Bertaubat lalu Maksiat, Apakah Allah Akan Mengampuni Dosanya? UAH Menjawab

Apakah Allah SWT akan kembali mengampuni dosa seseorang yang terus mengulangi maksiat padahal sudah bertauabt? Soal ini, ulama kharismatik Muhammadiyah Ustadz Adi Hidayat (UAH) pernah menjelaskan dalam salah satu ceramahnya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 16 Sep 2024, 03:30 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2024, 03:30 WIB
Ustaz Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat. (YouTube Adi Hidayat Official)

Liputan6.com, Jakarta - Islam telah memberikan panduan agar bertaubat memohon ampun kepada Allah SWT bagi muslim yang melakukan maksiat. Pada dasarnya, Allah SWT akan menerima taubat seorang hamba-Nya yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh.

Terkait dengan taubat, cukup banyak ditemukan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang menyatakan akan menerima permohonan taubat hamba-Nya. Salah satunya adalah surah Al-Maidah ayat 39.

فَمَنْ تَابَ مِنْۢ بَعْدِ ظُلْمِهٖ وَاَصْلَحَ فَاِنَّ اللّٰهَ يَتُوْبُ عَلَيْهِۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ۝٣٩

Artinya: “Maka, siapa yang bertaubat setelah melakukan kezaliman dan memperbaiki diri, sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Namun dalam realitanya, kerap terjadi setelah bertaubat malah mengulangi kesalahan yang sama. Maksiat kembali dilakukan padahal sudah memohon ampun kepada Allah SWT.

Pertanyaannya, apakah Allah SWT akan kembali mengampuni dosa seseorang yang terus mengulangi maksiat padahal sudah bertauabt? Soal ini, ulama kharismatik Muhammadiyah Ustadz Adi Hidayat (UAH) pernah menjelaskan dalam salah satu ceramahnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Penjelasan UAH

Ustadz Adi Hidayat hadir dalam acara tabligh akbar puncak rangkaian milad 1 Dekade Metode Wafa di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. (Istimewa).
Ustadz Adi Hidayat hadir dalam acara tabligh akbar puncak rangkaian milad 1 Dekade Metode Wafa di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. (Istimewa).

Untuk menjawab pertanyaan di atas, UAH mengutip firman Allah dalam surah An-Nisa ayat 17.

اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰۤىِٕكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا 

Artinya: “Sesungguhnya bertaubat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertaubat. Taubat mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”

“Jadi taubat itu jangan ketika Anda kerjakan, misalnya terjadi lagi, Anda simpulkan gak terima. Jangan gitu. Artinya terus taubat, taubat, taubat sampai Anda di titik menyesali itu. Jangan berhenti,” tutur UAH, dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Ahad (15/9/2024).

UAH mengatakan, Allah menyukai hamba-hamba-Nya yang bertaubat. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 222.

“Salah, taubatin lagi. Salah, taubatin lagi sampai kita merasakan titik jenuh dalam bermaksiat dan kembali kepada taubat,” imbuhnya.

Agar Tidak Mengulangi Maksiat

Tanggapi Debat Terakhir, Ustaz Adi Hidayat Apresiasi Sikap Para Paslon: Teduh Namun Tetap Substansial
Tangkapan layar channel Youtube Adi Hidayat Official yang diunggah Senin (5/2/2023).

Mengulangi kesalahan serupa yang membuat dosa memang sering dilakukan oleh sebagian orang. Seseorang seharusnya segera bertaubat ketika kemaksiatan itu dilakukan lagi.

Lantas, bagaimana cara agar selalu bertaubat agar tidak mengulangi perbuatan maksiat?

UAH menuturkan, saat terdorong berbuat maksiat, misalnya karena syahwat, maka saran para ulama adalah membayangkan saat itu juga akan diwafatkan oleh Allah. Menurut para ulama, itu cara menghentikan maksiat yang terulang. 

“Ada dorongan syahwat nih. Ketika akan berpikir untuk melakukan, bayangkan dan rasakan bagaimana kalau diwafatkan saat itu. Itu akan menghentikan seketika,” ujarnya.

Cara lain untuk menghentikan perbuatan maksiat adalah bergaul dengan orang saleh. Kemudian melaksanakan sholat, karena sesungguhnya sholat adalah kunci untuk mencegah dari perbuatan keji dan munkar. 

“Pencegah utamanya adalah sholat. Maka dalam sujud mohonkan khusus kepada Allah supaya bisa dibimbing diberikan kekuatan oleh Allah untuk mengendalikan syahwatnya,” kata UAH.

Cara berikutnya adalah berpuasa. Sebab puasa merupakan salah satu ibadah yang paling efektif untuk bisa mencegah maksiat.

“Anda kalau syahwat sedang muncul (tapi) sedang puasa gak akan dilakukan, berat untuk melakukan (maksiat) itu. Minimal yang pertama takut batal. Ke sananya lagi itu akan terbiasa (tidak melakukannya),” tandas UAH.

Wallahu a'lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya