Jika Ibu Sudah Tak Ada Harapan di Rumah Sakit, Apakah Boleh Lepas Alat Bantu? Ini Penjelasan Buya Yahya

Pertanyaan yang muncul adalah, apakah boleh mencabut alat bantu tersebut jika sudah tidak ada harapan? Buya Yahya menjelaskan bahwa keputusan ini harus diambil dengan hati-hati.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2024, 04:30 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2024, 04:30 WIB
buya yahya
Buya Yahya (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam situasi sulit ketika orang tua, terutama ibu, tergantung pada alat bantu di rumah sakit, banyak yang merasa bimbang tentang keputusan yang harus diambil.

KH Yahya Zainul Ma'arif, atau Buya Yahya, memberikan penjelasan tegas terkait masalah ini.

"Di antara kita mungkin sering mendengar atau justru mengalami, orang tua atau bahkan ibu kita sudah tergantung alat dan tidak ada harapan, lalu bimbang alatnya dicabut atau tidak," ujarnya dengan penuh empati.

Dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya menekankan pentingnya memahami nilai kehidupan dalam setiap detik yang tersisa.

Ia mengisahkan tentang seorang ibu yang berada di rumah sakit dan dalam kondisi kritis, terikat pada alat bantu yang menunjang hidupnya.

"Ada seseorang berkisah ibunya di rumah sakit nyawanya terikat, sudah tergantung dengan alat-alat dan menurut dokter sudah nggak mungkin secara dhohir tidak ada harapan," ungkapnya.

Pertanyaan yang muncul adalah, apakah boleh mencabut alat bantu tersebut jika sudah tidak ada harapan? Buya Yahya menjelaskan bahwa keputusan ini harus diambil dengan hati-hati.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kalau Dicabut Meninggal Dunia Bagaimana?

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Ilustrasi kondisi kritis di rumah sakit. (Xinhua/Xiao Yijiu)

"Apakah boleh dicabut? Kalau dicabut, gimana? Langsung mati?" tanyanya, mengajak jemaahnya untuk merenungkan konsekuensi dari tindakan tersebut.

Ia menekankan bahwa detik-detik terakhir kehidupan seorang ibu adalah saat yang sangat berharga. "Detik-detik terakhir kehidupan ibundamu itu emas, saat istimewa untuk mengabdi," kata Buya Yahya.

Ia mengingatkan akan pentingnya menghargai waktu bersama orang tua, meskipun dalam keadaan kritis. Ia memperingatkan agar tidak terburu-buru mencabut alat bantu, yang bisa mengakibatkan penyesalan seumur hidup.

"Jangan sampai dicabut oleh Allah. Kalau Anda cabut, Anda akan menyesal seumur hidup," ucapnya, menekankan betapa berharga setiap detik yang dihabiskan bersama orang yang kita cintai.

Ia juga menunjukkan bahwa keputusan tersebut harus didasarkan pada bukti dan pemikiran yang mendalam, bukan sekadar karena ketidakpastian atau rasa putus asa.

Lebih lanjut, Buya Yahya mengingatkan agar tidak hanya berpikir tentang biaya yang akan dikeluarkan untuk perawatan.

"Anda tidak pernah mikir, tapi kenapa masih mikir-mikir kita?" tanyanya, menunjukkan bahwa sering kali kekhawatiran tentang uang mengaburkan keputusan yang lebih penting, yaitu rasa cinta dan tanggung jawab terhadap orangtua.

Awas Bakal Ada Penyesalan Mendalam

Ilustrasi menyesal, penyesalan
Ilustrasi menyesal, penyesalan. (Photo by Meruyert Gonullu from Pexels)

Menurut Buya Yahya, Allah memberi kesempatan untuk berdoa dan berbakti kepada orang tua, terutama ketika mereka berada dalam keadaan lemah.

Ia menekankan bahwa keputusan untuk terus menjaga dan merawat orang tua adalah suatu bentuk pengabdian yang akan mendapatkan ganjaran dari Allah. "Buktikan cinta dan tanggung jawab kita sebagai anak dengan tetap berada di sisi mereka," pesan Buya Yahya.

Ia juga menjelaskan bahwa dalam Islam, merawat orang tua yang sakit adalah kewajiban yang mulia.

"Mencabut alat bantu tanpa alasan yang jelas dapat mengakibatkan penyesalan yang mendalam. Setiap detik adalah anugerah," ungkapnya, mengingatkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan orang tua, terutama saat mereka dalam keadaan sulit.

Melalui ceramah ini, Buya Yahya berharap agar semua orang lebih peka terhadap kondisi orang tua dan tidak terburu-buru mengambil keputusan.

"Pikirkan baik-baik sebelum mencabut alat bantu. Setiap keputusan harus berlandaskan cinta dan pengabdian," ujarnya, menegaskan bahwa keputusan yang diambil dengan hati yang tulus akan memberikan kedamaian.

Kesimpulannya, Buya Yahya mengajak masyarakat untuk selalu menghargai dan menjaga orang tua, terutama dalam masa-masa sulit.

Ia menegaskan bahwa mencintai dan merawat orang tua adalah bentuk ibadah yang sangat dihargai oleh Allah.

"Jangan biarkan rasa putus asa mengaburkan keputusan kita, karena cinta kepada orang tua adalah hal yang tak ternilai," kata Buya Yahya, mengingatkan pentingnya kasih sayang dalam keluarga.

Pesan ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk tidak melupakan tanggung jawab terhadap orang tua, apalagi saat mereka membutuhkan kita.

Momen-momen terakhir dalam hidup mereka adalah waktu yang sangat berharga, dan kita harus memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya