DIY Jadi Tuan Rumah, Ini Pesan Sultan HB X dalam Pesta Paduan Suara Gerejawi XIII

Sebagai tuan rumah Pesparawi XIII, Sri Sultan berharap setiap peserta juga dapat mengenal nilai budaya dan kearifan lokal DIY.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2022, 16:00 WIB
Pesparawi XIII
Pespawari XIII

Liputan6.com, Yogyakarta - Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XIII digelar di Yogyakarta, Senin sampai Sabtu (20-26/6/2022). Gubernur DIY Sultan HB X membuka secara langsung perhelatan nasional itu di Lapangan Siwa, Kompleks Candi Prambanan, Sleman.

Menurut Sultan HB X, Pesparawi selaras dengan ajaran moral khas Jogja yakni sawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh, yang jika dimaknai setiap peserta, maka performa terbaik akan terwujud. 

“Pemaknaan keempat ajaran moral yang merupakan buah pikir Sri Sultan Hamengku Buwono I, sebagai peletak dasar Kesultanan Yogyakarta,” ujarnya, dalam siaran pers di Yogyakarta.

Sawiji berarti penjiwaan total tanpa menjadi tak sadarkan diri, greget adalah bersemangat tanpa menjadi kasar. Sementara, sengguh adalah percaya diri namun tetap rendah hati, dan ora mingkuh adalah pantang mundur, dengan disiplin dan tanggung jawab.

“Keempat ajaran tersebut mewakili totalitas ideal manusia dalam kehidupan baik hubungannya dengan sesama maupun Tuhan Yang Maha Kuasa,” ucap Sultan HB X

Ia berharap dalam kegiatan yang diikuti 34 perwakilan gereja se-Indonesia dengan sekitar 8.000 perserta itu, dapat memancarkan energi positif. Peserta diharapkan menjunjung tinggi sportivitas selama perlombaan dan saling mengapresiasi satu sama lain. 

Sebagai tuan rumah Pesparawi XIII, Sri Sultan berharap setiap peserta juga dapat mengenal nilai budaya dan kearifan lokal DIY.

Sementara, Wakil Menteri Agama  Zainut Tauhid Sa`adi mengungkapkan pada era sekarang, perkembangan seni budaya sejatinya harus mampu memberi arah bagi perwujudan identitas nasional yang sesuai dengan nilai luhur budaya bangsa.

“Bangsa Indonesia adalah bangsa religius dan berbudaya, maka pengembangan seni keagamaan harus dapat sentuhan yang utama sebagai bagian dari jati diri bangsa,” tuturnya.

Kehadiran Pesparawi memiliki makna ganda yakni sebagai penguatan hubungan internal antarumat Kristiani sekaligus membangun hubungan umat beragama di Indonesia secara menyeluruh.

Lokasi pelaksanaan Pesparawi di Candi Prambanan, Candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 menunjukkan tidak adanya sekat antarumat beragama. Sebaliknya, justru terbangun jembatan antarumat beragama yang dilandasi sikap saling menghormati dan memuliakan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya