Liputan6.com, Jakarta - Ustadz Das'ad Latif mengungkapkan pendapatnya tentang larangan tidur di masjid yang belakangan ini sering ditemui di beberapa tempat. Dalam sebuah ceramah yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Lilac-Hyacinth, Ustadz Das'ad dengan tegas menyatakan bahwa larangan tersebut tidak memiliki dasar yang kuat.
"Jangan ditulis di masjid dilarang tidur. Siapa yang larang tidur di masjid? Gak ada dalilnya," ujarnya dengan penuh keyakinan.
Advertisement
Ia pun mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut sebenarnya tidak memiliki landasan hukum yang jelas dalam agama.
Advertisement
"Bapak pernah ke tanah suci di Madinah, pernah ke Makkah, ada gak ditulis dilarang tidur?" kata Ustadz Das'ad Latif sambil menambahkan bahwa tidur di masjid seharusnya bukanlah masalah. Sebagai tempat ibadah, masjid sejatinya merupakan tempat yang terbuka bagi siapa saja, termasuk untuk beristirahat.
Menurut Ustadz Das'ad, apabila seseorang merasa kelelahan dan tidak dapat tidur di rumah, maka tidak ada salahnya untuk tidur di masjid. "Barangkali ada orang yang gak bisa tidur di rumahnya, dia datang ke masjid supaya bisa tidur. Itu memang boleh," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa yang tidak boleh adalah jika seseorang tidur dengan cara yang tidak sopan, misalnya dengan mengeluarkan air liur atau mengganggu kenyamanan jemaah lain.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Contoh Alasan Lucu Tidur di Masjid
Dengan gaya bicaranya yang humoris, Ustadz Das'ad juga menambahkan contoh lucu mengenai keadaan tertentu yang mungkin membuat seseorang tidur di masjid. "Biasanya, Pak, kalau bertengkar sama istri, istri ngomel terus. Maka jangan pulang, ya, akhirnya tidur di masjid," ujarnya disertai tawa dari jamaah yang hadir. Candaan ini membuat suasana ceramah semakin hidup, namun tetap dengan pesan yang mendalam.
Masjid, bagi Ustadz Das'ad, adalah tempat yang seharusnya bersifat inklusif, bukan hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk beristirahat, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Ia menekankan bahwa selama tidur di masjid tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah, maka hal itu tidak seharusnya dilarang.
Pada bagian lain, Ustadz Das'ad juga memberikan perspektif mengenai aturan tidur di masjid yang dibuat oleh sebagian pengurus masjid. "Pengurus masjid bermaksud baik, menjaga kebersihan dan ketenangan, itu memang tujuan yang baik," ungkapnya. Namun, menurutnya, kebijakan seperti itu harus ditelaah lebih jauh, apakah sudah sesuai dengan ajaran agama atau belum.
Menanggapi peraturan tersebut, Ustadz Das'ad mengingatkan bahwa sejarah Islam mencatat adanya para sahabat yang tidur di masjid, bahkan tinggal di sana untuk waktu yang cukup lama. "Ash-habus Shuffah, mereka adalah para sahabat yang zuhud, fakir, dan perantau. Mereka tidur, bahkan tinggal di masjid pada zaman Rasulullah SAW," jelasnya, mengutip sejarah yang menjadi contoh teladan dalam Islam.
Advertisement
Boleh Tidur di Masjid, Jangan Ganggu yang Ibadah
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa meskipun sahabat-sahabat tersebut tidur di masjid, mereka tetap menjaga tata krama dan tidak mengganggu orang yang sedang beribadah. "Tentunya, haram hukumnya jika tidur mereka mempersempit ruang gerak orang yang sembahyang," katanya. Artinya, jika seseorang tidur di masjid namun tidak mengganggu orang yang sedang sholat, maka itu bukanlah masalah.
Ustadz Das'ad juga mengingatkan bahwa masjid tidak hanya tempat untuk sholat, tetapi juga tempat untuk berkumpul, belajar, dan istirahat. "Jika seseorang tidur di masjid, maka seharusnya pengurus masjid menyediakan ruang yang memadai, sehingga tidak mengganggu orang yang sedang beribadah," tambahnya.
Sebagai seorang ustadz, ia menilai bahwa peraturan tentang tidur di masjid ini lebih kepada kebijakan internal yang tidak seharusnya ditetapkan dengan cara yang sepihak. "Masjid adalah rumah Allah yang terbuka untuk siapa saja, dan seharusnya memberikan kenyamanan bagi setiap orang yang datang," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar pengurus masjid mempertimbangkan untuk menyediakan ruang khusus bagi mereka yang ingin tidur, sehingga tidak mengganggu para jamaah yang sedang menjalankan ibadah. "Jika pengurus masjid tidak ingin orang tidur di area utama, maka sediakanlah ruang lain yang bisa digunakan untuk beristirahat," ujarnya.
Masalah tidur di masjid, menurut Ustadz Das'ad, bukanlah hal yang harus dipermasalahkan sepanjang tidak ada unsur yang merugikan jamaah lain. "Selama tidak mengganggu, maka tidur di masjid bukanlah masalah besar," tambahnya dengan penuh keyakinan.
Pada kesempatan yang sama, Ustadz Das'ad juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan dan ketenangan masjid. "Memang, tidur yang menyebabkan liur atau dengkuran bisa mengganggu, tapi itu bukan alasan untuk melarang tidur di masjid," kata Ustadz Das'ad. Ia menyarankan agar jamaah menjaga etika tidur, seperti membawa perlengkapan pribadi jika perlu.
Ustadz Das'ad kemudian berbicara tentang pengertian dasar tentang masjid dalam Islam. "Masjid adalah tempat yang sangat mulia dalam Islam. Tempat kita berdoa, bermuhasabah, dan juga untuk beristirahat. Jangan sampai kita membuat aturan yang justru menghalangi umat untuk mendapatkan manfaat dari masjid," ungkapnya.
Di akhir ceramah, Ustadz Das'ad menyampaikan pesan bahwa masjid harus menjadi tempat yang nyaman bagi umat Islam. Ia mengajak pengurus masjid untuk berpikir lebih bijaksana dan tidak terjebak pada aturan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. "Masjid harus menjadi rumah bagi semua umat, tempat untuk beribadah dan beristirahat," katanya.
Dengan gaya yang penuh humor namun tetap menyampaikan pesan yang serius, Ustadz Das'ad berhasil mengajak jamaah untuk merenung tentang pentingnya kebijakan yang tepat dalam pengelolaan masjid. "Mari kita jaga masjid dengan penuh kasih sayang, agar semua orang dapat merasakan manfaatnya," tutupnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul