Bahaya Kebiasaan Bakar Daging saat Iduladha, Dokter: Bisa Picu Kanker

Bahaya dari daging bakar tersebut adalah adanya zat karsinogenik yang diketahui dapat menjadi pemicu kanke

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi panggang daging
Ilustrasi panggang daging (Dok.Pixabay)

Liputan6.com, Banjarnegara - Pada perayaan Iduladha, lazimnya banyak masyarakat yang memanggang daging. Namun, kebiasaan bakar daging itu ternyata tak baik dari sisi kesehatan.

Karena itu, dr Nurhati Febriani SpGK FINEM mengimbau masyarakat untuk semaksimal mungkin menghindari bakar daging saat Idul Adha mendatang. Sebab, daging bakar tersebut bisa menjadi pemicu kanker.

Bahaya dari daging bakar tersebut adalah adanya zat karsinogenik. Salah satunya ditandai dengan warna hitam pada daging.

Untuk diketahui, karsinogen adalah zat yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Zat-zat karsinogen menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat dalam sel-sel tubuh, dan hal ini mengganggu proses-proses biologis.

"Jadi akan lebih aman jika dimasak tongseng atau gulai, daripada daging yang dibakar atau sate," ucapnya, di depan peserta Pelatihan Juru Sembelih Halal Aman dan Higienis (Juleha Manis) gelaran kerja sama RSI Banjarnegara dan Santri Gayeng Nusantara (SGN) Rabu, 6 Juli 2022.

Tak hanya itu, di masyarakat juga beredar kebiasaan pencucian daging kambing atau sapi sebelum dimasak. Hal tersebut tidak dibenarkan juga jika dilihat dari sisi kesehatan.

Menurutnya jika daging dicuci dengan air akan menurunkan kualitas daging itu sendiri. Ini bisa dilihat dari tidak terjaminnya bersihnya air, hal ini berbahaya karena daging yang terkena air menjadi tempat berkembangnya kuman.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Mengonsumsi Daging yang Halal dan Baik

dr Nurhati Febriani SpGK FINEM. (Liputan6.com/Istimewa)
dr Nurhati Febriani SpGK FINEM. (Liputan6.com/Istimewa)

"Jika daging dicuci pakai air, bisa jadi berkembangnya kuman," katanya.

Ia menyarankan jika terkena kotor pembersihannya menggunakan air panas yang kemudian dilakukan perebusan. Kemudian, air panas yang digunakan untuk mencuci tersebut harus dibuang.

Ketua Santri Gayeng Nusantara (SGN) Kabupaten Banjarnegara KH Hakim Annaisaburi dalam kesempatan sama mengatakan, kegiatan tersebut merupakan upaya SGN dan RSI Banjarnegara untuk makan daging yang halal dan baik.

"Dengan pelatihan semacam ini, harapannya kedepan masyarakat di Banjarnegara bisa mengkonsumai daging yang halal," kata Hakim.

Ia berharap, bukan hanya ilmu tentang penyembelihan yang halal aman dan higienis saja yang penting. Namun, hal yang penting lainnya adalah bagaimana akad jual beli yang halal.

"Ilmu menyembelihnya sudah ada, bisa ditambah dengan ilmu jual beli serta akadnya agar halal, ini juga sama sama penting, jangan sampai menyembelihnya halal ternyata akadnya tidak halal ini bahaya," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya