Liputan6.com, Banyumas - Tari Lengger merupakan kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas, Jawa Tengah. Tarian lengger disebut juga tarian ronggeng.
Konon, tarian lengger merupakan hasil dari pengembangan tari Tayub. Tarian lengger dimainkan oleh dua hingga empat orang laki-laki yang didandani serupa perempuan dengan pakaian khas.
Dikutip dari berbagai sumber, nama tari lengger di ambil dari kata “le” yang berarti anak laki–laki, dan kata “ger“ yang berarti geger atau ramai.
Advertisement
Ada dua pendapat mengenai asal-usul tari lengger. Ada yang menyebutkan kalau tari lengger berasal dari Jatilawang, Banyumas.
Baca Juga
Namun ada juga yang menyebutkan jika kesenian tradisional tersebut berasal dari era Kerajaan Mataram, dan masuk ke wilayah Kalibagor, Banyumas pada tahun 1755. Sebenarnya tari lengger dibawakan oleh laki-laki yang berdandan layaknya perempuan, sehingga seolah-olah tarian tersebut dibawakan oleh perempuan.
Tari lengger lanang diperkirakan muncul di Banyumas pada abad ke-18. Di mana pada masa itu Mangkunegaran VII memerintahkan tiga orang sastrawan berkeliling ke Jawa.
Kemudian menuliskan kehidupan masyarakat Jawa pada waktu itu. Ketika berada di Banyumas, sastrawan tersebut menjumpai kesenian lengger. Kesenian tersebut tertulis pada Serat Centhini.
Tari lengger berfungsi sebagai ritual pada masa itu. Pada masa itu, tari lengger dimainkan di punden (tempat sakral), dan ada waktu-waktu khusus untuk melakukan kesenian ini, seperti pada masa panen atau bersih desa.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bersih Spiritual
Penari yang dipilih untuk membawakan tari lengger pun tidak sembarangan. Para penari yang dipilih merupakan orang-orang dianggap bersih secara spiritual.
Pertunjukan kesenian tari lengger terbagi menjadi empat babak atau adegan. Babak pertama adalah babak Gamyongan, babak kedua babak Lenggeran, babak ketiga adalah babak Badhutan atau Bodhoran, dan yang terakhir adalah babak Baladewaan.
Pada babak Lenggeran sering terjadi adegan banceran atau para penonton khususnya laki-laki ikut menari bersama para penari lengger dengan memberi uang (sawer). Gerak tari lengger sangat sederhana, dan belum ada pakem atau aturan yang mengatur detail gerakannya.
Pada dasarnya masyarakat dahulu belum memiliki keterampilan yang khusus, seperti halnya yang di sebut lengger "geleng-geleng, lengang lenggeng gawe geger”. Busana yang dikenakan pada tarian lengger yaitu mekak, kain jarik, dan sampur.
Pada bagian kepala menggunakan sanggul jawa atau konde dengan perhiasan yang masih sederhana, yakni sisir yang dari belahan tanduk kerbau yang bentuknya menyerupai sirkam. Perhiasan tersebut dahulu disebut dengan cundhuk, kemudian ada menthul dan giwang.
Advertisement