Tanggapi Teguran Ketum PBNU, Ganjar Siap Buka Dialog soal Wadas

Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf meminta pemerintah memperbaiki komunikasi untuk menyelesaikan masalah Desa Wadas

oleh Tito Isna Utama diperbarui 11 Feb 2022, 19:38 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2022, 19:38 WIB
Ilustrasi foto Gubernur Jawa  Tengah, Ganjar Pranowo
foto : Titoisnau

Liputan6.com, Semarang Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf meminta pemerintah memperbaiki komunikasi untuk menyelesaikan masalah Desa Wadas yang belakangan menjadi sorotan. Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut siap membuka ruang dialog yang lebih intens.

Gubernur Ganjar Pranowo menyebut pernyataan Ketua yang disampaikan oleh Ketum Yahya Cholil Staquf menjadi energi tambahan agar pemerintah bisa berkomunikasi lebih baik dengan masyarakat Wadas.

“Sehingga nanti yang pro maupun kontra sama-sama bisa saling menghargai dan kita carikan solusi yang paling bagus,” kata Ganjar.

Sementara, Gus Yahya mengatakan bahwa seluruh pihak mesti bersama-sama mencari jalan keluar. Untuk itu, Nahdlatul Ulama siap menjembatani komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat Wadas.

Hal itu disampaikan Ketum PBNU yang akrab disapa Gus Yahya, saat sambutan di Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah dan Harlah NU ke 99 H, secara virtual di Aula Masjid Agung Jawa Tengah, Kamis (10/2).

“Yang kita butuhkan sekarang adalah jalan keluarnya dan Nahdlatul Ulama insyaallah akan siap terus hadir mendampingi rakyat dan membantu pemerintah melancarkan komunikasi antara pemerintah dengan rakyat itu sendiri,” ujarnya.

 

Gus Yahya Yakin Bisa Diselesaikan dengan Baik

Di sisi lain, Gus Yahya yakin dalam penyelesaiannya Ganjar akan merampungkan persoalan terkait penambangan batu andesit di Desa Wadas dengan baik. Mengingat, kata Yahya, Purworejo punya ikatan emosional dengan Ganjar.

“Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik dan kalau saya pribadi sangat yakin bahwa ini bisa diselesaikan, karena ini masalahnya dengan tetangga Pak Ganjar yang orang Purworejo,” seloroh Yahya.

Tak hanya itu, kakak kandung dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu meminta agar polemik yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo tidak dipolitisasi. Apalagi jika dicap bahwa pemerintah menindas rakyat.

“Kita tidak perlu tergesa-gesa mempolitisasi masalah semacam ini sebagai masalah antara pemerintah dengan rakyat, masalah pemerintah menindas rakyat dan sebagainya, kita tidak boleh berlebihan dalam soal ini,” katanya.

Dalam acara itu, Gubernur Ganjar Pranowo juga hadir beserta jajaran Forkopimda Jateng dan sejumlah pimpinan PWNU Jateng antara lain Rais Syuriah Ubaidillah Shodaqoh. Hadir pula Ketua DPW PKB, Yusuf Chudlori hingga Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya