Banyak Amalan Guru Sekumpul di Internet, Bolehkah Diamalkan? Ini Kata Murid Habib Umar bin Hafidz

Kendati sudah tiada, rekaman ceramah Guru Sekumpul beredar di internet, baik yang berbentuk video maupun yang sudah dikemas dalam bentuk tulisan. Pertanyaannya, apakah boleh melakukan amalan Guru Sekumpul yang beredar di internet?

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 08 Okt 2024, 01:30 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2024, 01:30 WIB
Abah Guru Sekumpul
Abah Guru Sekumpul (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul adalah ulama besar dari tanah Borneo. Semasa hidupnya ia menjadi salah satu ulama yang sangat dihormati dan disegani. Tak hanya oleh masyarakat Kalimantan, tapi juga muslim di berbagai penjuru Nusantara.

Guru Sekumpul sebenarnya tak ingin terlalu tersorot. Ia semasa hidupnya selalu menghindari popularitas. Kekhumulan Guru Sekumpul ini diakui oleh salah satu guru mursyidnya, Syekh Muhammad Syarwani Abdan (Guru Bangil).

“Zaini ini suka khumūl, masyarakat saja yang mempopulerkannya,” katanya kepada sang putra, KH M. Kasyful Anwar, dikutip dari buku Figur Karismatik Abah Guru Sekumpul karya KH. M. Anshary El Kariem via Gusdurian.net.

Guru Ijai, nama lain dari Guru Sekumpul, telah berpulang pada 10 Agustus 2005. Setelah wafat, keluarga dan murid-murid Guru Sekumpul selalu memperingati haulnya setiap setahun sekali untuk mengingat kembali jasa-jasa dan perjuangan ulama besar Kalimantan tersebut sekaligus mendoakannya.

Kendati sudah tiada, rekaman ceramah Guru Sekumpul beredar di internet, baik yang berbentuk video maupun yang sudah dikemas dalam bentuk tulisan. Tak hanya nasihat, tapi sering juga ditemukan amalan-amalan yang pernah ia ijazahkan semasa hidupnya.

Pertanyaannya, apakah boleh melakukan amalan Guru Sekumpul yang beredar di internet? Simak berikut jawaban murid Habib Umar bin Hafidz, Habib Hasan bin Ismail Al Muhdor.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Boleh Diamalkan

Habib Hasan bin Ismail Al Muhdor
Habib Hasan bin Ismail Al Muhdor menaggapi soal nasab habib yang terputus. (YouTube Ahbaabul Musthofa Channel)

Habib Hasan bin Ismail Al-Muhdor mengatakan, ketika mendapatkan suatu amalan, yang perlu diperhatikan pertama kali adalah siapa yang memberi amalan tersebut. Apakah ia orang yang berilmu, orang bertakwa, atau malah tidak diketahui latar belakangnya.

“Kedua, Anda lihat amalannya. Anda mampu gak. Kadang-kadang amalan yang baik belum waktunya kita amalkan, bukan kelas kita untuk mengamalkannya, karena dosisnya terlalu berat,” tutur Habib Hasan dikutip dari YouTube Ahbabul Musthofa Channel, Senin (7/10/2024).

Jika dua hal tersebut aman, terlebih yang memberi amalannya orang saleh seperti Guru Sekumpul dan amalannya mudah dilakukan, maka kata Habib Hasan boleh diamalkan.

“Kalau Anda yakin kepada Guru Sekumpul beliau orang saleh dan amalannya itu Anda mampu mengamalkannya, Anda amalkan silakan,” katanya.

Adapun salah satu amalan Guru Sekumpul yang pernah Liputan6.com ulas adalah soal kiat mendapatkan rezeki yang tak disangka. Amalan ini dilakukan setiap Jumat. Anda dapat membaca artikel berikut ini jika ingin melakukan amalan tersebut.

Kata Buya Yahya soal Amalan dari Internet

Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya. (Tangkap layar YouTube Al Bahjah TV)

Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya pernah mendapat pertanyaan serupa, namun sumber amalannya tidak secara khusus dari Guru Sekumpul.

Ia mengatakan, hal pertama yang perlu diperhatikan sebelum mengamalkan amalan dari internet atau media sosial adalah mengecek terlebih dahulu sumbernya dari mana. Buya Yahya mengimbau umat Islam jangan asal mengerjakan amalan jika sumbernya tidak jelas. 

“Kalau ada orang share kepada Anda harus tahu dari mana itu sumbernya, kan begitu. Kalau tidak, gak bener ibadah semacam itu. Harus ada dong (sumbernya),” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.

Buya Yahya mengatakan, benar atau tidaknya amalan yang dibagikan di internet atau medsos harus dinilai oleh orang yang punya ilmu. Bisa saja hadis yang digunakan oleh pembuat konten tidak benar alias palsu. 

“Tapi kembali kepada sumbernya. Kalau sumbernya yang ma'ruf, yang sudah selama ini dikenal, dia seorang alim, sholeh, memberi share, oke (boleh diamalkan). Tapi kalau asal (harus) waspada. Jadi jangan sampai asal mengamalkan bahkan jangan asal menge-share,” imbuhnya.

Kesimpulannya adalah boleh-boleh saja mengamalkan amalan Guru Sekumpul yang beredar di internet. Namun demikian, penting memperhatikan sumber yang membagikan amalan tersebut. Alangkah lebih baiknya jika rekaman amalan tersebut yang bicaranya langsung dari Guru Sekumpul, bukan dubbing. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya