Kata Buya Yahya soal Pendendam yang Sumpah Serapah sampai Bawa-Bawa Dunia Akhirat

Dendam Ttdak sejalan dengan ajaran Islam, Iapalagi sampai sumpah serapah dibawa akhirat, begni pesan Buya Yahya.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jul 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2024, 16:30 WIB
buya yahya 222
Buya Yahya (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al Bahjah yang berpusat di Cirebon, Buya Yahya mengungkapkan pandangannya tentang sifat pendendam dalam sebuah ceramah yang disampaikan baru-baru ini, seperti yang diunggah dalam bentuk potongan video pendek di kanal Youtube @buyayahyaofficial.

Menurutnya, banyak orang yang dalam kemarahannya pernah mengucapkan kata-kata sumpah serapah seperti, "Demi Allah, aku tidak rela akan aku tuntut nanti di akhirat."

Hal ini, menurut Buya Yahya, mencerminkan sifat berbahaya dari dendam yang bisa menghambat perdamaian dan kebaikan di antara sesama.

Dalam penjelasannya, Buya Yahya menegaskan bahwa pendendam merupakan karakter yang patut diwaspadai. Menyimpan dendam terhadap orang lain, baik dalam perkataan maupun perbuatan, tidak sejalan dengan ajaran Islam yang mengajarkan untuk memaafkan dan berdamai.

Buya Yahya menyampaikan pesan bahwa menahan dendam adalah langkah awal menuju kedamaian batin dan spiritualitas yang lebih baik.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Dendam tak Sejalan dengan Nafas Islam

Ilustrasi Marah, Dendam, Emosi, Kesal
Ilustrasi Marah, Dendam, Emosi, Kesal. Photo By Engin Akyrut on Unsplash

Selain itu, Buya Yahya juga menyoroti bahaya memelihara dendam dalam hati. Menurutnya, dendam yang terpendam dapat menyebabkan beban mental dan emosional yang berat bagi si pelaku.

Hal ini bisa mengganggu ketenangan jiwa dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain secara negatif.

Dalam konteks agama, Buya Yahya menekankan bahwa dendam tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan untuk saling maaf-memaafkan dan memperbaiki hubungan antar sesama.

Ia menegaskan bahwa Allah SWT mengajarkan umatnya untuk menjauhi sifat dendam dan memilih jalan damai serta toleransi dalam berinteraksi dengan sesama.

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa Allah SWT akan menghapus dosa-dosa hamba-Nya yang mampu memaafkan dan mengampuni kesalahan orang lain. Dalam konteks ini, memaafkan merupakan langkah yang mulia dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Dendam Memicu Sakit Jiwa, Paranoid

Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia Paranoid

Menanggapi masalah dendam, Buya Yahya memberikan nasihat bahwa membuka hati untuk saling memaafkan adalah langkah yang bijaksana. Ia menekankan pentingnya membersihkan hati dari rasa sakit dan kebencian terhadap orang lain demi mencapai kedamaian batin yang lebih utuh.

Buya Yahya juga menyoroti bahwa dendam tidak hanya berdampak pada hubungan antar manusia, tetapi juga bisa mengganggu hubungan dengan Allah SWT. Sikap dendam bisa menghalangi keberkahan dan rahmat Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Mengutip muslimahnews.net, memiliki sifat dendam tidak diajarkan oleh syariat. Bahkan, hal itu merupakan salah satu sifat tercela dalam Islam. Jika manusia memiliki sifat dendam, itu bisa mendatangkan kemudaratan bagi kesehatan dirinya.

Menurut pakar kesehatan, ada beberapa hal yang bisa dikenali sebagai gejala gangguan paranoid. Satu di antaranya adalah sering menyimpan dendam alias pendendam. Hal ini biasanya terjadi karena ada pengalaman atau trauma pada masa lalu, pernah merasa disakiti oleh orang sekitar sehingga menyimpan dendam dan berakhir pada perilaku paranoid.

Gangguan paranoid ialah masalah yang terjadi pada kesehatan mental. Penyakit mental ini ditandai dengan menyimpan dendam, rasa takut berlebihan, serta tidak bisa percaya dengan orang lain. Astagfirullah, ternyata dendam bisa menjadi masalah bagi mental manusia.

Rasulullah SAW mengingatkan agar kita tidak menyimpan rasa dendam. “Tatkala aku berpaling pergi, ia pun memanggilku dan berkata bahwa amalannya hanyalah seperti yang terlihat. Hanya saja, ia tidak memiliki perasaan dendam dalam hati kepada seorang muslim pun. Ia juga tidak pernah hasad kepada seorang pun atas kebaikan yang Allah berikan kepada yang lain.” Abdullah berkata, “Inilah amalan yang mengantarkan engkau (menjadi penduduk surga) dan inilah yang tidak kami mampui.” (HR Ahmad).

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya