Liputan6.com, Semarang - Pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh. Sebab, hari-hari tersebut termasuk waktu yang sangat istimewa.
Dalam hadis riwayat Al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda bahwa tidak ada hari di mana amal saleh yang lebih dicintai daripada 10 hari pertama Dzulhijjah. Hadis ini mengandung makna untuk melakukan amal saleh di awal Dzulhijjah.
Dua di antara amal saleh awal Dzulhijjah adalah puasa sunah Tarwiyah dan Arafah. Keutamaan puasa sunah di awal bulan Dzulhijjah telah disebutkan dalam hadis riwayat At-Tirmidzi.
Advertisement
Baca Juga
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan salat malam setara dengan salat pada malam Lailatul Qadar.” (HR At-Tirmidzi).
Secara khusus, puasa Arafah memiliki keutamaan sendiri sebagaimana telah dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim.
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ
Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Doa Buka Puasa
Secara umum, ketentuan puasa sunah Tarwiyah dan Arafah tidak jauh berbeda pada puasa lainnya. Yakni dimulai saat terbit fajar hingga terbenamnya matahari atau pada waktu Magrib.
Saat berbuka puasa, dianjurkan untuk membaca doa. Pada umumnya ada dua doa yang sering dilafalkan.
Berikut doa Rasulullah SAW saat berbuka puasa dari sahabat Mu’adz bin Zuhrah yang diriwayatkan Abu Daud.
كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ : اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Artinya: “Rasulullah ketika Berbuka, beliau berdoa: ‘Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka.” (HR. Abu Daud).
Berikut doa Rasulullah SAW saat berbuka puasa dari Abdullah bin ‘Umar yang diriwayatkan Abu Daud.
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Artinya: “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah.” (HR. Abu Daud).
Pendakwah Ustaz Abdul Somad (UAS) mengatakan bahwa kedua doa tersebut boleh dilafalkan saat berbuka puasa.
"Kedua-duanya boleh dipakai. Yang ngomong bukan Ustaz Abdul Somad, tapi Syekh Ibn Utsaimin, ulama Saudi Arabia. (Syekh Utsaimin pernah ditanya). Syekh kalau mau buka puasa apa doanya? Pilihlah Allahumma laka shumtu bisa, Dzahabaz zhama'u boleh," tuturnya dikutip dari YouTube Ustadz Menjawab, Jumat (8/7/2022).
Advertisement