Teks Khutbah Jumat: Peringatan Maulid Nabi dan Teladan Sifat Pemaaf Rasulullah SAW

Penting bagi seorang muslim untuk dapat meneladani sifat pemaaf Rasulullah SAW. Sebab dengan sifat ini akan membuat kehidupan menjadi lebih tenang dan tidak dipenuhi dengan amarah maupun dendam. 

oleh Putry Damayanty diperbarui 12 Sep 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2024, 18:30 WIB
Rindu Pada Nabi Muhammad SAW? Ini Peninggalan Tubuh Rasulullah
Kaligrafi Nabi Muhammad SAW | Via: flickr.com

Liputan6.com, Jakarta - Mengendalikan emosi adalah suatu hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Terlebih bisa menanamkan sifat pemaaf dalam diri atas setiap kesalahan yang mungkin pernah dilakukan oleh orang lain terhadap kita.

Jika seseorang terlatih atau pandai dalam mengendalikan emosi dan menjadi pribadi pemaaf, sejatinya ia telah menjaga dirinya sendiri dari kehinaan.

Diriwayatkan dalam sebuah hadis oleh ath-Thabrani, Nabi menyebutkan pada Uqbah bin Amir mengenai tiga akhlak yang paling utama. Tiga akhlak tersebut ialah menyambung tali silaturahmi dengan seseorang yang memutusnya, memberi orang yang tidak pernah memberi, dan memaafkan orang yang berbuat zalim.

Disebutkan pula oleh Imam as-Suyuthi bahwa tiga perbuatan ini menjadi sebab diringankannya hisab seseorang. Selain memberi nasihat dengan kata-kata, Rasulullah SAW juga memberi teladan yang nyata dan berkaitan dengan keutamaan memberi maaf. 

Mengutip dari laman NU Online berikut merupakan teks khutbah jumat tentang teladan sifat pemaaf Rasulullah SAW. Khutbah jumat ini menjadi pengingat bagi kita untuk dapat mencontoh sifat pemaaf yang dimiliki oleh beliau.

Materi khutbah berikut disusun oleh Amien Nurhakim, Musyrif Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences. Semoga bermanfaat!

Khutbah I

الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, 

Di siang hari yang penuh berkah ini, khatib mengajak jamaah sekalian dan tentunya diri khatib pribadi untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada-Nya, karena dengan ketakwaan, Allah akan memberikan jalan keluar dari problem kehidupan yang kita hadapi, juga akan memberi kita anugerah yang melimpah tanpa disangka-sangka dari mana datangnya.

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati Allah,

Kini kita berada di bulan yang penuh kebahagiaan, bulan kasih sayang, yaitu bulan Rabi’ul Awwal. Bulan ini juga sering disebut bulan Maulid, yaitu bulan di mana Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia ini. Pada bulan ini, umat Islam di berbagai belahan dunia merayakan kelahiran sang Rasul dengan beragam perayaan sesuai tradisi dan kebudayaannya masing-masing. Dalam perayaan maulid, shalawat serta salam dilantunkan, kisah perjalanan hidup baginda Nabi dibacakan, semua itu dilakukan tidak lain adalah untuk meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW ​​​​​yang mulia. 

Mengenai akhlak Nabi yang perlu diteladani, Allah SWT berfirman dalam surah al-Ahzab Ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” 

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT,

Salah satu akhlak Nabi dan suri tauladan yang perlu kita contoh dan ikuti adalah sifat Nabi Muhammad SAW yang pemaaf. Dikisahkan bahwa suatu hari Nabi sedang berkumpul bersama para sahabatnya di masjid. Seketika, seorang Arab Badui dari pedalaman muncul ke masjid. Akan tetapi, bukannya mengikuti majelis Nabi, Arab Badui tersebut tiba-tiba kencing di salah satu pojokan masjid. Melihat hal tersebut, para sahabat pun marah dan ingin melabrak orang Arab Badui tersebut. 

Sebelum para sahabat tersebut melabrak orang Arab Badui itu, Rasulullah SAW  pun mencegahnya. Beliau membiarkan supaya orang Arab Badui tersebut menyelesaikan buang air kecilnya. Setelah tuntas, kemudian Rasulullah meminta salah satu sahabatnya untuk mengambil air, kemudian menyiram bekas yang dikencingi. Orang Arab Badui itu pun dibiarkan pergi oleh Rasulullah SAW. 

Kisah ini menunjukkan bahwa Rasulullah merupakan sosok yang besar hati, tidak mudah menyalahkan orang lain, bahkan memaafkan orang yang sudah jelas-jelas salah karena bagaimana pun orang Arab Badui tersebut barangkali tidak mengetahui bahwa perbuatannya tersebut dilarang. Sifat teladan inilah yang harus kita teladani dari beliau. 

Jamaah Sholat Jumat rahimakumullah 

Pada kisah lainnya, di kala Rasulullah menyebarkan dakwahnya, berbagai cacian, penindasan, penyiksaan telah beliau alami. Bahkan tindakan-tindakan tersebut bukan hanya menimpa beliau, akan tetapi orang-orang di sekitar Rasulullah, baik keluarga maupun para sahabatnya.  

Salah satu yang menjadi korban penyiksaan adalah keluarga Ammar bin Yasir. Ibunya Ammar, yaitu Sumayah, dibunuh dengan ditusuk menggunakan tombak. Ayah Ammar, yaitu Yasir, dibunuh dalam penyiksaan itu. Sementara Ammar dipaksa untuk keluar dari Islam. Melihat penyiksaan dan kezaliman tersebut, Rasulullah SAW tidak menaruh dendam sama sekali, hanya memerintahkan Ammar untuk bersabar. “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sungguh kalian telah dijanjikan masuk surga.”

Lanjutan Khutbah Pertama

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dikisahkan juga ada seorang penyair yang masyhur di tanah Arab, yaitu Ka’b ibn Zuhayr. Di saat Nabi Muhammad SAW mendakwahkan risalah Islam. Kala itu banyak sekali yang memusuhinya di antaranya adalah Ka’b ibn Zuhayr. Ia menggunakan seni sebagai perlawanan, yaitu dengan menciptakan syair-syair sebagai kontra terhadap ajaran yang Rasulullah bawa. 

Ketika peristiwa penaklukan kota Makkah oleh kaum Muslimin yang terjadi pada tahun 8 Hijriyah, Ka’b merupakan salah satu musuh kaum Muslimin yang melarikan diri. Bujayr yang merupakan saudara Ka’b yang telah dahulu masuk Islam menyarankan Ka’b untuk menemui Rasulullah, sebab siapa pun yang datang pada beliau dan mengakui kesalahannya, maka akan diberi maaf. 

Ka’b pun mendatangi Rasulullah dan beberapa sahabat beliau berdiri ingin menyerang Ka’b, akan tetapi Rasulullah SAW mencegahnya dan mendengarkan penyesalan Ka’b. Ka’b pun bertobat dengan tulus dan Rasulullah memaafkannya. Bahkan Ka’b membacakan bait-bait syair yang dinamakan “Banat Su’ad” hingga Nabi pun senang dan menghadiahinya mantel yang terbuat dari bulu. 

Jamaah Sholat Jumat yang dirahmati oleh Allah, 

Tampaknya sifat pemaaf Nabi dan akhlaknya yang mulia sangat membekas di benak para keluarga dan sahabatnya. Di antara yang pernah menceritakan perangai dan akhlak Nabi yang mulia dan pemaaf adalah ummahatul mu’minin, siti Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan:

لَمْ يَكُنْ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَلَا صَخَّابًا فِي الْأَسْوَاقِ وَلَا يَجْزِي بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَصْفَحُ  

Artinya: "Siti Aisyah menceritakan, “Rasulullah bukanlah seorang yang buruk perilakunya, tidak pula menjelek-jelekkan orang lain. Beliau tidak suka berteriak di pasar. Beliau bukanlah tipe orang yang membalas keburukan dengan keburukan, namun beliau selalu memaafkan dengan lapang dada.” (HR. al-Tirmidzi). 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, 

Semoga di bulan Maulid ini kita dapat bershalawat, mengirim salam, dan membaca kisah-kisah perjalanan hidup sumber teladan kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya berhenti pada membacanya, kita juga dapat meneladani dan mengikuti akhlak beliau yang pemaaf, sehingga nanti di akhirat kelak kita diakui sebagai umatnya Nabi SAW. Aamiin…

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم  

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Saksikan Video Pilihan ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya