Liputan6.com, Boyolali - Berbagai macam kesenian rakyat tumbuh dengan subur di berbagai wilayah di nusantara. Tak tekecuali, kesenian yang tumbuh di wilayah lereng Merapi dan Merbabu.
Salah satunya adalah seni tari Jangkrik Ngenthir yang berasal dari Boyolali, Jawa Tengah (Jateng). Bahkan seni tari Jangkrik Ngenthir bukan hanya sekedar hiburan rakyat, namun juga dianggap sebagai tarian sakral.
Dikutip dari berbagai sumber, tarian Jangkrik Ngenthir biasanya ditampilkan dalam acara ruwat rawat prasasti Sarungga. Tidak diketahui siapa yang menciptakan tarian ini, namun tarian ini mulai dibawakan pada 1980-an.
Advertisement
Baca Juga
Tarian ini dibawakan delapan orang penari, terdiri dari dua penthul tembem, dua penari sebagai lakon lembu, dan empat penari sebagai lakon jaran kepang. Seni tari Jangkrik Ngenthir bercerita mengenai perjalanan peradaban manusia dalam mencari arti hidup yang sebenar-benarnya atau sejatining urip.
Pada zaman dahulu peradaban manusia belum mengenal Tuhan, sehingga manusia hidup penuh kebebasan yang palsu. Lewat seni tari inilah manusia diceritakan mencari jati diri dan tujuan hidupnya yang akan kembali kepada Yang Maha Kuasa.
Dalam perjalanannya mencari petunjuk atau wangsit, caranya pun bermacam-macam. Seperti memuja pohon besar, gunung, matahari dan ada pula yang melalui jejogetan atau tarian hingga puncaknya pikirannya kosong dan kerasukan roh leluhur atau istilahnya payah.
Seni tarian rakyat dengan iringan alunan bendhe dan kendang ini, diawali dengan kemunculan Penthul dan Tembem. Lalu, menggembala sapi. Kemudian penthul dan tembem berdialog tentang kedatangan sekelompok orang dan kemudian dijemputnya.
Lalu, keluar lah empat penari jaran kembang yang dikisahkan sebagai sekelompok orang yang mencari sejatining urip (kehidupan sejati) tersebut.