Sosok Misterius Mejajaran, Hantu Perempuan yang Kerap Bikin Jeri Warga Pinggir Hutan Banyumas

Nyaris di tiap kawasan pinggir hutan ada legenda makhluk tak kasat mata ini. Boleh dibilang, Mejajaran telah menjadi cerita rakyat desa di pinggir hutan Banyumas

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2022, 01:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2022, 01:00 WIB
Pemandangan sandekala atau petang di pinggir hutan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Pemandangan sandekala atau petang di pinggir hutan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Di sejumlah wilayah di Banyumas Raya, berkembang kisah misterius mengenai Mejajaran, makhluk halus yang diyakini menunggu hutan dan sungai di tengah hutan. Selain Mejajaran, di beberapa wilayah lain disebut sebagai Pejajaran.

Nyaris di tiap kawasan pinggir hutan ada legenda makhluk tak kasat mata ini. Boleh dibilang, Mejajaran telah menjadi cerita rakyat desa di pinggir hutan Banyumas.

Kisahnya pun hampir seragam. Konon, kegemaran Mejajaran adalah ikan mentah. Mejajaran digambarkan sebagai sesosok perempuan yang penampakannya biasa saja.

Kadang, ia meminta ikan kepada para penjaring ikan di kali, atau pemancing atau penjala ikan. Beberapa lainnya, kepada penjual ikan yang kebetulan harus melewati jalan di tengah hutan.

Ada satu kisah di sebuah desa di Lumbir, Banyumas. Syahdan, si penjual ikan dihentikan oleh seorang perempuan di jalan pinggiran hutan.

Transaksi pun berlangsung biasa. Seperti pembeli pada umumnya, si perempuan ini mengulungkan uang.

Semuanya berjalan wajar, sampai ketika sosok perempuan itu memakan ikan-ikan yang masih mentah di depan si penjual. Saat itu lah, ia menyadari, perempuan di depannya tak memiliki lekukan di bawah hidung.

Sosok Perempuan ini pun tak menapak. Kakinya, tanpa tungkai kaki. Pedagang itu lantas pontang-panting melarikan sepeda motornya melihat sosok perempuan yang ternyata mejajaran, hantu perempuan penunggu hutan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Sandekala atau Peralihan

Orang-orang di pedesaan Banyumas menyebut waktu tanggung untuk menjelaskan peralihan waktu. Misalnya, tanggung beduk, atau ketika matahari persis di tengah ubun-ubun. Tanggung magrib, atau sandekala, untuk menyebut petang.

Konon, di waktu perantaraan ini lah makhluk misterius bernama mejajaran itu kerap menampakkan diri. Masyarakat Jawa terbiasa memperingatkan anak-anaknya untuk menghentikan waktunya saat “wektu tanggung”.

Legenda Mejajaran telah menjadi cerita rakyat yang dituturkan nyaris di semua desa pinggir hutan wilayah Banyumas raya. Dan ini adalah peristiwa mistis yang dialami seorang penjala ikan di Banyumas.

Alkisah, menjelang tengah hari, seorang penjala beristirahat di pinggiran sungai. Ia pun membuka bekal makannya. Lelah dan lapar, ia makan dengan lahapnya.

Saat itu lah, tiba seorang perempuan yang langsung mengarah ke wadah ikan yang disebut kepis. Lantas, si perempuan mengambil ikan dalam jumlah yang menurut si penjala terlalu banyak.

Perempuan itu tampak tenang mengambil ikan, seperti miliknya sendiri. Dan ia tetap menunduk. Sebagian wajahnya tertutup uraian rambutnya panjangnya.

Si penjala ikan pun gusar. Ia langsung menegur sosok perempuan ini, boleh minta ikan tapi jangan banyak-banyak.

Mendadak, si perempuan menengadah. Si penjala kaget. Dilihatnya, satu ikan mentah berada di mulut dengan wajah belepotan darah segar.

"Daripada tek kletak ndasmu," ucap si perempuan, dingin. Ini adalah sebentuk ancaman. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, itu berarti "Daripada saya kunyah kepalamu,".

Sadar tengah berhadapan dengan Mejajaran, si penjala ikan pun lari gulung kuming. Ia tinggalkan jala dan ikan yang didapatnya hari itu.

Benar tidaknya legenda rakyat ini, Wallahu A’lam.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya