Liputan6.com, Jakarta - Penceramah Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyampaikan pesan menarik dan menggelitik tentang pentingnya hijab bagi perempuan Islam. Dalam ceramahnya, ia bercanda bahwa malaikat bisa dibuat bingung ketika mendapati seseorang yang semasa hidupnya tak berkerudung, namun saat meninggal mengenakan kain kafan lengkap dengan kerudung.
Candaan ini mengandung pesan mendalam agar perempuan Muslim tak hanya mengenakan hijab saat dipakaikan dalam kain kafan, tetapi juga menghidupkan nilai hijab dalam kehidupan sehari-hari.
Advertisement
Pesan ini menjadi pengingat bahwa hijab bukan sekadar kain, melainkan simbol ketaatan yang sebaiknya dipraktikkan sejak di dunia.
Advertisement
Nasihat yang menarik dari Ustadz Adi Hidayat (UAH) tentang pentingnya berkerudung bagi perempuan Muslim cukup mencuri perhatian publik. Dalam ceramahnya, ia menyampaikan pesan penuh hikmah sekaligus menggelitik yang mengundang tawa sekaligus renungan.
Ceramah ini disampaikan UAH dalam sebuah ceramah yag dikutip dari tayangan di kanal YouTube @irfandpapang4283. Dalam video tersebut, ia berbicara kepada para muslimah, khususnya ibu-ibu dan akhwat, agar memahami esensi pakaian syar'i dan hubungannya dengan kehidupan akhirat.
"Jangan pernah bikin malaikat Munkar Nakir bingung," ujar UAH membuka pembahasan yang langsung menarik perhatian jamaah.
Ia menjelaskan bahwa kain kafan yang digunakan saat seseorang meninggal memiliki perbedaan antara laki-laki dan perempuan. "Kalau laki-laki itu dua kain. Sedangkan perempuan, dua plus satu. Satunya itu kerudungnya," tambahnya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Pesan Mendalam dari UAH
Dari sini, UAH mengingatkan bahwa kerudung sudah menjadi bagian dari kain kafan perempuan Muslim. Pesan yang ingin ia sampaikan adalah pentingnya memakai kerudung semasa hidup agar sesuai dengan pakaian akhirat.
Dengan gaya jenaka, UAH memberikan contoh dialog imajiner di alam kubur. "Nanti malaikat tanya, ‘Ini siapa pakai kerudung? Cie cie, pakai kerudung nih,’" ucapnya sambil menirukan gaya bercanda yang mengundang tawa jamaah.
Namun, di balik candaan tersebut, terselip pesan serius. UAH mengingatkan para muslimah untuk memahami pentingnya hijab sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, bukan sekadar pakaian.
Meski demikian, ia juga memberikan pesan kepada masyarakat agar tidak merendahkan perempuan yang belum berhijab. "Bagi perempuan yang belum berkerudung, jangan direndahkan, jangan diejek. Doakan, berikan perhatian yang baik, dan ajak dengan cara yang lembut," tuturnya.
Menurut UAH, pendekatan yang baik akan lebih efektif dalam menyentuh hati seseorang dibandingkan dengan kritik atau ejekan yang justru bisa menjauhkan mereka dari kebaikan.
Ia juga mengingatkan bahwa proses hijrah setiap orang berbeda-beda. Ada yang membutuhkan waktu lebih lama, ada pula yang membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya untuk melangkah.
Dalam ceramahnya, UAH menekankan bahwa tugas umat Islam adalah saling mendukung dan menguatkan dalam menjalankan perintah agama. Dengan demikian, dakwah bisa menjadi lebih efektif dan membawa manfaat bagi banyak orang.
Â
Advertisement
Ceramah yang jadi Pengingat bagi Kaum Hawa
Pesan ini relevan dengan kondisi saat ini, di mana perdebatan tentang hijab sering kali menjadi polemik di masyarakat. UAH mengajak semua pihak untuk lebih bijak dalam menyikapi perbedaan tanpa mengurangi rasa hormat kepada sesama.
Lebih lanjut, UAH mengingatkan bahwa hijab bukan hanya tentang penampilan, tetapi juga tentang menjaga akhlak dan perilaku. Hijab adalah simbol ketaatan yang harus tercermin dalam setiap aspek kehidupan seorang muslimah.
Bagi para jamaah yang mendengar ceramah ini, banyak yang merasa terinspirasi. Pesan-pesan yang disampaikan UAH tidak hanya mudah dipahami, tetapi juga memberikan panduan praktis tentang bagaimana bersikap dalam kehidupan sehari-hari.
Ceramah tersebut juga menjadi pengingat penting bagi umat Islam untuk terus introspeksi. Dalam dakwahnya, UAH selalu menekankan pentingnya memahami esensi ibadah, bukan hanya menjalankannya secara ritual.
Pesan tentang hijab ini juga viral di media sosial, dengan banyak warganet yang membagikan cuplikan ceramah dan memberikan komentar positif. Mereka mengapresiasi cara UAH menyampaikan nasihat dengan cara yang santai namun penuh makna.
Melalui ceramah ini, UAH berhasil mengajak para muslimah untuk merenungkan kembali peran hijab dalam kehidupan mereka. Bagi yang belum berhijab, pesan ini menjadi motivasi untuk memulai perjalanan hijrah mereka.
Dengan gaya ceramah yang ringan, UAH menunjukkan bahwa nasihat agama bisa disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Pesannya tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga memberikan dorongan untuk menjadi lebih baik.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul