimpi, bayangan lewat, atau semisalnya.
Tetapi tawakkal diri kepada Allah dalam menjalankan urusan tersebut, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Jika setelah itu Allah lancarkan usaha, mudahkan sebab, dan beri taufiq menyempurnakannya maka berati urusan kita tersebut baik.
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ
“Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 160)
Jika sebaliknya, Allah jauhkan kita dari tujuan tersebut berarti urusa itu tidak baik untuk kita. Kuncinya adalah berbaik sangkat kepada Allah Subahanahu wa Ta'ala. Wallahu a’lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul