Liputan6.com, Jakarta - Kemarahan malaikat digambarkan sebagai sesuatu yang dahsyat dan penuh dengan kekuatan illahi. Sebagai makhluk yang patuh sepenuhnya kepada Allah, malaikat jarang sekali memperlihatkan emosi.
Namun ketika perintah Allah dilanggar dengan sengaja oleh manusia atau makhluk lainnya, kemarahan mereka bisa mewujud menjadi azab yang menimpa kaum yang zalim.
Advertisement
Kemarahan ini bukanlah emosi yang tidak terkendali, melainkan ekspresi keadilan illahi yang turun untuk menegakkan kebenaran dan menghukum kejahatan yang sudah melampaui
Advertisement
KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau Gus Baha, kembali memberikan ceramah yang menarik. Kali ini, topik yang diangkat berkaitan dengan bagaimana cara meredam kemarahan malaikat.
Dalam ceramahnya, Gus Baha mengungkapkan sebuah rahasia penting yang jarang dibahas, yaitu tentang kekuatan hafalan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @galuraofficial, Gus Baha menjelaskan bahwa ada cara yang cukup sederhana untuk meredam kemarahan malaikat, yaitu dengan menghafal surat-surat tertentu dari Al-Qur'an.
Salah satu surat yang dianjurkan adalah surat Al-Mulk atau dikenal juga dengan nama Surat Tabarak. Menurut Gus Baha, hafalan surat Tabarok memiliki kekuatan luar biasa dalam melindungi seseorang dari kemarahan malaikat.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Hafal Surat Ini, Malaikat Tak akan Marah
Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahwa adat orang-orang Jawa selain hafal surat Yasin, juga sering kali menghafal surat Tabarak.
"Kalau kita bisa hafal surat Al-Mulk, malaikat tidak akan mudah marah kepada kita," ujarnya. Gus Baha juga mengingatkan bahwa surat ini memiliki banyak keutamaan, termasuk sebagai perisai di alam kubur.
Gus Baha mengungkapkan bahwa mempelajari bab ini membutuhkan waktu lama baginya. Setelah mendalami berbagai dalil dan hikmah, ia menemukan bahwa salah satu kunci utama agar malaikat tidak marah adalah dengan menghafal Al-Qur'an, meski hanya satu surat.
Tidak perlu hafal seluruh Al-Qur'an, cukup dengan menghafal surat yang disarankan seperti Al-Mulk atau Al-Waqiah.
"Malaikat juga mengikuti aturan fikih. Orang yang hafal Al-Qur'an itu haram disakiti atau dihinakan. Maka malaikat tidak boleh menghinakan atau menyakiti mereka yang hafal Al-Qur'an," jelas Gus Baha.
Dengan demikian, hafalan Al-Qur'an menjadi tameng yang melindungi dari berbagai bahaya, termasuk dari kemarahan malaikat.
Lebih lanjut, Gus Baha menyampaikan bahwa hafalan surat Al-Qur'an, meski hanya satu surat, sudah cukup untuk memberi syafaat kepada pemiliknya.
Advertisement
Pentingnya Hafalan Al-Quran
"Hafalan surat-surat seperti Tabarok atau Waqiah bisa berdiri sendiri dan memberi syafaat kepada orang yang menghafalnya," kata Gus Baha dalam ceramahnya. Ini menjadi motivasi bagi banyak umat Islam untuk semakin rajin menghafal dan mempelajari Al-Qur'an.
Menurut Gus Baha, ulama sepakat bahwa ada tiga entitas yang dapat memberi syafaat di hari kiamat. Pertama adalah Al-Qur'an, kedua adalah Rasulullah SAW, dan ketiga adalah orang-orang saleh.
"Syafaat itu penting, dan salah satu cara untuk mendapatkannya adalah dengan memiliki kedekatan dengan Al-Qur'an," tegasnya.
Tidak hanya itu, Gus Baha juga menyarankan agar setiap orang mulai membiasakan diri untuk menghafal setidaknya satu surat dari Al-Qur'an.
Selain Al-Mulk dan Al-Waqiah, surat-surat lainnya yang memiliki keutamaan bisa dipelajari, seperti Yasin atau Ar-Rahman. Semua surat ini memiliki nilai yang sangat tinggi dan mampu melindungi seseorang di dunia maupun di akhirat.
Hafalan Al-Qur'an, selain menjadi ibadah, juga bisa menjadi pelindung dari berbagai marabahaya, termasuk kemarahan malaikat.
Gus Baha juga menekankan bahwa pentingnya hafalan Al-Qur'an tidak hanya sekadar untuk mendapatkan syafaat di akhirat, tetapi juga sebagai bentuk kedekatan kita dengan Allah SWT.
"Ketika kita hafal Al-Qur'an, kita sebenarnya sedang berinteraksi langsung dengan firman Allah. Itu adalah bentuk cinta kita kepada-Nya," ungkap Gus Baha.
Selain itu, Gus Baha juga mengingatkan agar umat Islam tidak merasa terbebani dengan kewajiban menghafal seluruh Al-Qur'an. Menurutnya, yang paling penting adalah niat yang tulus dan konsisten dalam menjaga hafalan meski hanya beberapa surat.
"Tidak perlu khawatir kalau hanya hafal sedikit, yang penting hafalan itu dipertahankan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Ceramah Gus Baha tentang cara meredam kemarahan malaikat ini semakin memperkuat posisi Al-Qur'an sebagai pedoman hidup yang harus dijaga dan dipelajari oleh setiap muslim.
Dengan hafalan Al-Qur'an, seseorang bisa mendapatkan perlindungan dan syafaat yang tidak ternilai harganya.
Mengakhiri ceramahnya, Gus Baha mengingatkan agar setiap umat Islam senantiasa menjaga hubungan baik dengan Allah SWT melalui Al-Qur'an.
"Jadikan Al-Qur'an sebagai sahabat dalam hidup kita. Jangan sampai kita jauh dari Al-Qur'an, karena itu adalah sumber keselamatan kita," tuturnya.
Pesan ini tentunya menjadi refleksi bagi kita semua untuk terus mendekatkan diri kepada Allah melalui Al-Qur'an, dan semoga dengan mengamalkannya kita bisa terhindar dari segala bentuk kemarahan, baik di dunia maupun di akhirat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Â