Liputan6.com, Jakarta - Kisah Rasulullah SAW menangis ketika mendengarkan surah Al-Qur'an yang dibacakan oleh seorang sahabatnya menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (2/09/2024).
Surah tersebut membahas soal hari akhir atau kiamat. Surat tersebut adalah Surah Al-Ghasyiyah. Lantas, apa yang membuat Rasulullah menangis?
Advertisement
Baca Juga
Artikel kedua yang juga populer adalah cara berbakti kepada orangtua yang sudah meninggal.
Sementara, artikel ketiga yakni kisah polisi dan buronan yang bertemu di pengajian Gus Baha.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
1. Kisah Rasulullah Menangis hingga Bersender ke Pintu tatkala Ada Sahabat yang Baca Surah Al-Qur
Terdapat beberapa surah dalam Al-Qur’an yang secara spesifik menerangkan perihal hari kiamat. Satu di antaranya yang menggunakan kiamat menjadi nama surahnya yakni Surah al-Qiyamah.
Namun, surah Al-Qur'an tentang kiamat yang menjadikan Rasulullah menangis tatkala mendengarkan lantuanannya bukanlah surah al-Qiyamah.
Berdasarkan riwayat, kisah Rasulullah SAW menangis mendengarkan surah kiamah ini ketika Syekh Aidh Al Qarni dalam kitabnya yang cukup monumental yakni La Tahzan membandingkan kondisi sholat Subuh di masa Rasulullah SAW dengan sholat subuh di hari akhir.
Bagaimana kisah selengkapnya Rasulullah menangis saat mendengar surah tentang kiamat? Berikut ini ulasannya.
Advertisement
2. 3 Cara Sederhana Berbakti kepada Orangtua yang Sudah Meninggal
Jangan pernah berpikir bahwa kita tidak bisa berbakti kepada orangtua yang sudah meninggal. Masih banyak cara untuk menunjukkan penghormatan dan cinta kita kepada mereka setelah mereka meninggal.
KH Yahya Zainul Ma'arif, yang akrab disapa Buya Yahya, memberikan nasihat penting mengenai cara berbakti kepada orangtua yang telah wafat.
Dalam ceramah yang dilansir kanal YouTube @Risalahkata yang dikutip Minggu (01/09), Buya Yahya menekankan bahwa meskipun orang tua telah tiada, kewajiban berbakti kepada mereka tetap harus dijalankan dengan sepenuh hati.
Buya Yahya menjelaskan ada tiga cara utama yang bisa dilakukan oleh seorang anak untuk tetap berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal.
"Yang pertama, jangan anda berdoa kecuali orangtua Anda Anda bawa dalam doa," kata Buya Yahya.
Ia menegaskan bahwa setiap kali seorang anak berdoa, mereka harus selalu menyertakan orang tua dalam doa tersebut sebagai bentuk cinta dan sambungan hati yang tak terputus.
"Berapa kali Anda berdoa dalam sehari? Lima kali. Lima kali harus Anda bawa orang tua Anda," lanjutnya.
3. Kisah Lucu saat Polisi dan Buronan Ketemu di Pengajian Gus Baha
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mampu membungkus kisah yang seharusnya sedikit mencekam menjadi lucu, seperti saat ia mengisahkan pertemuan antara buronan dan polisi dalam pengajiannya.
Dengan gaya bercerita yang khas, Gus Baha menceritakan bagaimana seorang buronan dan seorang polisi bisa bertemu di forum pengajian yang sama, menjadikannya momen yang penuh humor sekaligus pencerahan.
Cerita ini menunjukkan kemampuan Gus Baha untuk mengubah situasi yang mungkin tegang menjadi hiburan yang ringan, sekaligus menyampaikan pesan penting tentang keterbukaan dan inklusivitas dalam kegiatan keagamaan.
Dalam ceramah yang diunggah di kanal YouTube @USTAZUNA dan dikutip pada Minggu (01/09/2024), Gus Baha menceritakan pengalaman unik ketika seorang polisi dan seorang buronan bertemu dalam satu pengajian yang dipimpinnya.
Gus Baha memulai ceritanya dengan menyebutkan bahwa dalam pengajian yang diadakannya, tidak jarang dihadiri oleh berbagai kalangan, dari yang jelas keilmuannya hingga yang kurang jelas.
"Saya itu kalau ngaji Rebo itu ribuan. Ada orang jelas, ada yang enggak jelas, setengah jelas, setengah wali, bahkan setengah buron ada semua," ujar Gus Baha.
Advertisement