Potensi Terjelek Kita Adalah Perilaku Sendiri Ujar Gus Baha, Maksudnya Gimana Gus?

Gus Baha kemudian menjelaskan bahwa ajaran Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan umat manusia tentang potensi kerusakan yang bisa terjadi akibat perilaku diri sendiri.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2024, 16:30 WIB
Gus Baha 2
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, menyampaikan pesan penting terkait dengan perilaku manusia.

Dalam sebuah pengajian, Gus Baha menekankan bahwa potensi terjelek manusia justru berasal dari dirinya sendiri, yakni melalui perilaku yang mereka tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Gus Baha, saat seseorang berperilaku buruk, mereka secara langsung merusak dirinya sendiri. Hal ini berbeda dengan jika orang lain yang berusaha menjatuhkan seseorang.

"Orang lain mau menjatuhkan Anda itu lewat memfitnah atau mencibir, dan itu pun harus menunggu hingga diterima oleh orang lain," ucapnya.

Pernyataan tersebut dikutip dari kanal YouTube @keluargamendol, di mana Gus Baha menjelaskan bahwa kerusakan yang datang dari diri sendiri jauh lebih cepat dan fatal dibandingkan dengan ancaman dari luar.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kejelekan Berawal dari Diri Sendiri

20151216-Ilustrasi Bunuh Diri
Ilustrasi Bunuh Diri (Istimewa)

"Tapi kalau kita menjatuhkan diri kita sendiri, contohnya seperti 'telanjang' di depan umum, langsung dianggap tidak waras," lanjut Gus Baha.

Ia memberikan perumpamaan yang menarik tentang bagaimana perilaku seseorang dapat menghancurkan dirinya dengan cara yang lebih langsung.

"Orang lain mau membunuh Anda nunggu nyantet atau nunggu bacok, tapi kalau kamu sendiri yang jelek, bunuh diri, selesai sudah," ujarnya.

Gus Baha kemudian menjelaskan bahwa ajaran Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan umat manusia tentang potensi kerusakan yang bisa terjadi akibat perilaku diri sendiri.

Menurutnya, Nabi mengajarkan bahwa perilaku kita sendiri adalah faktor utama yang bisa menghancurkan kita.

Lebih lanjut, Gus Baha mengutip sebuah doa yang berbunyi, "A'udzubika min syarri ma shona" yang artinya memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan diri sendiri.

Doa ini adalah bagian dari Sayyidul Istighfar, yang dikenal sebagai doa pertaubatan dan memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa yang telah diperbuat.

Pentingnya doa tersebut, menurut Gus Baha, adalah sebagai bentuk hubungan seorang hamba dengan Allah. "Doa ini mengajarkan kita untuk meminta perlindungan dari Allah, supaya kita terjaga dari keburukan kita sendiri," jelasnya.

 

Pesan Gus Baha, Janga Berlindung Keburukan Orang Lain

Ilustrasi Bunuh Diri. (Freepik/Dashu83)
Ilustrasi Introspeksi diri. (Freepik/Dashu83)

Lebih jauh, Gus Baha menegaskan bahwa jika seseorang hanya berfokus untuk berlindung dari keburukan orang lain, itu bisa dianggap sebagai bentuk suudzon atau berprasangka buruk kepada orang lain.

"Kalau Anda istiadah (memohon perlindungan) dari keburukan orang lain, berarti Anda sudah nuduh orang lain dan menganggap potensi orang lain menghancurkan Anda," paparnya.

Ia menambahkan bahwa prasangka buruk terhadap orang lain adalah bagian dari suudzon yang sebaiknya dihindari oleh setiap umat Islam.

"Padahal yang perlu kita waspadai pertama kali adalah diri kita sendiri," lanjut Gus Baha.

Dengan mengucapkan "A'udzubika min syarri ma shona", umat Islam diingatkan untuk selalu introspeksi diri dan memperbaiki perilaku sebelum menyalahkan pihak lain. Hal ini juga merupakan ajaran penting dalam menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia.

Gus Baha menekankan bahwa doa tersebut tidak hanya relevan dalam konteks spiritual, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menjaga perilaku dan selalu memohon perlindungan dari Allah, seseorang dapat menghindari berbagai potensi keburukan yang mungkin datang dari dirinya sendiri.

Ia pun mengajak para jamaah untuk selalu meningkatkan kualitas ibadah dan menjaga akhlak yang baik, agar tidak terjebak dalam perilaku buruk yang bisa menghancurkan kehidupan mereka sendiri.

"Karena yang paling berpotensi menghancurkan kita bukan orang lain, tapi diri kita sendiri," pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya