Liputan6.com, Kebumen - Musibah bisa datang kapan saja dan menimpa siapapun. Pun dengan ajal yang tak bisa dicegah dan telah menjadi garis takdir manusia.
Adalah nelayan Cilacap, Masimin bin Sangkun (47 th), warga Desa Karangtawang, Kecamatan Nusawungu, Cilacap.
Seperti hari yang sudah-sudah, ia melaut. Kali ini, Masimin yang seorang tekong mengarahkan Kapal Rama Jaya yang dikemudikannya ke perairan Puring, Kebumen.
Advertisement
Baca Juga
Karakteristik perairan Puring amat mirip dengan perairan selatan Cilacap yang letaknya bersebelahan. Gelombang tinggi dan angin kencang menjadi bahaya terbesar.
Tapi, rupanya nasib nahas Masimin bukan karena ganasnya Laut Kidul. Masimin tersambar petir ketika mengemudikan kapalnya, Kamis petang (16/6/2022).
Berdasar keterangan saksi, saat itu cuaca tengah hujan. Lantaran cuaca memburuk, tekong memutuskan untuk kembali ke pantai.
Nahas, saat menuju ke pantai, kapal tersambar petir dan langsung jatuh ke air.
“Berdasarkan laporan yang diterima, Kapal Rama Jaya sedang menjala di Perairan Puring Kebumen,” ucap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Cilacap Adah Sudarsa, Jumat malam.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penyisiran Darat dan Laut
Mengetahui adanya laporan nelayan hilang tenggelam, Basarnas Cilacap kemudian memberangkatkan satu tim rescue (SRU) untuk melakukan pencarian atau operasi SAR.
Tim dilengkapi dengan alut lengkap, antara lain 1 Unit Rescue Car Carrier, 1 Unit Rescue Car Type II, 1 Set Rubber Boat, 2 Set Alkom, APD Covid 19, dan Alduk SAR air lengkap.
Pencarian dilakukan dengan penyisiran darat dan air. Namun, meski sudah seharian melakukan pencarian pada Jumat, tim SAR gabungan masih belum menemukan korban.
Rencananya, pencarian akan kembali dilanjutkan pada Sabtu (18/6/2022).
Tim Rembulan
Advertisement