Respons Adem Abdurrahman bin Auf saat Semua Hartanya Dirampas karena Ingin Hijrah dengan Rasulullah

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bagaimana Abdurrahman bin Auf melewati tiga fase penting dalam hidupnya yang penuh dengan ujian dan pengorbanan.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Sep 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 13:30 WIB
UAH
Ustadz adi Hidayat (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Ustadz Adi Hidayat (UAH)dalam ceramahnya yang diunggah di kanal YouTube @ngajimushola memberikan pelajaran berharga tentang pengorbanan dan ketulusan dalam beribadah.

Salah satu topik utama yang dibahas adalah teladan dari Abdurrahman bin Auf, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan kekayaannya serta kesediaannya untuk berkorban demi agama.

Menurut Ustadz Adi, Abdurrahman bin Auf adalah contoh nyata dari seseorang yang tidak hanya memperjuangkan harta untuk zakat, infaq, dan shodaqoh, tetapi juga menunjukkan ketulusan dalam menghadapi ujian hidup.

"Makanya dulu para sahabat berlomba-lomba mendapatkan harta untuk memenuhi zakat, infaq, shodaqoh, dan sebagainya," ujar Ustadz Adi.

Ustadz Adi kemudian menjelaskan bagaimana Abdurrahman bin Auf melewati tiga fase penting dalam hidupnya yang penuh dengan ujian dan pengorbanan.

"Ibu kenal Abdurrahman bin Auf? Ayo bilang kenal, itu kan orang paling kaya di Madinah," lanjut Ustadz Adi.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Orang Terkaya

Gunakan Thr untuk Berzakat dan Bersedekah
kebaikan untuk sesama(Foto: Freepik/Freepik)

Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Madinah pada masanya, namun kisah hidupnya menunjukkan perjalanan yang sangat menantang.

Di masa awal keislamannya, Abdurrahman bin Auf mengalami perampasan harta di Mekkah. Ustadz Adi menggambarkan situasi tersebut dengan jelas, "Abdurrahman bin Auf itu pernah kaya di Mekkah ketika masuk Islam.

Hartanya dirampas oleh orang kafir Quraisy untuk menunjukkan kepada khalayak bahwa bangsawan yang kaya jangan ikuti, karena akan mengalami nasib yang sama."

Perampasan harta ini adalah salah satu bentuk tekanan yang diberikan oleh orang kafir Quraisy kepada kaum Muslimin. Ustadz Adi menjelaskan bahwa para penguasa Quraisy memberikan dua pilihan kepada Abdurrahman bin Auf: "Kalau engkau tinggal di Mekkah dan tidak hijrah ke Madinah, kami akan mengembalikan semua hartamu, menjadikanmu sebagai orang hartawan yang paling tinggi statusnya, dan memuliakanmu."

Namun, jika Abdurrahman bin Auf memilih untuk hijrah ke Madinah, maka seluruh hartanya akan dirampas dan ia hanya boleh membawa pakaian yang melekat di tubuhnya.

Inspirasi Menjalani Kehidupan

Nasi Jumat Rp 10.000, Cara Sedekah di Bulan Ramadan ala Warga Palembang
ilustrasi sedekah. (Liputan6.com / Nefri Inge)

"Tapi kalau engkau memilih hijrah, kami rampas semua hartamu. Silakan pergi jangan bawa apapun kecuali pakaian yang melekat di badan," tambah Ustadz Adi.

Keputusan untuk hijrah adalah salah satu bentuk pengorbanan terbesar yang dilakukan oleh Abdurrahman bin Auf. Meski kehilangan seluruh harta kekayaannya, ia tetap memilih untuk hijrah demi mempertahankan iman dan mengikuti ajaran Islam.

"Ini menunjukkan betapa besar pengorbanan yang dilakukan oleh Abdurrahman bin Auf demi agama dan keimanan," kata UAH.

Ustadz Adi menekankan bahwa pengorbanan Abdurrahman bin Auf tidak hanya terletak pada kehilangan harta, tetapi juga pada ketulusan niat dan keikhlasan dalam beribadah.

"Dia menjadi contoh bagi kita tentang bagaimana seharusnya kita menanggapi ujian dan tantangan dalam hidup dengan kesabaran dan keikhlasan," jelasnya.

Ceramah ini juga mengajak umat untuk merenungkan nilai-nilai pengorbanan dan ketulusan dalam kehidupan sehari-hari.

"Kisah Abdurrahman bin Auf harus menjadi inspirasi bagi kita semua dalam menjalani kehidupan dengan penuh ketulusan dan dedikasi terhadap agama," tutup Ustadz Adi.

Ustadz Adi menutup ceramahnya dengan doa agar umat Islam dapat meneladani semangat pengorbanan dan keikhlasan dari Abdurrahman bin Auf.

"Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk mengikuti jejak para sahabat dalam mengutamakan agama di atas segalanya," ujar Ustadz Adi dengan penuh harap.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya