Liputan6.com, Jakarta - Sholat merupakan ibadah utama dalam Islam yang menjadi tolok ukur kedekatan seorang hamba dengan Allah. Namun, tidak semua yang menjalankan sholat benar-benar memahami makna di baliknya.
Ustadz Adi Hidayat (UAH), pendiri Quantum Akhyar Institute, mengajukan sebuah pertanyaan yang menggugah kesadaran: Apakah seseorang termasuk ahli sholat atau hanya tukang sholat?
"Ini kata Al-Qur'an sendiri ya, nanti akan ditemukan orang yang ibadah tetapi tidak paham apa yang dikerjakan dan dilakukan dalam ibadahnya," ujar UAH dalam ceramahnya, yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube islampedia1017.
Advertisement
Pada ceramahnya, UAH menyoroti bahwa ada orang yang melaksanakan sholat, tetapi tidak memahami bacaan dan gerakan yang dilakukan.
UAH mengajak setiap muslim untuk merenungkan sudah berapa ribu kali seseorang melakukan ruku’ dan sujud, tetapi masih belum memahami makna bacaan yang diucapkan.
Jika seseorang rukuk dan sujud tanpa memahami apa yang dibaca, maka mustahil bisa mencapai kekhusyukan dalam sholat. Padahal, khusyuk adalah kunci utama agar sholat dapat memberikan pengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Orang yang benar sholatnya akan terlatih untuk selalu mengingat Allah dalam setiap aktivitasnya, bukan hanya saat sedang menunaikan ibadah di dalam masjid.
Advertisement
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Begini Bedanya
"Jadi kalau seseorang benar sholatnya, kata Al-Qur'an, begitu selesai sholat, maka saat sholat dia dilatih untuk ingat kepada Allah, nyambung dengan Allah," jelas UAH.
Sementara dikutip dari kanal YouTube @ceramahislamindonesia3749, UAH menegaskan bahwa seseorang yang berhasil dalam sholatnya akan tetap mengingat Allah dalam setiap keadaan.
Ketika berdiri, berjalan, menggunakan pakaian, memakai sandal, hingga berlari, semua aktivitasnya akan selalu terhubung dengan kesadaran bahwa Allah mengawasi.
Kesadaran ini membuat seseorang tidak mungkin melakukan perbuatan yang bertentangan dengan aturan Allah, karena dalam hatinya selalu ada rasa diawasi sebagaimana saat sedang sholat.
UAH mencontohkan bahwa seseorang yang benar sholatnya tidak akan mungkin mengambil barang orang lain atau melakukan kecurangan setelah keluar dari masjid.
Namun, jika seseorang tetap berbuat maksiat setelah sholat, maka ada kemungkinan selama ini hanya menjadi tukang sholat, bukan ahli sholat yang memahami ibadahnya.
Sholat yang dilakukan dengan penuh kesadaran akan berdampak pada pola pikir, sikap, dan perilaku seseorang dalam kesehariannya.
Advertisement
Sekadar Menjalankan Sholat
Orang yang sekadar menjalankan sholat sebagai rutinitas tanpa pemahaman akan tetap melakukan kesalahan yang sama, bahkan setelah bertahun-tahun melaksanakan ibadah ini.
Sholat bukan sekadar menggugurkan kewajiban, tetapi menjadi sarana untuk mengokohkan hubungan seorang hamba dengan Tuhannya.
Orang yang memahami sholat akan menjadikan setiap gerakan dan bacaan dalam ibadah tersebut sebagai pengingat dan penguat dalam menjalani kehidupan.
Ketika seseorang masih sering lalai, melakukan perbuatan sia-sia, atau bahkan berbuat dosa setelah sholat, maka seharusnya bertanya kepada diri sendiri: Apakah sholat sudah benar atau hanya menjadi rutinitas tanpa makna?
Sholat yang benar akan membentuk karakter yang lebih baik dan menjadikan seseorang sebagai pribadi yang semakin bertakwa kepada Allah.
Bagi mereka yang ingin mencapai kualitas sholat yang lebih baik, memahami bacaan dan gerakan dalam sholat menjadi langkah awal yang sangat penting.
Pertanyaan yang diajukan oleh UAH ini menjadi refleksi bagi setiap muslim: Apakah sudah menjadi ahli sholat yang memahami ibadahnya atau masih sebatas tukang sholat yang sekadar melaksanakan kewajiban tanpa makna?
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
