Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang dikenal sebagai Gus Baha, memberikan penjelasan menarik tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW akan memberikan syafa'at kepada umatnya di hari kiamat dan di akhirat.
Gus Baha menceritakan sebuah dialog antara Nabi Muhammad SAW dan para sahabat mengenai jumlah umat yang sangat banyak di akhirat. Sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang cara mengenali umatnya di tengah miliaran manusia.
Advertisement
"Rasulullah pernah bersabda, 'Nanti saya akan memberikan syafa'at kepada kalian semua.' Para sahabat bertanya, 'Ya Rasulullah, bagaimana mengenali kami, sementara jumlah orang di akhirat begitu banyak?'" ungkap Gus Baha. Tausiyah ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @takmiralmukmin.
Advertisement
Menurut Gus Baha, Rasulullah SAW memberikan jawaban yang penuh makna dengan menggunakan analogi sederhana yang mudah dipahami. Nabi membandingkan cara mengenali umatnya dengan pemilik onta yang dapat mengenali hewan miliknya di antara banyak onta lainnya.
"Nabi bertanya balik, 'Jika kamu punya onta dengan tanda tertentu, misalnya jidatnya ada putihnya, kakinya ada putihnya, apakah kamu bisa mengenalinya di antara onta-onta lain?'" jelas Gus Baha mengutip sabda Nabi.
Para sahabat dengan tegas menjawab bahwa mereka pasti dapat mengenali onta miliknya, karena tanda-tanda fisik yang khas tersebut. Dari analogi ini, Rasulullah kemudian menjelaskan bagaimana umatnya akan dikenali di akhirat.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ternyata Begini Ciri Umat Nabi Muhammad SAW
"Rasulullah mengatakan, 'Umatku nanti wajahnya bersinar, kaki dan tangannya juga bersinar.' Ini adalah tanda yang membedakan umat Nabi Muhammad SAW dengan orang-orang lainnya," tutur Gus Baha.
Gus Baha menambahkan bahwa tanda-tanda cahaya tersebut muncul dari wudhu yang dilakukan umat Islam sepanjang hidupnya. Wudhu menjadi salah satu amalan yang akan memancarkan cahaya di tubuh seorang muslim kelak di akhirat.
"Jadi maksudnya, umat Nabi Muhammad akan bercahaya karena wudhu yang mereka lakukan. Cahaya itu yang akan menjadi identitas mereka di hadapan Nabi," jelas Gus Baha.
Lebih lanjut, Gus Baha mengingatkan bahwa wudhu bukan hanya sekadar ritual bersuci, tetapi juga merupakan bentuk ketaatan kepada Allah dan kecintaan kepada Rasulullah.
"Wudhu itu perintah Allah, dan melakukannya dengan baik adalah tanda kita menghormati ajaran Nabi," ujar Gus Baha.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga konsistensi dalam berwudhu, meskipun terkadang ada rasa malas atau kondisi yang tidak mendukung. Gus Baha mengingatkan bahwa setiap upaya untuk menjaga wudhu akan membawa keberkahan di dunia dan akhirat.
"Kadang ada yang merasa malas untuk wudhu, terutama saat dingin atau lelah. Tapi ingat, wudhu itu bukan hanya untuk sholat, tapi juga mempersiapkan kita untuk hari akhir," katanya.
Gus Baha juga menyampaikan bahwa keistimewaan umat Nabi Muhammad SAW tidak hanya terletak pada syafa'at yang akan diberikan, tetapi juga pada kemuliaan amalan-amalan kecil yang diperintahkan oleh Allah.
"Syafa'at Nabi adalah bentuk cinta beliau kepada umatnya. Tapi umat juga harus menunjukkan kecintaan mereka dengan menjalankan amalan-amalan kecil seperti wudhu," ungkap Gus Baha.
Advertisement
Meski Dapat Syafaat, Jangan Remehkan Amal di Dunia
Ia mengingatkan bahwa meskipun umat Nabi Muhammad SAW akan mendapatkan syafa'at, hal itu tidak menjadi alasan untuk meremehkan amal perbuatan di dunia. Setiap muslim harus tetap berusaha menjalani hidup dengan penuh ketaatan.
"Jangan pernah merasa cukup hanya dengan syafa'at. Amalan kita di dunia adalah bukti cinta kita kepada Allah dan Rasulullah," tegas Gus Baha.
Gus Baha juga menyinggung bahwa tanda-tanda cahaya di wajah, tangan, dan kaki umat Nabi Muhammad SAW menjadi simbol keindahan akhlak seorang muslim. Tanda tersebut adalah bukti kesungguhan mereka dalam menjalani ajaran Islam.
"Kalau kita menjalani Islam dengan baik, tanda-tanda itu akan memancar. Itu bukan hanya tanda fisik, tapi juga tanda keimanan kita," ujarnya.
Selain itu, Gus Baha menjelaskan bahwa syafa'at Nabi Muhammad SAW adalah wujud kasih sayang yang luar biasa dari Nabi kepada umatnya. Nabi tidak akan meninggalkan umatnya, meskipun mereka berada dalam jumlah yang sangat besar.
"Rasulullah tidak pernah meninggalkan umatnya, bahkan di akhirat nanti. Syafa'at adalah bukti kasih sayang Nabi kepada kita semua," katanya.
Gus Baha mengakhiri ceramahnya dengan mengajak umat Islam untuk senantiasa bersyukur atas nikmat Islam dan nikmat menjadi bagian dari umat Nabi Muhammad SAW.
"Kita harus bersyukur menjadi umat Nabi Muhammad. Syafa'at beliau adalah nikmat yang tidak ternilai, dan kita harus menjaga keimanan kita untuk meraih itu," pungkasnya.
Pesan Gus Baha memberikan pengingat penting bahwa syafa'at Nabi Muhammad SAW adalah anugerah besar, tetapi tanggung jawab sebagai umat juga harus dijalankan dengan penuh kesungguhan. Wudhu, sebagai tanda fisik dan simbol keimanan, menjadi salah satu kunci utama untuk dikenali oleh Rasulullah di akhirat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul