Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak kisah yang menceritakan karomah Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Lathif al-Bangkalani. Kisah-kisah karomah Mbah Kholil Bangkalan terus dituturkan dari para guru ke murid.
Kekeramatan Mbah Kholil tidak lepas dari kedekatannya sebagai seorang wali kepada Allah. Kewalian Mbah Kholil sudah diakui oleh banyak ulama, salah satunya pengarang kitab Simthudduror Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsy.
Kekasyafan Mbah Kholil sudah tampak sejak ia masih mondok di pesantren. Misalnya, mengetahui isi kepala gurunya KH Muhammad Nur saat menjadi santri di Pesantren Langitan.
Advertisement
Baca Juga
Di pesantren lain, Mbah Kholil muda pernah diperintah sang guru untuk membuat sumur di tengah kemarau panjang. Uniknya, air terpancar dari sumur dengan galian yang tidak terlalu dalam.
Menurut situs Pesantren Syaichona Moh. Cholil, sumur tersebut masih ada hingga sekarang. Tidak pernah kering meski musim kemarau. Masyarakat pun sangat merasakan kebermanfaatannya.
Bagaimana kisah awal mula sumur Mbah Kholil tersebut? Simak di halaman berikutnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Membuat Sumur saat Musim Kemarau
Disarikan dari laman Syaichona.net, Mbah Kholil sudah mulai menimba ilmu agama di pesantren sejak kecil. Salah satunya ia pernah nyantri ke Pesantren Cangaan Bangil yang diasuh KH Asyik.
Suatu waktu, daerah Bangil mengalami kemarau panjang. Masyarakat kebingungan mencari air. Sungai, danau, dan sumur pun surut. Kekeringan juga dialami oleh para santri Kiai Asyik.
Di masa itu, air sangat dibutuhkan oleh pesantren. Kiai Asyik tak tinggal diam ketika pesantrennya mengalami kekeringan. Ia menyuruh Mbah Kholil yang masih baru mondok di pesantrennya.
“Kholil, sekarang ini musim kemarau sangat panjang, sehingga kesulitan mencari air, bisakah kamu menggali sebuah sumur,” pinta Kiai Asyik.
‘’Insya Allah kiai,” jawab Mbah Kholil dengan taat dan patuh terhadap gurunya meskipun mustahil akan adanya air di musim tersebut.
Advertisement
Air Menyembur Deras dari Sumur yang Tidak Dalam
Menjalani perintah gurunya, Mbah Kholil langsung mengambil pacul untuk menggali sumur. Ia mengawali pembuatan sumur tersebut dengan membaca basmalah.
Tak butuh sumur yang dalam, air sudah menyembur sangat deras kira-kira sekitar satu meter kedalamannya. Misi membuat sumur saat musim kemarau panjang berhasil.
Kabar tersebut disambut baik oleh santri dan terdengar oleh masyarakat Cagaan Bangil. Mereka pun berbondong-bondong mengambil air dari sumur tersebut. Sejak adanya sumur tersebut masyarakat merasa terbantu dan tidak lagi kesusahan mencari air.
Masya Allah, seseorang yang akan menjadi wali Allah sudah ditunjukkan tanda-tandanya sejak kecil. Karomah pun dianugerahkan seiring mulai tumbuh dewasa. Tentu saja kejadian-kejadian di luar akal manusia biasa ini atas izin dan kehendak Allah SWT. Wallahu a’lam.