Blak-blakan Pakar Perfilman Unair Surabaya soal Series Layangan Putus

Lalu, apakah yang membuat series ini menjadi viral? Apakah karena kualitas film yang dikemas dengan bagus?

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Feb 2022, 10:06 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2022, 10:00 WIB
Layangan Putus. (Instagram/ md_entertainment)
Layangan Putus. (Instagram/ md_entertainment)

Liputan6.com, Jatim - Series Layangan Putus yang disutradarai Benni Setiawan menarik perhatian publik beberapa waktu terakhir. Kendati series ini sudah selesai, di media sosial masih saja banyak posting-an-posting-an mengenai film ini. Entah itu parodi, meme dan sebagainya.

Lalu, apakah yang membuat series ini menjadi viral? Apakah karena kualitas film yang dikemas dengan bagus? Atau karena alur cerita tentang perselingkuhan yang begitu dekat dengan masyarakat?

Menjawab itu, Pakar perfilman Universitas Airlangga (Unair), Liestianingsih Dwi Dayanti menilai series Layangan Putus menjadi booming lantaran kualitas film yang dikemas dengan profesional dari berbagai aspek.

Lies, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa film ini diproduksi dengan serius dari segi penggarapannya. Performa dari produser, sutradara, penulis script, hingga para aktornya sangat bagus.

"Dengan perpaduan tersebut, film series ini mampu menghadirkan tontonan yang apik dan tidak bertele-tele," ujarnya, Kamis (3/2/2022).

Film ini menampilkan aktor dan aktris papan atas, di mana sosok Aris diperankan oleh Reza Rahadian yang pernah memerankan sosok BJ Habibie dengan sangat bagus. Sedangkan sosok Kinan diperankan oleh Putri Marino yang menjadi pemenang Piala Citra.

Artinya, film series ini diproduksi dengan suatu usaha yang luar biasa, serta didukung dengan adanya pemain yang bagus. Kemudian layangan putus memiliki alur cerita yang sederhana namun konfliknya dikemas dengan cantik dan apik.

"Konflik perseteruan antara suami istri dan orang ketiga ditampilkan dengan sangat elegan," jelas dosen Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair itu.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Tontonan Berkelas

Tidak seperti adegan pada sinetron yang ketika membahas tentang konflik dibumbui dengan kekerasan atau caci maki, adegan dalam Layangan Putus dapat menguras emosi meskipun tidak ada adegan kekerasan di dalamnya.

"Layangan Putus memang dihadirkan dengan cukup berkelas sebagai tontonan yang baik," ucapnya.

Banyak pesan dalam yang dapat dipetik penonton. Kinan berperan sebagai sosok seorang istri dengan sangat elegan. Ia menunjukkan bagaimana cara menghadapi konflik rumah tangga dan akhirnya bisa keluar dari persoalan tersebut.

"Peran tersebut dilakoni dengan sangat baik tanpa harus marah-marah dan melabrak perempuan pacar suaminya," sebutnya.

Sosok Kinan digambarkan sebagai perempuan yang kuat, tapi juga menuai banyak empati dari penonton. Lies menuturkan bahwa menjadi istri yang ditinggalkan suami itu memang sesuatu yang menyakitkan, tapi tidak harus terus menerus bersedih.

Film ini diproduksi berdasarkan kisah dalam novel populer. Dalam novel tersebut, dikisahkan mengenai perseteruan penulis yaitu Mommy ASF dengan mantan suaminya di media sosial.

Perseteruan tersebut kemudian dibahas menjadi isu penting di publik. Oleh karena itu, warganet juga penasaran dan berusaha mencari tau bagaimana realita sebenarnya.

"Menyebarnya banyak meme lucu tentang Layangan Putus juga menambah promosi secara tidak langsung," terang Lie.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya