Kisah Mbah Kholil Bangkalan Berguru kepada Guru Ghaib, Karomah Wali

Ketika masih muda, Mbah Kholil mendengar tentang keilmuan tinggi seorang kiai di Pasuruan bernama Kiai Abu Darin. Keinginan kuat untuk berguru membuat Kholil muda bertekad pergi ke sana dengan berjalan kaki.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2024, 13:30 WIB
KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil Bangkalan. (Foto: Liputan6.com/Istimewa via an-nur.ac.id)
KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil Bangkalan. (Foto: Liputan6.com/Istimewa via an-nur.ac.id)

Liputan6.com, Jakarta - Karomah para ulama kerap menimbulkan kekaguman dan menjadi inspirasi bagi umat Islam di Nusantara. Salah satu kisah luar biasa adalah tentang KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif yang lebih dikenal dengan nama Mbah Kholil Bangkalan, sebagai sosok alim dengan karomah yang jarang ditemui.

Diceritakan bahwa Mbah Kholil muda sempat menimba ilmu dari seorang guru ghaib, Kiai Abu Darin. Kisah ini disampaikan dalam tayangan video di kanal YouTube @KaromahIslam, yang menggambarkan pengalaman spiritual Mbah Kholil yang penuh pelajaran.

Ketika masih muda, Syaikhona Kholil Bangkalan mendengar tentang keilmuan tinggi seorang kiai di Pasuruan bernama Kiai Abu Darin. Keinginan kuat untuk berguru membuat Kholil muda bertekad pergi ke sana dengan berjalan kaki.

Semangat yang membara membuat perjalanan panjang menuju Pasuruan terasa ringan, meskipun harus menempuh jarak jauh dengan berjalan kaki.

Namun, harapan Kholil muda sirna saat tiba di Desa Wilungan, Pasuruan, tempat Kiai Abu Darin membuka pesantren. Di sana, Kholil menerima kabar bahwa Kiai Abu Darin telah wafat beberapa hari sebelum kedatangannya.

Rasa kecewa dan kehilangan menguasai hatinya, karena ia tidak dapat mewujudkan cita-citanya untuk berguru pada kiai yang sangat dihormati.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ini Tekad Kuat Mbah Kholil

Kitab Kiai Kholil
Ini sejumlah turots atau Kitab peninggalan Syaikhona Kholil Bangkalan

Dengan langkah gontai dan hati yang sedih, Kholil muda memutuskan untuk tetap bertakziah ke makam Kiai Abu Darin. Di depan pusara sang kiai, ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an sebagai bentuk penghormatan.

Tidak hanya sehari, Kholil muda bertahan di makam itu hingga 40 hari, setiap hari membaca Al-Qur’an sebagai doa dan pengharapan.

Pada hari ke-41, di tengah rasa lelah yang menumpuk, Kholil muda tertidur di makam Kiai Abu Darin. Dalam tidurnya, Kholil mendapati sebuah mimpi yang begitu nyata.

Di dalam mimpinya, Kiai Abu Darin hadir dengan wajah teduh dan penuh kasih. Sang kiai memberikan pesan khusus kepada Kholil muda.

Dalam mimpi itu, Kiai Abu Darin menyampaikan bahwa niat Kholil muda untuk belajar sangatlah terpuji.

"Niatmu untuk belajar sungguh mulia, dan aku akan mengajarkanmu beberapa ilmu sebagai bekalmu," ucap Kiai Abu Darin dengan nada penuh kelembutan.

Kata-kata ini menyejukkan hati Kholil muda, seakan impiannya untuk berguru terwujud dengan cara yang tak terduga.

Ketika Kholil muda terbangun dari tidurnya, keajaiban terjadi. Dia merasakan pemahaman baru yang kuat terhadap ilmu-ilmu yang sebelumnya diinginkannya.

Kholil muda menyadari bahwa secara misterius ia telah menguasai kandungan Kitab Imriti dan Kitab Alfiah, dua kitab penting dalam dunia pesantren yang membutuhkan pemahaman mendalam.

Ini Hasil Berguru Mbah Kholil

Makam Syaikhona Kholil
Makam Syaikhona Kholil Bangkalan selalu ramai peziarah

Kejadian ini menjadi bukti bahwa niat tulus untuk menuntut ilmu dapat mendatangkan keberkahan yang tak disangka. Keilmuan yang diperoleh Kholil muda dari mimpi ini kemudian menjadi fondasi bagi perjalanan intelektual dan spiritualnya sebagai ulama besar di kemudian hari.

Karomah yang diperoleh Kholil muda ini semakin meneguhkan kedudukannya di kalangan ulama.

Di pesantren, Kitab Imriti dan Kitab Alfiah adalah kitab pokok yang menjadi bahan pelajaran utama. Banyak santri yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk memahaminya.

Namun, Kholil muda dengan karomah dari gurunya, mampu memahami kitab tersebut dalam waktu yang sangat singkat.

Karomah ini tidak hanya membuat Kholil muda semakin gigih dalam belajar, tetapi juga membuatnya disegani di kalangan santri lainnya. Kisah ini semakin dikenal di kalangan masyarakat dan santri sebagai tanda ketaatan dan niat ikhlas Kholil muda yang diberkahi Allah.

Kisah Mbah Kholil berguru kepada guru ghaib ini juga mengajarkan bahwa Allah Maha Kuasa memberikan ilmu kepada siapa saja yang memiliki niat tulus.

Melalui jalan yang tidak biasa, Mbah Kholil memperoleh ilmu dari gurunya yang sudah tiada, sebagai bukti bahwa tekad kuat dalam belajar selalu mendatangkan hasil yang tak terduga.

Keberkahan ilmu ini membawa Mbah Kholil ke jalan keulamaan yang luas dan menjadi salah satu ulama besar di Nusantara. Bagi para santri dan umat, kisah ini menjadi inspirasi tentang pentingnya niat dalam menuntut ilmu, meskipun jalan yang ditempuh tidak selalu mudah.

Di kemudian hari, Mbah Kholil dikenal tidak hanya sebagai sosok berilmu tinggi, tetapi juga sebagai ulama yang memiliki karomah yang luar biasa. Kisah ini menambah keyakinan bahwa di balik setiap niat ikhlas, selalu ada keberkahan yang menyertainya, bahkan melalui jalan yang ghaib.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya