Kisah Mistis di Pos Samarantu Gunung Slamet, Pintu Gerbang ke Kerajaan Gaib

Ada tempat-tempat yang dianggap angker atau mistis di Gunung Slamet. Salah satunya adalah Pos 4, atau Pos Samarantu yang dipercaya sebagai Pintu Gerbang ke Kerajaan Gaib

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jul 2022, 00:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2022, 00:00 WIB
Hutan lindung di lereng Gunung Slamet. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Hutan lindung di lereng Gunung Slamet. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Pendakian gunung telah populer sejak puluhan, atau bahkan ratusan tahun silam. Bagi anak-anak muda, mendaki gunung adalah bukti pencapaian.

Pendaki gunung sejati mahfum, di luar keagungan gunung secara fisik, ada pula hal-hal lain di luar kendali manusia. Cuaca, bencana, hingga hal gaib.

Nyaris seluruh gunung di Indonesia memiliki kisah, mitos maupun legenda. Gunung Slamet misalnya, Jayabaya meramalkan Pulau Jawa terbelah dua jika Gunung terbesar di Jawa ini meletus.

Di luar itu, ada pula tempat-tempat yang dianggap angker atau mistis di Gunung Slamet. Salah satunya adalah Pos 4, atau Pos Samarantu.

Namanya terdengar aneh. Konon, asal kata Samarantu adalah samar dan hantu. Jika diartikan secara harfiah, Samarantu adalah hantu tersamar atau tidak terlihat jelas.

Pos Samarantu ditandai dengan dua pohon besar yang sejajar layaknya pintu. Pintu itu dipercaya sebagai pintu masuk ke kerajaan gaib.

Penuturan pendaki dan warga setempat, tak jarang makhluk ini menunjukan wujudnya yang samar samar. Meski tak sampai membahayakan, pendaki umumnya tidak beristirahat di pos ini.

 

Penampakan Makhluk Astral di Pos Samarantu

Dikutip dari berbagai sumber, di Pos Samarantu pendaki kerap mendapati hal janggal. Ada pendaki yang mengaku bertemu dengan sosok astral menyerupai perempuan.

Pendaki lain ada yang pernah melihat penampakan anak kecil atau mendengar keramaian layaknya sebuah perkampungan. Ada pula yang nyaris tersesat karena berputar-putar di tempat yang sama.

Karena itu, pendaki disarankan untuk mengucapkan salam ketika melintas, atau sebelum beristirahat sejenak di sekitar Pos Samarantu.

Hutan di kawasan Gunung Slamet relatif lebih asli vegetasi hutan Jawa. Kelesatariannya lebih terjaga dibanding gunung-gunung lain.

Tak aneh jika di hutan Gunung Slamet masih ada pepohonan yang berukuran raksasa. Hutan hujan itu pula yang membuat pendaki kadang tersesat.

Sekilas Gunung Slamet

Ilustrasi – Pendaki Gunung Slamet dari Pos Bambangan, Purbalingga, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Pendaki Gunung Slamet dari Pos Bambangan, Purbalingga, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Mengutip Wikipedia, Gunung Slamet adalah sebuah gunung berapi kerucut tipe A yang berada di Jawa Tengah, Indonesia. Gunung Slamet memiliki ketinggian 3.432 mdpl dan terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang.

Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah dan merupakan gunung tertinggi kedua di pulau Jawa, setelah gunung Semeru. Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level siaga medio-2009.

Gunung Slamet cukup populer sebagai tujuan pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi tujuan wisata di Kabupaten Banyumas, dengan jarak sekitar 15 km dari Kota Purwokerto. Selain itu terdapat wisata alam berupa pemandian air panas Guci yang berada di sisi utara Gunung Slamet, tepatnya di Kabupaten Tegal.

Sebagaimana gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Slamet terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia pada Lempeng Eurasia di selatan Pulau Jawa. Retakan pada lempeng membuka jalur lava ke permukaan. Catatan letusan diketahui sejak abad ke-19. Gunung ini aktif dan sering mengalami erupsi skala kecil.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya