Rasulullah Sangat Marah kepada Pemalas, Buya Yahya Soroti Hal Ini

Buya Yahya menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW sangat marah terhadap orang-orang yang malas dan tidak produktif.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2024, 07:30 WIB
buya yahya 222
Buya Yahya (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Malas merupakan keadaan di mana seseorang merasa enggan atau tidak memiliki motivasi untuk melakukan suatu aktivitas, pekerjaan, atau tanggung jawab meskipun sebenarnya mampu melakukannya.

Malas bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelelahan, kebosanan, kurangnya minat, atau ketidakmampuan mengelola waktu dengan baik.

Secara umum, malas sering dianggap sebagai sikap yang negatif karena menghambat produktivitas dan pencapaian tujuan, baik dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan, maupun studi.

KH Yahya Zainul Ma'arif, atau dikenal sebagai Buya Yahya, dalam ceramahnya menekankan betapa pentingnya etika kerja dalam Islam dan bagaimana Nabi Muhammad SAW memiliki sikap tegas terhadap orang-orang pemalas.

Dalam video yang dikutip dari unggahan di kanal YouTube @kalamulama2022, Buya Yahya menguraikan bagaimana Rasulullah Muhammad SAW menanggapi sikap malas dengan penuh kemarahan.

Buya Yahya menjelaskan bahwa Rasulullah marah sekali terhadap orang-orang yang malas dan tidak produktif.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Nabi Muhammad SAW Sampai Marah Besar

Ilustrasi sedih, kecewa, malas
Ilustrasi malas. (Photo by Aleksandra Sapozhnikova on Unsplash)

"Nabi marah dengan orang pemalas sampai Nabi takjiz. Jangan kau menjadi orang pemalas. Nabi marah dengan orang malas. Nabi tidak senang dengan orang-orang semacam itu," ujar Buya Yahya.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya untuk memiliki semangat kerja dan produktivitas dalam pandangan Islam.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa kemalasan tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga bisa mempengaruhi masyarakat sekitar.

"Maka ayo keluar dari sifat malas ini. Semuanya punya jiwa bekerja," kata Buya Yahya.

Buya Yahya mengungkapkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan motivasi kepada umatnya untuk bekerja keras.

"Nabi memberikan motivasi kepada orang-orang untuk bekerja. Siapa yang mengatakannya? Orang pengusaha yang jujur itu mati syuhada bersama orang-orang mati syahid," tambahnya.

Ini menegaskan bahwa kerja keras dan kejujuran dalam bisnis bisa membawa seseorang kepada derajat yang tinggi di sisi Allah.

Dalam penjelasannya, Buya Yahya juga menyoroti pentingnya integritas dan kejujuran dalam pekerjaan.

Pebisnis Bisa Bareng Nabi dan Syuhada di Akhirat Kelak

Ilustrasi Malas
Ilustrasi malas, tidur, pemalas. (Foto: Freepik/stockking)

"Orang yang berbisnis atau bekerja, asalkan jujur dan benar, dia bersama para nabi dan bersama para syuhada," ulang Buya Yahya.

Sudah jelas pengakuan bahwa etika kerja yang baik dan kejujuran sangat dihargai dalam Islam.

Ceramah ini bertujuan untuk menginspirasi umat Islam agar tidak hanya bekerja keras tetapi juga menjaga integritas dalam setiap aktivitas mereka.

"Kita harus menjadi orang yang aktif, produktif, dan jujur dalam setiap usaha kita," kata Buya Yahya.

Buya Yahya juga menekankan bahwa sikap malas bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya kerja keras dan produktivitas.

"Sikap malas itu bertentangan dengan ajaran Nabi. Kita harus menghindari sifat malas dan berusaha keras dalam setiap aspek kehidupan," jelasnya.

Dalam video tersebut, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa kerja keras harus disertai dengan niat yang baik dan sesuai dengan ajaran Islam.

"Niatkan setiap usaha kita untuk mendapatkan ridha Allah dan melakukan yang terbaik dalam setiap pekerjaan," ujarnya.

Pesan Buya Yahya ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi umat Islam untuk terus berusaha dan tidak terjebak dalam kemalasan.

"Jadikan setiap pekerjaan sebagai bentuk ibadah dan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah," tambah Buya Yahya. Ini adalah seruan untuk memandang setiap aktivitas sebagai kesempatan untuk beribadah.

Dengan penjelasan ini, Buya Yahya berharap agar setiap individu bisa memahami pentingnya etika kerja dan menghindari sikap malas.

"Jangan sampai kemalasan menghambat kita untuk mencapai tujuan dan mendapatkan berkah dari Allah," tegasnya.

Dalam akhir ceramahnya, Buya Yahya menekankan bahwa sikap positif terhadap pekerjaan dan kejujuran adalah kunci untuk mendapatkan berkah dan derajat yang tinggi di sisi Allah.

"Kita harus selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam pekerjaan kita dan menjaga integritas kita," pungkas Buya Yahya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya