Liputan6.com, Cilacap - Galau ialah istilah populer di kalangan anak muda yang merujuk pada perasaan tidak enak, bingung, gelisah dan resah. Perasaan galau kerap menghinggapi banyak orang yang disebabkan oleh banyak hal.
Perasaan galau acapkali muncul seturut dengan harapan yang tidak sesuai keinginan. Salah satu contohnya ialah saat kita gagal menggapai cita-cita atau saat kita tidak punya uang.
Advertisement
Intinya, penyebab munculnya perasaan galau ini bermula saat kondisi yang diidam-idamkan ini ternyata tidak menjadi kenyataan.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kondisi demikian, ulama kharismatik yang merupakan alumus Ponpes Al-Anwar, Sarang, Rembang, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) memberikan saran saat perasaan ini muncul.
Dalam menerangkan hal ini, beliau mengutip pernyataan Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali.
Simak Video Pilihan Ini:
Datang ke Kuburan
Gus Baha menyarankan sebagaimana nasehat Imam Al-Ghazali saat hati kita merasa galau ialah dengan mendatangi makam atau kuburan.
“Kata Imam Al-Ghazali saat kamu tidak punya uang, hidup merasa galau merasa tidak punya kenikmatan, datang saja ke kuburan,” terang Gus Baha dikutip dari tayangan YouTube Ngugemi Ulama, Rabu (13/11/2024).
Tak hanya mendatangi kuburan, namun kita harus berkeyakinan bahwa orang mati itu menginginkan untuk kembali ke dunia akan tetapi bukan sebab materi atau uang, namun disebabkan ingin memperbaiki amal-amalnya.
Dengan demikian, sejatinya materi atau uang itu tidak lagi dibutuhkan manusia saat telah masuk alam barzakh atau kubur, namun yang paling penting ialah amal baiknya sewaktu di dunia.
“Yakinlah semua yang sedang mati keinginannya ingin kembali ke dunia dan memperbaiki amal-amalnya,” imbuhnya.
“Berarti dunia adalah segala-galanya bagi orang yang sudah mati, ya orang yang sudah mati itu cita-citanya hanya satu, semoga kita kembali ke dunia,” terangnya
“Dunia itu untuk apa? Untuk membenahi semua kesalahan yang pernah di lakukan semasa di dunia,” tandasnya.
Advertisement
Manfaat Ziarah Kubur
Mengutip NU Online, Rasulullah tidak hanya memerintahkan ziarah kubur, tapi beliau juga menjelaskan manfaat-manfaat dalam melaksanakan ziarah kubur. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut:
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرً
Artinya: Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah). (HR Hakim).
Perilaku ziarah kubur juga dilakukan oleh Rasulullah, hal ini beliau lakukan setelah malaikat Jibril menemui Rasulullah seraya berkata:
إِنَّ رَبَّكَ يَأْمُرُكَ أَنْ تَأْتِيَ أَهْلَ الْبَقِيْعِ فَتَسْتَغْفِرُ لَهُمْ
Artinya: Tuhanmu memerintahkanmu agar mendatangi ahli kubur Baqi’ agar engkau memintakan ampunan buat mereka. (HR Muslim)
Setelah adanya perintah dari Allah untuk menziarahi kuburan ahli Baqi’, Rasulullah membiasakan menziarahi tempat tersebut pada saat giliran menginap di rumah Aisyah RA.
Hal ini seperti tercantum dalam hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- - كُلَّمَا كَانَ لَيْلَتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- - يَخْرُجُ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ إِلَى الْبَقِيعِ فَيَقُولُ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَأَتَاكُمْ مَا تُوعَدُونَ غَدًا مُؤَجَّلُونَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَهْلِ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ
Artinya: Rasulullah setiap kali giliran menginap di rumah ‘Aisyah, beliau keluar rumah pada akhir malam menuju ke makam Baqi’ seraya mengucapkan salam: ‘Salam sejahtera atas kalian wahai penghuni kubur dari kalangan kaum mukmin. Segera datang apa yang dijanjikan pada kalian besok. Sungguh, kami Insyaallah akan menyusul kalian. Ya Allah ampunilah penghuni kubur Baqi’ Gharqad. (HR Muslim).
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul