Pentingnya Menjaga Lisan, Konsekuensinya Berat Kata Buya Yahya

Buya Yahya mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menjaga lisan, terutama dalam berbicara dengan orang lain. Menurutnya, kata-kata yang keluar dari mulut harus dipertimbangkan dengan matang karena setiap perkataan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Okt 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2024, 18:30 WIB
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita lupa untuk menjaga perkataan yang keluar dari mulut kita. Lidah, meskipun kecil, memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk sikap, hubungan, dan bahkan menentukan jalan hidup seseorang.

KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, memberikan nasihat penting tentang hal ini dalam salah satu ceramahnya.

Buya Yahya mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menjaga lisan, terutama dalam berbicara dengan orang lain. Menurutnya, kata-kata yang keluar dari mulut harus dipertimbangkan dengan matang karena setiap perkataan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

Hal ini disampaikan dalam sebuah ceramah yang tayang di kanal YouTube @buyayahyaofficial, di mana Buya Yahya menekankan betapa besar dampak dari ucapan yang tidak dijaga.

"Sering kali orang tidak sadar, satu kata yang keluar dari mulut bisa menyakiti orang lain. Lidah ini bisa menjadi penyebab seseorang masuk neraka jika tidak dijaga," ujar Buya Yahya dalam ceramah tersebut, mengingatkan umat untuk berhati-hati dalam bertutur kata.

Buya Yahya juga mengutip beberapa hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan bahwa menjaga lisan merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman seseorang.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Berkata Baik atau Diam

Ilustrasi diam tutup mulut
Jaga sikap dan ucapanmu/Copyright unsplash/Kristina Flour

"Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya berkata baik atau diam," katanya, mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Dalam kehidupan sehari-hari, lanjut Buya Yahya, banyak orang yang terlena dengan obrolan atau perkataan yang tidak ada manfaatnya. Bahkan, terkadang obrolan tersebut berubah menjadi ghibah (menggunjing) atau fitnah yang bisa merusak hubungan sosial dan membawa dosa besar.

"Jangan sampai lidah kita menjadi penyebab permusuhan atau kerusakan di antara saudara-saudara kita," tegasnya.

Menurut Buya Yahya, ada baiknya seseorang memperbanyak diam jika tidak yakin apakah perkataan yang akan diucapkan itu baik atau tidak.

"Lebih baik diam daripada bicara yang tidak bermanfaat. Karena diam adalah salah satu bentuk ibadah ketika kita tidak yakin apakah perkataan kita bermanfaat atau justru membawa keburukan," jelasnya.

Buya Yahya juga menegaskan bahwa menjaga lisan tidak hanya penting dalam berbicara langsung, tetapi juga dalam berkomunikasi di media sosial.

Di era digital seperti sekarang, kata-kata yang dituliskan di media sosial sama berbahayanya dengan kata-kata yang diucapkan. "Kita harus berhati-hati dalam menulis di media sosial. Jangan sampai kita menebar fitnah atau menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya," ucapnya.

 

Kata Keluar dari Jemari Juga Harus Dijaga

Ilustrasi main HP, kirim-menerima pesan
Ilustrasi main HP, kirim-menerima pesan. (Photo by bruce mars on Unsplash)

Nasihat ini sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini, di mana media sosial sering kali menjadi tempat perdebatan yang tidak sehat dan penyebaran informasi yang tidak benar.

Buya Yahya mengingatkan bahwa setiap tulisan dan komentar yang kita buat juga akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.

"Jangan remehkan kata-kata yang keluar dari jari-jari kita saat mengetik di media sosial. Semua itu akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat," ujarnya, memperingatkan agar umat Islam lebih bijak dalam berinteraksi di dunia maya.

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan bahwa salah satu cara untuk menjaga lisan adalah dengan banyak berdzikir dan mengingat Allah.

Dengan memperbanyak dzikir, hati akan selalu diingatkan untuk menghindari perkataan yang tidak baik dan lebih memilih untuk berkata yang membawa manfaat.

"Perbanyak dzikir, insya Allah hati kita akan tenang dan lisan kita akan terjaga dari perkataan yang buruk," katanya.

Di akhir ceramahnya, Buya Yahya juga mengajak umat Islam untuk selalu meminta perlindungan kepada Allah agar diberi kekuatan dalam menjaga lisan.

"Memohonlah kepada Allah agar lidah kita selalu dalam kebaikan dan dijauhkan dari perkataan yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain," ucapnya.

Ceramah Buya Yahya ini mengandung pesan penting bahwa menjaga lisan adalah salah satu bentuk ibadah yang sering kali terlupakan.

Padahal, kata-kata yang keluar dari mulut bisa menjadi sebab seseorang mendapatkan ridho Allah atau sebaliknya, membawa kepada murka-Nya.

Dengan nasihat ini, Buya Yahya berharap agar umat Islam semakin waspada dalam bertutur kata, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di media sosial. "Ingat, perkataan yang keluar dari mulut kita adalah cermin dari hati kita," pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya