Liputan6.com, Jakarta Beasiswa kuliah di luar negeri menjadi salah satu mimpi para santri untuk meningkatkan kapasitas pendidikan mereka. Seperti yang dialami para alumni Madrasah Aliyah Unggulan Bertaraf Internasional (MAUBI) Ponpes Bina Insan Mulia Cirebon.
Sebanyak 10 santri alumni MAUBI Ponpes Bina Insan Mulia Cirebon lolos untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negara Maroko. Mereka akan belajar di Universitas Al-Qarawiyyin Maroko, tepatnya di Madrasatul Ulum Al-Islamiyah, di Casablanca.
Pengasuh Ponpes Bina Insan Mulia Cirebon Kh Imam Jazuli mengatakan, mereka masuk melalui jalur beasiswa setelah berhasil mengikuti tes. Ia mengatakan, tahun ini Ponpes Bina Insan Mulia Cirebon menjadi lembaga pendidikan Islam yang mendapatkan beasiswa langsung dari kementerian Waqof Maroko setelah melalui serangkaian seleksi muqobalah dengan Kuota 10 santri pertahun.
Advertisement
Baca Juga
"Pemerintah Maroko memberikan beasiswa setiap tahun kepada Indonesia, baik melalui Kementerian Agama dengan Kuota pertahun 30 atau ormas Islam NU atau Pengurus Besar Naddlatu Ulama (PBNU) dengan Kuota pertahun 30," ujar Kh Imam Jazuli, Rabu (25/9/2024).
Ia mengatakan, hanya hanya 3 lembaga di Indonesia menjadi pintu masuk bagi santri se-Indonesia yang ingin mendapatkan beasiswa dari Universitas-Universitas di Maroko.
Ia menceritakan, satu dari 10 santri yang berangkat pada Selasa (23/9/2024) adalah Syah Khotami El Aulia Jazuli. Santri yang akrab disapa Syah Khotam itu mendapat pesan khusus.
"Karena begitu Aa Khotam sampai di Maroko beberapa hari kemudian, ia harus berangkat menuju Syiria. Keberangkatan Aa Khotam ke Syiria untuk mengikuti Daurah Internasional bagi para dai se-dunia yang diselenggarakan oleh Markaz as-Syam al-Islami ad-dauly, Kementrian Waqof Syiria selama 20 Hari. Aa Khotam menjadi satu dari tiga ulama utusan Indonesia dalam Daurah Internasional tersebut," ujar KH Imam Jazuli.
Sarjana Luar Negeri
Pada kesempatan tersebut, ia berharap ponpes yang diasuhnya mampu mencetak lulusan sarjana dari luar negeri. Menurutnya, mengirim alumni ke UniversitasAl-Qarawiyyin tidak semata mempelajari pengetahuan akademik, tetapi juga peradaban Islam.
Kiprah Fatima al-Fihri membuktikan bahwa peradaban Islam memfasilitasi aktualisasi diri bagi seorang perempuan dan ilmu pengetahuan adalah pilar utama peradaban Islam.
"Mereka berangkat ke luar negeri sebagai bagian dari kader dan target besar Pesantren Bina Insan Mulia yang bertekad menghasilkan 1.000 sarjana lulusan luar negeri dan 1.000 sarjana lulusan dalam negeri di tahun 2028. Kami berkomitmen mengambil peranan aktif untuk perubahan Indonesia melalui para alumni kami,” kata Kiai Imam Jazuli.
Advertisement