Liputan6.com, Cilacap - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, KH Yahya Zainul Ma’arif atau populer dengan sapaan Buya Yahya membahas tentang bulan shafar sebagai bulan sial atau bulan yang membawa petaka dan musibah.
Karena bulan Shafar merupakan bulan sial, maka biasanya orang-orang ketika memiliki hajat seperti membangun rumah, menikah dan lain sebagainya tidak akan dilakukan pada bulan ini.
Advertisement
Baca Juga
“Bulan Shafar, di sana ada orang yang berkeyakinan bahwasanya ini adalah bulan petaka atau musibah,” dikutip dari tayangan YouTube Short @buyayahya official, Kamis (08/08/2024).
“Maka orang beriman itu cara mengimaninya sesuatu itu tuh ada rambu-rambunya yang sangat jelas,” tandasnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Benarkah Bulan Shafar Identik dengan Musibah?
Menanggapi kepercayaan yang beredar di masyarakat bahwa bulan Shafar sebagai bulan sial dan musibah, maka Buya Yahya menerangkan bahwa musibah datangnya dari Allah, sehingga perihal informasi musibah di bulan Shafar harus berlandaskan keterangan dari si pemilik musibah itu yakni Allah SWT melalui perantara utusan-Nya, yakni Nabi Muhammad SAW.
Jikalau tidak ada informasi dari Allah SWT dan Rasulullah SAW, perihal bulan Shafar sebagai bulan musibah atau sial, maka wajib hukumnya kita tidak percaya kepada berita-berita bahwa bulan Shafar merupakan bulan musibah.
“Karena adanya musibah itu datangnya dari Allah, sehingga yang memberitahu ya Allah dan Nabi Muhammad SAW,” terangnya.
“Selagi Nabi Muhammad SAW tidak memberitahu dan Allah tidak memberitahu, maka kita pun tidak boleh sok tahu,” sambungnya.
“Apakah Nabi pernah menyebutkan bulan Shafar itu bulan petaka? Selagi tidak, maka tidak perlu berurusan dengan berita-berita semacam itu,” tandasnya.
Advertisement
Bulan Musibah yang Sesungguhnya
Buya Yahya juga menandaskan bahwa bulan yang merupakan bulan musibah yang sesungguhnya bukan bulan Shafar. Namun bulan-bulan di mana pada saat itu kita melakukan maksiat kepada Allah SWT.
“Bulan musibah ialah bulan ketika kita melakukan maksiat, berarti kita yang berbuat maksiat," paparnya.
Sementara bulan Shafar bukan bulan musibah. Melakukan kebaikan apa saja di bulan ini akan mendapatkan pahala.
“Bulan Shafar untuk sholat, untuk umroh, untuk nikah ya pahala dong, kebaikan kok jadi bulan sengsara,” jelasnya.
“Sehingga ada orang yang tidak mau menikah di bulan shafar. Dua kerugian, kerugian keyakinan yang salah dan kerugian nikahnya terlambat,” tandasnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul