Top 3 Islami: Janda Menikah Lagi Apa Bisa Bertemu Suami Pertama di Surga? Umat Nabi Dijamin Masuk Surga tapi.. Simak Buya Yahya dan Gus Baha

Penjelasan Buya Yahya mengenai janda ditinggal mati lantas menikah lagi apakah akan bertemu dengan suaminya di surga menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Jumat (24/1/2025)

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 25 Jan 2025, 06:30 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2025, 06:30 WIB
Buya Yahya dan Gus Baha
Buya Yahya dan Gus Baha, (YouTube Al Bahjah TV/Bolo Pusat)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Seringkali muncul pertanyaan, apakah seorang janda ditinggal mati yang menikah lagi bisa bertemu dengan suami pertama di surga?

Pertanyaan ini mengemuka kerap mengemuka karena berbagai penyebab. Misalnya, karena suami pertama lebih alim, namun lebih dulu meninggal. Sementara, sang istri masih muda sehingga untuk beberapa alasan menikah lagi.

Penjelasan Buya Yahya mengenai janda ditinggal mati lantas menikah lagi apakah akan bertemu dengan suaminya di surga menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Jumat (24/1/2025).

Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah penjelasan Gus Baha mengenai umat Nabi Muhammad SAW yang dijamin masuk surga.

Sementara, artikel ketiga populer yaitu penjelasan Ustadz Syafiq Riza Basalamah dan Buya Yahya mengenai apakah masih diperbolehkan sholat qabliyah, sementara waktu subuh sudah mau habis.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

1. Apakah Janda yang Menikah lagi Akan Bertemu Suami Pertama di Surga? Ini Kata Buya Yahya

Buya Yahya tentang amalan puasa di 1 Muharram
YouTube Al-Bahjah TV... Selengkapnya

Seorang jemaah Al Bahjah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya. Apakah janda yang menikah lagi karena suami meninggal akan bertemu kembali dengan suami pertamanya di surga?

Buya Yahya mengatakan, janda yang menikah lagi bisa bertemu dengan suami pertamanya di surga, bisa juga tidak. Hal ini tergantung perbuatan yang dilakukan janda tersebut di dunia selama ditinggal suaminya.

Buya Yahya menuturkan, janda juga wanita normal yang memiliki syahwat. Jika dia kepeleset ke jalan kemaksiatan, misalnya berbuat zina, maka jangan harap bisa bertemu dengan suaminya di surga.

Oleh karenanya, Buya Yahya menyarankan agar janda yang tidak bisa menahan hawa nafsunya untuk menikah lagi. Menikah adalah jalan halal bagi seorang wanita yang ditinggal suaminya, ketimbang memilih menjalin hubungan yang terlarang.

Jika janda tersebut menjaga ketaatannya pada Allah SWT dan terjaga kehormatannya, maka kata Buya Yahya, harapan bertemu lagi dengan suaminya di surga sangat besar.

“Yang jadi masalah adalah alasannya pengen ketemu suami (di surga), tapi dia naudzubillah ada zina, komunikasi dengan laki-laki (yang belum halal). Mana bisa ketemu,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Kamis (23/1/2025).

Selengkapnya baca di sini

2. Umat Nabi Muhammad Dijamin Masuk Surga, Jangan Ge-er Dulu.. Maksudnya Begini Kata Gus Baha

Gus Baha (SS: YT.  math_education_uny)
KH. Ahmad bahauddin Nursalim (SS: YT. math_education_uny)... Selengkapnya

Kabar gembira tentang jaminan masuk surga bagi umat Nabi Muhammad SAW menjadi topik menarik yang disampaikan oleh Gus Baha dalam sebuah ceramahnya.

Gus Baha, seorang ulama asal Rembang yang dikenal dengan penjelasan mendalamnya, menguraikan bagaimana ibadah sholat menjadi salah satu faktor utama dalam jaminan tersebut.

Dalam ceramah tersebut, Gus Baha mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW menerima pesan khusus dari Malaikat Jibril yang membawa berita menggembirakan bagi umatnya.

Pesan ini terkait dengan konsistensi dalam menjalankan sholat lima waktu.

“Ini kata Rasulullah, hari ini Jibril muncul dan memberi satu pengumuman yang sangat menggembirakan,” ujar Gus Baha, seperti dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @RTXMULTYMEDYA.

Dalam video tersebut, ia menjelaskan bagaimana umat Nabi Muhammad SAW memiliki status istimewa di sisi Allah SWT. Ia menambahkan bahwa pengumuman itu menjadi kabar baik bagi siapa pun yang menjaga komitmen terhadap ibadah wajib.

Menurut Gus Baha, Malaikat Jibril menyampaikan bahwa status umat Nabi Muhammad SAW dicatat berdasarkan komitmen mereka dalam melaksanakan satu sholat fardhu dan menunggu waktu sholat berikutnya.

“Misalnya tadi saya sholat Subuh. Status saya ditulis oleh Malaikat Jibril, Baha tadi sholat Subuh. Kemudian, kalau ditanya kok masih hidup sampai jam 10 atau jam 11, jawabannya karena ngenteni sholat Dzuhur,” jelasnya.

Selengkapnya baca di sini

3. Waktu Subuh Hampir Habis, Bolehkah Qadha Sholat Qobliyahnya? Ini Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah dan Buya Yahya

Buya Yahya dan UAS
Buya Yahya dan UAS di kajian Al Bahjah. (YouTube Al Bahjah TV)... Selengkapnya

Sholat qobliyah Subuh termasuk amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Orang yang melaksanakan sholat dua rakaat sebelum Subuh akan mendapatkan keutamaan luar biasa.

“Dua rakaat sholat sunnah subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.” (H.R. Muslim)

Namun, dalam praktiknya melaksanakan sholat qobliyah Subuh tidak mudah. Jangankan sholat qobliyah, sholat Subuh-nya saja yang fardhu terkadang kesulitan bagi sebagian muslim dengan alasan susah bangun.

Pertanyaannya, seandainya bangunnya kesiangan dan waktu Subuh hampir habis, apakah harus melaksanakan sholat qobliyah Subuh agar memperoleh keutamaannya? Apakah boleh qadha sholat qobliyah Subuh?

Jika waktu Subuh hampir habis, pendakwah Ustadz Syafiq Riza Basalamah menyarankan agar mengutamakan sholat Subuh. Adapun pelaksanaan sholat qobliyahnya diqadha. Menurutnya, tidak masalah jika sholat qobliyah Subuh dikerjakan di luar waktu Subuh dengan niat qadha. 

“Kondisinya ini waktu syuruq-nya (misal pukul) 5.40. Dia punya waktu (Subuh) dua menit. Maka, dia laksanakan sholat (Subuh) karena dia melaksanakan sholatnya bukan di waktu larangan. Artinya, dia memulai Subuh-nya bukan di waktu larangan,” kata Ustadz Syafiq Riza dikutip dari YouTube Tanaashuh, Kamis (23/1/2025). 

“Maka, dia sholat Subuh, jangan qobliyah Subuh. Kalau masih ada sisa waktu, maka gunakan untuk sholat wajibnya, qobliyahnya nanti diqadha,” sambungnya.

Selain kepada Ustadz Syafiq Riza, pertanyaan serupa juga pernah muncul di kajian Al Bahjah. Simak berikut penjelasan KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya selaaku Pengasuh LPD Al Bahjah.

Selengkapnya baca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya