Sejarah dan Keistimewaan Jabal Uhud, Gunung yang Kelak Akan Ada di Surga

Jabal uhud merupakan gunung yang dicintai oleh Rasulullah dan kelak akan menjadi salah satu tempat istimewa di surga.

oleh Putry Damayanty diperbarui 23 Jun 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2024, 18:30 WIB
Jabal Uhud
Lokasi pemakaman syuhada di Jabal Uhud, Kota Madinah, Arab Saudi. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Liputan6.com, Jakarta - Jabal Uhud atau yang disebut juga dengan Gunung Uhud merupakan salah satu tempat populer yang dikunjungi oleh para jamaah haji maupun umrah.

Lokasinya berada di madinah dengan ciri khas gunung batu berwarna kemerahan. Memiliki ketinggan sekitar 1.050 meter dan panjang 7 kilometer.

Penduduk Madinah menyebutnya sebagai Jabal Uhud atau 'bukit menyendiri' sebab tampak seperti kelompok gunung yang tidak saling bersambungan dengan gunung lainnya. 

Jabal Uhud juga dikabarkan menjadi gunung yang kelak akan berada di surga. Tentunya merupakan suatu keberuntungan bagi mereka yang sudah pernah melihat Jabal Uhud di dunia.

Lalu, apa keistimewaan Jabal Uhud? Berikut ulasannya sebagaimana dilansir dari laman dream.co.id. 

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Sejarah Jabal Uhud

Jabal Uhud
Bukit Uhud lokasi ziarah kaum muslim dunia di Kota Madinah, Arab Saudi. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Ketika mendengar tentang Jabal Uhud atau Gunung Uhud, mungkin kita akan diingatkan dengan perang Uhud. Ya, keduanya memang memiliki keterkaitan.

Perang Uhud terjadi pada 15 Syawal 3 Hijriah atau pada bulan Maret 625 Masehi yang kemudian disebut dengan Perang Uhud.

Perang itu melibatkan antara kaum muslimin yang berasal dari Madinah dengan dipimpin oleh Nabi Muhammad saw dengan kaum musyrikin Quraisy dari Makkah.

Dalam perang ini terjadi ketidakseimbanan jumlah pasukan. Di mana pasukan kaum muslimin yang awalnya 1.000 orang, namun diketahui ada orang-orang munafik di dalamnya yang turut serta dalam perang itu mengundurkan diri dan kembali ke Madinah.

Jadi, pasukan muslimin di bawah Nabi Muhammad saw hanya berjumlah 700 orang. Sedangkan, pasuka musyrikin berjumlah 3.000 orang.

Awalnya pasukan muslimin sudah menampakkan kemenangan, namun ada pemanah di atas Gunung Arrimah yang tergoda dengan barang berharga milik kaum musyrikin yang ditinggalkan. Mereka pun meninggalkan posisi mereka itu.

Padahal Rasulullah saw sudah berpesan agar tidak meninggalkan tempat mereka. Namun, mereka melanggarnya, kecuali komandan Abdullah bin Jabir serta enam pemanah lainnya.

Karena kondisi itulah, Khalid bin Walid selaku komandan Quraisy yang kala itu belum masuk Islam, membawa pasukannya untuk berbelok arah ke belakang pasukan Islam dan inilah yang membuat pasukan muslimin mengalami kekalahan.

Dalam peristiwa tersebut ada 70 sahabat Nabi yang gugur. Salah satunya adalah Hamzah bin Abdul Mutholib yang asalah paman Nabi dan sangat membuat beliau merasa terpukul.

Jabal Uhud akan Ada di Surga

Ilustrasi Surga (SS: YT Tafakkur Fiddin)
Ilustrasi Surga (SS: YT Tafakkur Fiddin)

Kabarnya, Jabal Uhud kelak akan berada di surga. Benarkah begitu?

Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

"Bukit Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga." (HR. Bukhari)

Kemudian, Anas bin Malik mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda:

"Sesungguhnya, Uhud adalah satu gunung yang mencintai kami, dan kami juga mencintainya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis lainnya yang menunjukkan keberadaan Jabal Uhud kelak akan berada di surga sesuai dengan sabda Rasulullah saw berikut:

"Jika kita hendak melihat bukit yang terdapat di surga, maka ziarahlah ke Gunung Uhud. Gunung Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang terdapat di surga." (HR. Bukhari)

Rasulullah saw sangat mencintai Jabal Uhud. Suatu hari, beliau pernah berada di atasnya bersama dengan Abu Bakar as-Shidiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Tiba-tiba saja gunung itu bergetar dan Nabi menghentakkan kakinya lalu berkata:

"Diamlah engkau Uhud, di atasmu sekarang ada Rasulullah dan orang yang selalu membenarkannya (Abu Bakar ra) dan dua orang yang akan mati syahid (Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan)."

Setelah itu, Jabal Uhud pun tidak bergetar lagi. Hal itu menjadi tanda kerindungan serta gembiranya Uhud menyambut kedatangan Nabi Muhammad saw.

Bahkan, apa yang dikatakan oleh beliau tentang kematian Umar dan Utsman adalah suatu kebenaran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya