Liputan6.com, Jakarta - Sedekah dan menabung adalah perbuatan yang terpuji. Keduanya sama-sama baik dan memberikan banyak manfaat untuk orang yang rajin sedekah maupun menabung.
Meski keduanya perbuatan yang baik, namun ketika gaji pas-pasan kadang kala dihadapkan kebingungan mana yang harus dipilih. Di sisi lain, terdapat kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi.
Advertisement
Pertanyaannya, jika gaji pas-pasan mana yang harus dipilih, sedekah atau menabung? Simak berikut jawaban dari Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Advertisement
Baca Juga
Buya Yahya mengatakan, tidak perlu takut untuk berderma kepada orang lain selama kebutuhan sehari-harinya telah terpenuhi. Saat gaji pas-pasan, jangan terbawa nafsu menabung untuk masa depan, karena pada dasarnya rezeki setiap orang telah ditakar dan dijamin oleh Allah SWT.
“Yang memberi rezeki setiap hari adalah Allah, sehingga dengan pemberian Anda kepada orang lain bisa jadi itulah yang mengundang rezeki Allah lebih banyak lagi, bukankah janji Allah seperti itu?” katanya, dikutip dari YouTube Buya Yahya, Selasa (5/11/2024).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Menabung juga Sedekah
Buya Yahya menuturkan, ketika punya anak yang akan sekolah tahun depan, maka sebenarnya Allah sudah menyiapkan rezekinya. Akan tetapi, rezeki tersebut diberikannya pada tahun depan juga ketika anaknya mulai sekolah.
Kendati begitu, Buya Yahya tak mempermasalahkan bagi orang yang ingin menabung. Akan tetapi, Buya Yahya menekankan agar seimbang dan tidak terbawa hawa nafsu.
“Anda menabung, sah supaya nanti tidak merepotkan orang, tapi di samping itu Anda harus berbagi kepada orang. Menabung ala kadarnya, secukupnya. Sah-sah saja Anda menyiapkan bahwasanya saya harus punya rumah, tapi dalam perjalanan Anda menabung tidak serta merta semuanya ditabungkan,” tutur Buya yahya.
Buya Yahya kemudian mencontohkan. “Mungkin Anda biasanya menabung Rp100 ribu per bulan, tapi mungkin suatu ketika Anda melihat orang lebih butuh dari Anda, Anda bisa kurangi Rp80 ribu kok,” ujar Buya Yahya.
Advertisement
Contohlah Gaya Hidup Rasulullah SAW
Buya Yahya berpesan agar muslim tidak mementingkan gaya hidup. Terkadang, yang membuat banyak pengeluaran ketimbang pemasukan adalah karena gaya hidupnya yang serba hedon.
Buya Yahya mengajak muslim untuk mengikuti gaya hidup yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu mengutamakan kesederhanaan. Biar pun punya harta berlimpah, tetap harus sederhana.
“Gaya hidup yang salah susah berbagi, kenapa? Dia mau berbagi untuk masjid kepikiran ganti mobil, padahal mobilnya masih nyaman-nyaman saja. Makanya, orang yang gaya hidupnya tinggi susah berderma,” imbuh Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, orang yang penghasilannya besar tapi gaya hidupnya sederhana akan mudah berderma. Ketika tidak banyak penghasilan pun bisa saja berderma, asalkan urusan kebutuhan dasar keluarganya telah tercukupi.
Wallahu a’lam.