Ustadz Adi Hidayat Melarang Kita Marah kepada Anak, Alasannya Bikin Mewek

UAH memberi peringatan agar orang tua tidak marah kepada anaknya, alasannya begini. Dalem banget

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2024, 09:30 WIB
UAH
Ustadz adi Hidayat (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai orang tua, terkadang kita masih merasa marah kepada anak meskipun kita tahu bahwa setiap tindakan mereka adalah bagian dari proses belajar dan tumbuh.

Marah sering kali muncul ketika kita merasa frustrasi melihat perilaku mereka yang belum sesuai harapan. Namun penting untuk mengingat bahwa kasih sayang dan bimbingan yang penuh pengertian adalah kunci untuk membantu mereka berkembang menjadi individu yang baik.

Dengan pendekatan yang penuh kesabaran dan komunikasi yang efektif, kita dapat membantu anak-anak kita belajar dari kesalahan mereka sambil tetap menjaga hubungan yang harmonis dan penuh kasih.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam sebuah ceramah yang salah videonya satunya diunggah di YouTube channel @Gerbangrezeki, menekankan pentingnya bersikap sabar dan tidak marah kepada anak-anak.

Menurutnya, anak-anak belum sepenuhnya bertanggung jawab atas perbuatan mereka karena masih dalam proses belajar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Ini Penyebab Tidak Boleh Marah Kepada Anak

Orangtua Mudah Marah? Ini Dampaknya pada Anak
Orangtua Mudah Marah? Ini Dampaknya pada Anak

"Jangan marah sama anak karena mereka belum dihisab. Anda yang dihisab, tidak lucu kalau yang dihisab marah pada yang belum dihisab," ujarnya.

UAH menjelaskan bahwa jika Allah, Sang Pencipta, tidak marah kepada anak-anak atas kesalahan mereka, maka sebagai orang tua atau orang dewasa, kita juga seharusnya tidak perlu marah.

"Anak-anak sedang belajar, jadi kesalahan yang mereka buat adalah bagian dari proses tersebut," tambahnya.

Ketika anak berperilaku tidak sesuai dengan harapan, UAH menyarankan agar orang tua memulai dengan beristighfar. Hal ini penting karena anak-anak hanya meniru apa yang mereka lihat dan dengar di lingkungan mereka.

Setelah beristigfar, orang tua diimbau untuk memohon kebaikan bagi anak-anak mereka dalam doa. "Setelah beristigfar, mohonkan kepada Allah kebaikan bagi anak-anak kita," jelasnya.

UAH juga menekankan bahwa seringkali, kebaikan yang ditunjukkan oleh orang tua akan otomatis diikuti oleh anak-anak mereka.

"Biasanya kalau orang tua sudah memulai dengan kebaikan, anak-anak akan mengikuti tanpa diminta," katanya.


Kunci Mendidik Anak Ada di Sini

Contoh ilustrasi anak yang marah
ilustrasi orang tua marah kepada anak. (Foto: Pexels.com/Alex Green)

Menurut UAH, kunci utama untuk memiliki anak yang saleh adalah orang tua yang selalu berusaha memperbaiki diri dan menjadi contoh yang baik.

Dalam ceramahnya, UAH menegaskan bahwa Al-Qur'an mengajarkan pentingnya memperbaiki diri sebagai langkah awal untuk mendidik anak-anak menjadi individu yang baik.

"Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menyarankan untuk memperbaiki diri dan berbuat baik sebagai cara mendidik anak," ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa orang tua harus bisa menahan diri dari emosi negatif seperti marah ketika mendidik anak.

Menurut UAH, anak-anak adalah amanah dari Allah yang harus dijaga dan dididik dengan baik. Ia mengingatkan bahwa mendidik anak adalah tanggung jawab spiritual yang harus dijalankan dengan penuh kesadaran.

"Anak-anak belajar dari lingkungannya, dan proses ini kadang melibatkan kesalahan. Kita harus menghargai proses belajar ini dan tidak menghukumnya dengan keras," tambahnya.

Ceramah UAH juga menyatakan bahwa perubahan positif dalam diri anak seringkali dimulai dari perubahan positif dalam diri orang tua.

"Kebaikan itu menular, dan anak-anak akan meresponnya," ujarnya. Ia menambahkan bahwa dalam mendidik anak, orang tua harus menemukan keseimbangan antara bersikap tegas dan lembut.

Ustadz Adi Hidayat menutup ceramahnya dengan mengingatkan bahwa perjalanan menjadi orang tua adalah perjalanan spiritual yang penuh tantangan namun juga keindahan.

"Anak-anak adalah cermin dari kita, jadi marilah kita menjadi contoh yang baik," tandasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya