Makna Sakinah dan Pentingnya bagi Keluarga, Buya Yahya Ungkap Hal Menakjubkan yang Akan Terjadi

Pentingnya rumah tangga sakinah diungkap Buya Yahya

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jan 2025, 20:30 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 20:30 WIB
buya yahya 221
Buya Yahya (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Cilacap - Rumah tangga sakinah secara sederhana artinya suatu kondisi keluarga tenteram, nyaman dan damai.

Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon, KH. Yahya Zainul Ma’arif atau lebih kondang dengan sapaan Buya Yahya menekankan pentingnya memiliki rumah tangga yang sakinah.

Menurut Buya Yahya munculnya perangai buruk dari anak ini sejatinya bermula dari pendidikan di rumah orangtua mereka.

Namun jika keluarga sakinah, akan membentuk karakter kepribadian anak yang positif dan membanggakan.

Menurut Buya Yahya, rumah tangga yang baik ialah rumah tangga yang sesuai dengan petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW

“Rumah kita harus menjadi rumah yang dikehendaki baginda Nabi Besar Muhammad SAW,” kata Buya Yahya, dikutip dari video di @buyayahyaofficial, Selasa (14/01/2025).

 

Simak Video Pilihan Ini:

Melahirkan Anak-anak yang Hebat

Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (Foto: YouTube Al Bahjah TV)... Selengkapnya

 

“Maka dari rumah inilah akan muncul manusia-manusia hebat,” sambungnya.

Buya Yahya mencontohkan perilaku buruk yang dilakukan anggota keluarga itu rupanya berasal dari lingkungan keluarganya.

Jika dalam rumah tangga diajarkan cinta dan kasih saya, tentu saja akan berpengaruh kepada anggota keluarga tersebut.

“Bicara dengki di luar sana, ketahuilah sumbernya dari rumah yang tidak pernah mengajarkan cinta,” ujarnya.

“Terjadinya permusuhan di luar karena di rumah tidak diajarkan kasih sayang,” sambungnya.

“Maka ayo saat ini tengok keluarga masing-masing, pastikan rumah tangga itu indah,” tutupnya.

Gambaran Rumah Tangga Rasulullah

Kaligrafi Nabi Muhammad SAW. (ar.wikipedia to Commons)
Kaligrafi Nabi Muhammad SAW. (ar.wikipedia to Commons)... Selengkapnya

Mencuplik ayonikah.com, berikut gambaran rumah tangga Rasullullah Saw:

1. Rumah Rasulullah SAW Dihiasi dengan Ibadah

Tujuan menikah adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Maka hiasilah rumah tangga kita dengan memperbanyak taqarub kepada Allah SWT, seperti qiyamullail dan membaca Al Qur’an. Suami hendaklah mengajak istrinya untuk beribadah bersama, shaum sunnah bersama, dan beberapa ibadah lainnya yang bisa dilakukan bersama-sama.

Rasulullah Saw telah mencontohkan hal itu. Beliau senantiasa menganjurkan istri-istri beliau untuk giat dalam beribadah kepada Allah serta membantu mereka dalam melaksanakan ibadah, sebagaimana firman Allah SWT:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

“ Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu , kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa “. (QS.Athaha: 132)

Aisyah ra menceritakan: ” Rasulullah Saw biasa mengerjakan shalat malam sementara aku tidur melintang di hadapan beliau. Beliau akan membangunkanku bila hendak mengerjakan shalat witir “. (H.R. Mutafaq Alaih)

Suami memiliki peran sangat besar dalam meningkatkan keimanan dalam keluarganya sehingga keimanan akan selalu tumbuh dan terjaga. Ketenangan jiwa akan datang dalam sebuah keluarga karena dekatnya dengan Allah SWT.

2. Rumah tangga Rasullullah Saw jauh dari kemarahan dan kebencian

Suami yang temperamental bisa jadi pemicu konflik dalam sebuah keluarga. Banyak kasus terjadi seperti kekerasan dalam rumah tangga akibat suami yang mudah marah, sering mengeluarkan perkataan kasar dan ringan tangan terhadap istrinya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan sikap Rasulullah Saw yang santun dan penyabar.

Pernah suatu ketika Rasulullah Saw pulang larut malam, kondisi Aisyah yang sudah tidur karena kelelahan menjadikan Rasulullah Saw tidak dapat masuk pada saat itu. Beliau tidak marah pada Aisyah karena tidak dapat masuk akan tetapi Rasulullah Saw dengan amat tenang tidur didepan pintu rumah.

Dihiasi dengan Kasih Sayang

Rasulullah SAW Ilustrasi
Rasulullah SAW Ilustrasi... Selengkapnya

3. Rumah tangga Rasullullah Saw dihiasi dengan sikap lemah lembut dan kasih sayang

Seorang suami dituntut untuk dapat bersikap lembut dan penuh kasih sayang terhadap istrinya. Sebagaimana sifat Rasulullah Saw terhadap para istri-istrinya. Rasulullah Saw mengibaratkan seorang istri (wanita) diibaratkan seperti tulang rusuk. Jika diluruskan dengan paksa, tulang itu akan patah. Sebaliknya, jika dibiarkan akan tetap bengkok.

Suami adalah nakhoda dalam bahtera rumah tangga, demikian syariat telah menetapkan. Dengan kesempurnaan hikmah-Nya, Allah SWT menjadikan suami sebagai qawwam (pemimpin).

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ

“Kaum pria adalah qawwam bagi kaum wanita….” (an-Nisa: 34)

Suamilah yang kelak akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT tentang keluarga nya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

اَلرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْهُمْ

“Laki-laki (suami) adalah pemimpin bagi keluarganya dan kelak ia akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang mereka.” (H.R. Bukhari Muslim)

Seorang suami harus mengenakan perhiasan akhlak yang mulia, penuh kelembutan, dan kasih sayang.Dalam menjalankan fungsinya ini, seorang suami tidak boleh bersikap masa bodoh, keras, kaku, dan kasar terhadap istri dan anak-anaknya.

4. Rasulullah Saw pandai menyenangkan hati istri-istrinya

Para suami, harus menyadari bahwa tugas istri di rumah itu sudah begitu berat. Apalagi menjadi seorang ibu rumah tangga dan mengurus anak-anak. Tentunya seorang istri sangat butuh akan hiburan.

Janganlah beranggapan bahwa kehidupan rumah tangga itu harus selalu diisi dengan ibadah tanpa ada kegiatan yang menyenangkan bersama istri dan anak-anak.

Rasulullah SAW adalah figur teladan yang sangat mencintai istri-istrinya dan berusaha menyenangkan hati istrinya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bagaimana Rasulullah yang saat itu sudah berumur meladeni istrinya Sayidina Aisyah r.a. yang masih belia untuk lomba lari. Rasulullah pun memanggil Sayidina Aisyah dengan panggilan sayang “Humairah” yang artinya kemerah-merahan, karena pipi Sayidina Aisyah yang selalu memerah.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya