Liputan6.com, Jakarta - Orangtua disarankan untuk melihat risiko kesehatan yang sering terjadi pada anak saat mudik Lebaran Spesialis Anak dr Ackni Hartati, Sp.A, M.Kes mengatakan, dengan memahami risiko kesehatan, maka orangtua akan dapat menjaga kesehatan anak selama perjalanan mudik.
"Menjaga kesehatan anak saat mudik ini kita harus melihat risiko kesehatan apa sih yang paling sering gitu selama mudik pada anak-anak yang orangtua harus tahu," ujjar dokter yang berpraktik di RS Permata Bekasi, Sabtu (29/3), dilansir ANTARA.
Baca Juga
Dokter lulusan Universitas Padjadjaran itu mengatakan, demam menjadi salah satu risiko kesehatan yang kerap dialami anak saat perjalanan mudik. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk membawa obat penurun panas seperti parasetamol dengan dosis yang disesuaikan.
Advertisement
Namun, jika suhu badan anak belum juga turun meski sudah meminum obat, orangtua disarankan untuk membawanya ke rumah sakit. Terlebih jika anak memiliki riwayat kejang demam.
"Obat panas harus punya ya, paracetamol itu biasanya dia lebih aman karena dia tidak terlalu merangsang lambung. Kalau panasnya di atas 38,5 dikasih obat panas sudah 4 sampai 6 jam tidak turun-turun, itu boleh segera dibawa ke rumah sakit," jelasnya.
Gangguan Pencernaan
Selain demam, gangguan pencernaan seperti diare juga bisa terjadi pada anak ketika mudik Lebaran. Penyebabnya kerap kali karena mengonsumsi makanan yang di beli di sepanjang perjalanan yang tidak bersih atau tidak fresh.
Dampak yang dikhawatirkan dari diare yakni jika anak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Bahkan bisa juga anak mengalami gangguan elektrolit.
"Mengalami diare, buang air besarnya (BAB) terus-terusan sampai anaknya ada tanda dehidrasi, seperti kencingnya sedikit atau ketika pipis warnanya agak pekat, itu berarti tanda dehidrasi atau anaknya jadi lebih lemas. Maka itu bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat selama perjalanan," ujarnya.
Â
Waspada ISPA
Â
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) atau batuk pilek juga bisa terjadi pada anak saat mudik Lebaran. Hal ini umumnya dialami keluarga yang mudik menggunkana kendaraan bermotor roda dua.
Karenanya Ackni menyarankan agar menggunakan masker guna mencegah terkena ISPA selama perjalanan. Selain itu, dianjurkan juga membawa obat-obatan yang bisa dikonsultasikan dengan dokter. Namun, jika anak sudah mulai mengalami sesak atau napas cepat, sebaiknya segera membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Kalau dia sesak atau napas cepat, itu biasanya kegawatan pada saluran pernafasan. Napasnya itu berdasarkan usia kalau misalnya di atas 1 tahun biasanya lebih dari 40 kali dalam 1 menit," ucapnya.
"Jadi dilihat napasnya jadi ada kayak bantuan nafas atau kayak ada usaha nafas, agak berat atau bunyi ngik..ngik. Itu takutnya dia memang membutuhkan fasilitas khusus, jadi harus dibawa ke rumah sakit," tambahnya.
Â
Advertisement
Ganti Popok Bayi dan Batita Setiap 3-4 Jam Sekali
Â
Lebih lanjut, ia menambahkan apabila mudik dengan bayi atau anak di bawah 3 tahun yang masih menggunakan diapers atau popok harus diperhatikan. Disarankan untuk sering menggantipopok sekitar 3 sampai dengan 4 jam sekali untuk mencegah bayi dan balita mengalami ruam popok.
"Kalau misalnya hanya batuk-batuk biasa, anaknya masih lari-lari, masih mau makan minum, kencingnya juga masih banyak, udah itu aman-aman saja sih," katanya.
Â
Â
Â
