Kisah Sahabat Nabi yang Kaya Raya tapi Ingin Hidup Miskin, Alasannya Bikin Meleleh

Sahabat Nabi ini justru enggan menjadi seorang yang kaya raya, namun menghendaki hidup miskin. Nama sahabat itu ialah Abdurrahman bin Auf.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jul 2024, 22:30 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2024, 22:30 WIB
Kisah Umar bin Khattab
Kisah Umar bin Khattab

Liputan6.com, Cilacap - Menjadi kaya raya merupakan dambaan banyak orang. Tidak sedikit karena maksud ini orang rela bekerja keras, siang dan malam.

Namun tidak bagi sahabat Nabi SAW yang satu ini. Dirinya justru menghendaki menjadi seorang yang miskin dan sederhana. Namanya ialah Abdurrahman bin Auf.

Perihal keinginannya menjadi seorang yang miskin ini, beliau sering berdoa meminta kepada Allah SWT agar segera dicabut kekayaannya.

Namun, takdir menjadi kaya memang sudah tidak bisa diubah lagi karena memang sudah kehendal Allah SWT. Berikut ini selengkapnya mengenai kisah sahabat Nabi yang kaya raya namun berkeinginan kuat untuk hidup miskin.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Sahabat yang Paling Kaya

Kisah Umar bin Khattab
Kisah Umar bin Khattab

Menukil Kitab Rijal Haula Al Rasul karya Kholid Muhammad Kholid via lama kemenag.go.id, dijelaskan, di antara sekian banyak sahabat Rasulullah, Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang paling kaya. Beliau dikisahkan pernah memborong dagangan dari kota Syam dan dibawa pulang ke Madinah dengan jumlah yang sangat banyak.

Siti Aisyah menceritakan Abdurrahman bin Auf seringkali membawa pulang 700 kontainer dagangan seperti barisan pawai yang tak ada putusnya. Abdurrahman bin Auf merupakan sosok yang terlanjur kaya, sehingga sering disindir oleh Rasulullah, bahwa Abdurrahman akan masuk surga dengan berjalan merangkak.

Para sahabat penasaran ketika mendengar perkataan Rasulullah ini. "Kenapa dia masuk dengan merangkak tidak seperti sahabat lainnya yang berjalan super kilat pada waktu masuk surga?" Rasulullah Saw menjawab: "Sebab dia terlalu kaya."

Ingin Hidup Miskin dan Alasannya

Kisah Umar bin Khattab
Kisah Umar bin Khattab

Abdurrahman bin Auf sering menangis teringat sabda Rasulullah ini. Oleh sebab itu beliau sering berdoa: "Jadikan aku ini miskin! Aku ingin seperti Masab bin Umair atau Hamzah yang hanya meninggalkan sehelai kain pada saat meninggal dunia. Masab bin Umair ketika jasadnya dibungkus kafan, kakinya tertutup tapi kepalanya terbuka. Ketika ditarik ke atas, kepalanya tertutup tapi kakinya terbuka. Ya Allah!!" rintihnya.

Abdurrahman bin Auf sudah terlanjur ditakdirkan menjadi orang kaya selama hidupnya. Beliau sering berkonsultasi kepada Rasulullah: bagaimana supaya dirinya dapat masuk ke surga minimal berjalan kaki, tidak merangkak (?). Jawab Rasulullah: "Perbanyak bersedekah niscaya kakimu menjadi ringan untuk masuk surga!"

Dalam catatan sejarah, pada akhir hayatnya Abdurrahman bin Auf berwasiat membagi hartanya menjadi 3 bagian: 1/3 dibagikan untuk modal usaha sahabatnya; 1/3 untuk melunasi hutang-hutangnya; dan 1/3 lagi untuk dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Semua dilakukan untuk meringankan langkahnya memasuki pintu surga.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya