Ini Keutamaan Membaca Al-Qur'an Sampai Khatam Meski Tanpa Memahami Isinya, Kata Syekh Ali Jaber

Liputan6.com, Jakarta - Membaca Al-Qur'an, meskipun tanpa memahami artinya, tetap dianggap sebagai ibadah yang mulia dan mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat ganda.

Setiap huruf yang diucapkan dari Al-Qur'an dihitung sebagai satu kebajikan, dan satu kebajikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aktivitas ini tidak hanya memberikan pahala, tetapi juga mendatangkan berkah dan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, baca Al-Qur'an membawa ketenangan hati dan mengusir kesedihan. Meskipun tidak memahami maknanya, pembacaan Al-Qur'an dapat mendekatkan seseorang kepada Allah SWT dan memperkuat ikatan spiritual dan keimanan.

Membaca Al-Qur'an secara rutin juga mengingatkan seseorang pada kebesaran Allah, sehingga membantu menjaga keistiqamahan dalam beribadah dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Dalam sebuah video pendek yang salah satunya ditayangkan di kanal YouTube @forkmuslim7238, Syekh Ali Jaber menyampaikan pentingnya membaca Al-Qur'an hingga khatam meskipun tanpa memahami isinya. Menurutnya, membaca Al-Qur'an memiliki banyak keutamaan yang dijanjikan oleh Allah SWT.

Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa membaca Al-Qur'an, meskipun tanpa memahami maknanya, tetap bernilai pahala besar. "Membaca Al-Qur'an sampai khatam tapi tidak mengerti sama sekali isinya boleh. Kenapa? Karena ingin meraih setiap satu huruf 10 kebaikan," ujar Syekh Ali Jaber.

Simak Video Pilihan Ini:

Ia menegaskan bahwa untuk meraih pahala dari setiap huruf Al-Qur'an, kita tidak harus memahami, menhayati, atau mengamalkan isinya. "Meraih satu huruf 10 kebaikan tidak harus paham, menghayati, atau memahami isinya. Apalagi mengamalkan, itu lagi tinggi pahalanya dan besar karunia dari Allah SWT," tambahnya.

Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa membaca Al-Qur'an, walaupun tidak paham isinya, tetap mendapatkan pahala dari setiap huruf yang dibaca.

"Baca walaupun tidak paham isinya tetap dapat setiap satu huruf 10 kebaikan," katanya.

Ia juga mengajak umat Islam untuk rutin membaca Al-Qur'an setiap hari. "Satu hari satu juz, 30 hari 30 juz," ujarnya, mengingatkan bahwa dengan membaca satu juz setiap hari, kita dapat menyelesaikan seluruh Al-Qur'an dalam sebulan.

Syekh Ali Jaber menekankan bahwa meskipun pahala terbesar adalah dari memahami dan mengamalkan isi Al-Qur'an, membaca tanpa memahami pun tetap memiliki nilai yang sangat besar di sisi Allah. "Bacalah Al-Qur'an, walaupun belum paham, tetap berharga dan bernilai pahala besar," tegasnya.

Menurutnya, semangat dalam membaca Al-Qur'an merupakan langkah awal yang penting dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dengan membaca secara rutin, kita dapat meningkatkan kecintaan dan keterikatan kita dengan kitab suci ini.

Ia juga mengingatkan bahwa membaca Al-Qur'an dapat mendatangkan ketenangan dan keberkahan dalam hidup. "Dengan membaca Al-Qur'an, hati kita akan menjadi tenang dan hidup kita akan lebih diberkahi," kata Syekh Ali Jaber.

Selain itu, Syekh Ali Jaber menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk hidup bagi umat Islam, sehingga membaca dan mendalaminya sangat penting untuk menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan Allah SWT.

Syekh Ali Jaber juga mendorong umat Islam untuk tidak hanya membaca tetapi juga berusaha memahami dan mengamalkan isi Al-Qur'an. "Memahami dan mengamalkan Al-Qur'an itu lagi tinggi pahalanya," tambah beliau.

Ia juga mengajak umat Islam untuk memohon kepada Allah agar diberi pemahaman yang baik terhadap Al-Qur'an. "Berdoalah kepada Allah agar kita diberikan pemahaman yang baik terhadap Al-Qur'an," ujarnya.

Syekh Ali Jaber juga mengingatkan bahwa membaca Al-Qur'an adalah ibadah yang mulia dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Dengan membaca Al-Qur'an, kita mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan rahmat-Nya," katanya

Di akhir pesannya, Syekh Ali Jaber mengajak umat Islam untuk terus bersemangat dalam membaca Al-Qur'an dan menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup. "Jangan pernah bosan membaca Al-Qur'an, jadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup kita," tutupnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul