Liputan6.com, Cilacap - Salah satu aktivitas yang biasa dilakukan umat Islam saat memasuki bulan suci Ramadhan ialah berbuka puasa bersama (bukber). Biasanya aktivitas ini dilakukan bersama dengan saudara, teman dan kolega.
Buka puasa bersama antara lain bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan menambah keakraban juga sering dijadikan ajang temu kangen.
Advertisement
Pengasuh Lembaga Pendidikan dan Dakwah (LPD) Al-Bahjah Cirebon, KH. Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya) memberikan nasehat mendalam berkaitan hal tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Buya Yahya menghimbau meskpun kegiatan ini tidak dilarang, namun menurutnya agar aktivitas ini dilakukan hati-hati mengingat aktivitas ini dapat menghilangkan aktivitas yang tak kalah pentingnya di bulan Ramadan.
Simak Video Pilihan Ini:
Potensi Menghilangkan Aktivitas yang Lebih Penting di Bulan Ramadhan
Menurut Buya Yahya, ajang buka bersama sebaiknya diganti dengan cara mengirimkan makanan saja ke yang bersangkutan.
Sebab beliau menilai aktivitas buka bersama justru menghilangkan hal-hal yang sangat penting seperti sholat Tarawih berjamaah bahkan parahnya lagi mengabaikan ibadah wajib.
Kami menghimbau di hari-hari ini dan hari selanjutnya juga untuk buka bersama itu lebih enak kita kirim, kita kirim saja,” tegas Buya Yahya dikutip dari tayangan YouTube Short @buyayahyaofficial, Jumat (21/03/2025).
“Karena, banyak buka bersama yang dibuat itu saat ini malah menjadikan tarawih hilang dan segala macam kebaikan-kebaikan itu menjadi hilang gara-gara buka bersama," sambungnya.
"Karena menang yang mengadakan buka bersama itu kelas kita bukan kelas ahli ibadah," ujarnya.
"Sebab kalau kelas ahli ibadah itu mengadakan buka bersama itu rapih, sebelum berbuka sudah ada doa, ada ini," tandasnya.
Advertisement
Tips Buka Bersama Sesuai Syara'
Mengutip hidayatullah.com, agar acara Buka Bersama (Bukber) lebih aman dan tidak kehilangan sunnah puasa Ramadhan, di bawah ini tips ikut acara Bukber yang syar’I;
Pertama. Memilih resto Muslim yang menyediakan menu jaminan halalan thoyyiban
Kedua. Memilih resto yang memiliki tempat sholat dan tempat wudhu’ layak dan representatif. Tidak cukup hanya memilih resto yang instagramable saja.
Ketiga. Panitia Bukber harus memisahkan meja makan antara muslimin dan muslimat agar tidak terjadi ikhtilat (campur laki perempuan).
Keempat. Panitia menghimbau peserta Bukber agar datang dalam keadaan berwudhu’ sehingga mempermudah setelah santap ta’jil (kurma + zamzam/air putih), segera sholat Maghrib berjamaah sebelum “acara inti” berbuka.
Kelima. Panitia memimpin pembacaan doa sebelum dan sesudah berbuka serta mengarahkan peserta agar sholat Isya’ + Tarawih berjamaah agar kegiatan Bukber tidak kehilangan berkah.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
