Jangan Ucapkan Kata Ini, Gus Baha Ungkap Bahayanya!

Gus Baha mencontohkan bahwa seseorang yang berkata “seumpama saya punya uang” atau “seandainya saya kaya” telah kehilangan sifat ridho. Kata-kata seperti ini, meskipun tampak biasa, ternyata bisa menjadi celah bagi setan untuk menanamkan rasa tidak puas dalam hati manusia.

oleh Liputan6.com Diperbarui 11 Mar 2025, 20:30 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2025, 20:30 WIB
gus baha 23
Gus Baha (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Hati-hati dalam berbicara, sebab ada kata yang bila terucap bisa menjadi pintu masuk bagi setan. Hal ini disampaikan oleh ulama alim alamah asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, dalam salah satu pengajiannya.

Dalam penjelasannya, Gus Baha menekankan bahwa manusia diberikan anugerah berupa kemampuan berbicara. Namun, kemampuan ini harus digunakan dengan baik dan benar sesuai ajaran Islam. Lisan yang tidak terjaga bisa menjadi sumber keburukan, bahkan dapat menjauhkan seseorang dari rahmat Allah.

Awalnya, Gus Baha menerangkan bahwa agar seseorang mendapat rahmat Allah, maka harus melaksanakan ibadah dengan benar. Kewajiban utama seperti sholat fardhu dan puasa di bulan Ramadhan harus dipenuhi. Selain itu, seseorang harus berusaha menjauhi segala larangan Allah agar mendapat kedudukan yang mulia di sisi-Nya.

Dalam tayangan video di kanal YouTube @Murni Chenell, Gus Baha juga menjelaskan bahwa mereka yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya bisa mencapai derajat kewalian. Status ini adalah bukti cinta Allah kepada hamba-Nya yang taat dan berserah diri sepenuhnya.

Menurut Gus Baha, wali Allah bisa berasal dari berbagai jalur. Ada yang menjadi wali karena keilmuannya, ada yang karena kezuhudannya, dan ada pula yang mencapainya melalui jalur kemiskinan. Semua itu bergantung pada ridho Allah.

“Wali itu jalurnya banyak, alim bisa, zuhud bisa, miskin juga bisa, syaratnya hanya ridho,” ungkap Gus Baha dalam kajian tersebut.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Ini Kata yang Menjadi Pintu Masuk Setan

Foto: Kejadian Menarik Dibalik Kekalahan Manchester United Dari Brighton di Liga Inggris, Adu Jotos Sesama Fans MU Hingga Muka Ngenyek CR7
ilustrsi berandai-andai. (AP/Lindsey Parnaby)... Selengkapnya

Seseorang yang telah mencapai status wali harus benar-benar pasrah kepada ketetapan Allah. Ia tidak boleh memiliki keinginan yang bertentangan dengan sikap ridho, apalagi mengucapkan kata-kata yang mencerminkan ketidakpuasan terhadap takdir.

Gus Baha mencontohkan bahwa seseorang yang berkata “seumpama saya punya uang” atau “seandainya saya kaya” telah kehilangan sifat ridho. Kata-kata seperti ini, meskipun tampak biasa, ternyata bisa menjadi celah bagi setan untuk menanamkan rasa tidak puas dalam hati manusia.

“Dan juga tidak terbesit (keinginan) ingin kaya dan jangan pernah mengatakan ‘seumpama’. (Contoh) ‘Seumpama saya punya uang’ itu sudah tidak bisa jadi wali,” jelas Gus Baha.

Orang yang sering berandai-andai akan mudah digoda setan. Setan akan membisikkan rasa tidak puas terhadap apa yang telah diberikan Allah, sehingga seseorang akan terus merasa kurang dan menginginkan sesuatu yang bukan takdirnya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an:

"وَرَضُواْ بِمَا قَسَمَ ٱللَّهُ لَهُمْ وَٱللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ"

"Dan mereka ridho dengan apa yang telah Allah berikan kepada mereka, dan Allah memiliki karunia yang besar." (QS. At-Taubah: 59)

Menurut Gus Baha, orang yang senantiasa ridho dengan ketetapan Allah akan dijaga dari godaan setan. Sebaliknya, mereka yang sering berandai-andai akan mudah terjerumus dalam perasaan iri, kecewa, bahkan putus asa.

Sikap ridho adalah tanda ketakwaan seseorang kepada Allah. Rasulullah juga pernah mengingatkan umatnya agar tidak terpengaruh oleh tipu daya setan yang membuat manusia selalu merasa kurang dengan apa yang dimilikinya.

"لَيْسَ الغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ"

"Kekayaan bukanlah karena banyaknya harta, tetapi kekayaan adalah kaya hati." (HR. Bukhari & Muslim)

Gus Baha mengajak umat Islam untuk selalu menjaga lisan dari ucapan yang dapat membuka peluang bagi setan untuk menggoda. Tidak hanya dalam hal berandai-andai, tetapi juga dalam perkataan lain yang bisa membawa pengaruh negatif dalam kehidupan seseorang.

 

Menjaga Lisan ala Gus Baha

Seorang perempuan bersandar pada tembok dan termenung di sebuah lorong gelap (Foto Dok: Freepik/ wirestock)
Seseorang bersandar pada tembok dan termenung di sebuah lorong gelap, melamun dan berandai-andai (Foto Dok: Freepik/ wirestock).... Selengkapnya

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia kerap kali tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang menunjukkan ketidakpuasan. Padahal, apa yang ditetapkan oleh Allah adalah yang terbaik bagi hamba-Nya.

Allah juga telah menegaskan dalam Al-Qur’an:

"وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌۭ لَّكُمْ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ شَرٌّۭ لَّكُمْ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ"

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

Gus Baha menegaskan bahwa menjaga lisan bukan hanya soal menghindari kata-kata kasar, tetapi juga tentang mengontrol perkataan yang bisa menjerumuskan seseorang dalam ketidakridhoan terhadap takdir.

Sebagai penutup, Gus Baha mengingatkan bahwa setiap muslim hendaknya selalu mengingat kebesaran Allah dalam setiap aspek kehidupannya. Dengan demikian, ia akan lebih mudah menerima segala ketetapan Allah tanpa harus merasa kurang atau menyesali sesuatu yang tidak terjadi.

"Seorang muslim harus selalu merasa cukup dengan apa yang Allah tetapkan, karena di situlah letak kebahagiaan sejati," tuturnya.

Dengan memahami pentingnya ridho terhadap takdir dan menjaga lisan dari kata-kata yang membuka celah bagi setan, diharapkan umat Islam bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh keberkahan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya