Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia membutuhkan rezeki untuk menjalani kehidupan sehari-harinya selama di dunia. Rezeki menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan yang diberikan oleh Tuhan.
Dalam Islam, Al-Qur’an telah menegaskan bahwa setiap makhluk yang hidup di muka bumi telah diberi kepastian dan dijamin soal rezekinya. Sejatinya, manusia khususnya muslim tak perlu khawatir lagi dengan rezeki yang Allah SWT takar untuknya.
Allah berfirman,
Advertisement
۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ 6
Artinya: “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” [Q.S. Hud: 6]
Baca Juga
Namun demikian, tidak sedikit masih ada muslim yang khawatir tentang rezeki. Beberapa ada yang putus asa karena hidupnya selalu melarat yang dianggap Allah SWT tidak memberikan rezeki kepadanya. Padahal, rezeki tidak selalu soal uang atau harta.
Bila Anda termasuk orang yang khawatir tidak mendapat rezeki dari Allah SWT, mari simak nasihat dan pesan dari Sulthonul Auliya Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani yang termaktub dalam kitab Al-Fathur Rabbani wal Faidhur Rahmani. Pesan-pesan ini akan mencerahkan mindset Anda soal rezeki.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pesan Syaikh Abdul Qadir Perihal Rezeki
Syaikh Abdul Qadir menekankan bahwa rezeki sudah diatur dan ditakar oleh Allah SWT. Setiap manusia akan kebagian rezeki yang telah Allah SWT siapkan. Jadi, sejatinya manusia tak perlu khawatir lagi soal pembagian dari Allah.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرِّزْقُ مَقْسُومٌ وكذا الرزق يطلب العبد كما يطلبه أجله
Artinya: "Rasulullah SAW bersabda, ‘Rezeki sudah dibagi (diatur pembagiannya). Sebagaimana rezeki, ajal pun mengejar manusia.'" (HR Al-Ajaluni fi Kasyfil Khafa).
Menurut Syaikh Abdul Qadir, ambisi dan hasrat gila terhadap rezeki dapat menjerumuskan orang ke dalam keburukan, misalnya menjadi tamak dan jauh dari kebaikan. Hal tersebut merupakan efek samping dari keraguan pada pembagian Allah yang membuat jiwa gelisah.
الرِّزْقُ مَقْسُومٌ لايزيد لا ينقص ولا يتقدم ولا يتأخر أنت شاك في ضمان الحق عز وجل، حريص على طلب ما لم يقسم لك، حرصك قد منعك عن الحضور عند العلماء ومشاهد الخير أن تنقص أرباحك وأن يقل زبونك
Artinya: "Rezeki sudah dibagi (diatur pembagiannya), tidak lebih, tidak kurang, tidak maju, dan tidak mundur. Sementara kamu ragu dengan jaminan Allah dan berambisi untuk menuntut rezeki yang bukan bagianmu? Padahal ambisi atau hasrat itu yang mencegahmu untuk berdekatan dengan ulama dan forum-forum kebaikan karena khawatir keuntungan dan dan pelangganmu berkurang?" (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Fathur Rabbani wal Faidhur Rahmani, [Beirut, Darul Fikr: 2005 M/1425-1426 H], halaman 98).
Berkaitan dengan penjelasan Syekh Abdul Qadir, sebuah hadits menerangkan bahwa Allah telah mengatur rezeki dan ajal masing-masing orang. Keduanya akan mendatangi masing-masing orang sesuai ketentuan Allah untuknya.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرِّزْقُ مَقْسُومٌ وكذا الرزق يطلب العبد كما يطلبه أجله
Artinya: "Rasulullah SAW bersabda, ‘Rezeki sudah dibagi (diatur pembagiannya). Sebagaimana rezeki, ajal pun mengejar manusia.'" (HR Al-Ajaluni fi Kasyfil Khafa).
Advertisement
Inti Pesan Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani
Mengutip NU Online, Syaikh Abdul Qadir mengingatkan orang-orang yang cemas, ragu, gamang, gelisah, dan khawatir perihal rezeki tentang kuasa Allah yang akan memberikannya.
"Pada saat kamu di dalam kandungan ibumu, siapa yang memberikanmu asupan makanan? Apakah kamu bergantung pada dayamu, dinar-dirhammu, laba penjualanmu, atau penguasa di negerimu?" kata Syekh Abdul Qadir (Al-Jailani, 2005 M/1425-1426 H: 99).
Kata Syaikh Abdul Qadir, semua pihak yang kamu jadikan sandaran adalah Tuhan-mu. Semua pihak yang kamu takuti dan harapkan adalah Tuhan-mu. Semua pihak yang kamu anggap dapat memberikan manfaat dan mudharat juga adalah tuhanmu.
Syaikh Abdul Qadir menganjurkan mereka yang masih ragu soal reeki untuk bertobat dari kemusyrikan sebelum Allah menutup pintu semua makhluk-Nya untuk mereka. "Kemusyrikan seperti ini yang kusaksikan hinggap pada banyak orang, paling umum menghinggapi mereka yang bermaksiat,” katanya.
Inti pesan dari Syaikh Abdul Qadir adalah setiap muslim tidak perlu cemas, ragu, dan khawatir lagi soal rezeki. Sebab, Rezeki sudah dijamin oleh Allah SWT. Akan tetapi, pesan dan nasihat ini bukan berarti menafikan upaya dan ikhtiar manusiawi untuk membuka pintu rezeki Allah. Nasihat ini mendorong kita untuk tetap bersikap tenang dan tentram di tengah upaya dan ikhtiar dalam menerima rezeki Allah.
Wallahu a’lam.