Liputan6.com, Jakarta Bondowoso adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki ribuan kota di Kecamatan Bondowoso.
Ibu kota kabupaten ini berada di persimpangan jalur dari Kecamatan Besuki dan Kabupaten Situbondo menuju Jember.
Bondowoso merupakan satu-satunya kabupaten yang tidak memiliki pesisir laut di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur.
Advertisement
Baca Juga
Pada 2020, penduduk Kabupaten Bondowoso berjumlah 776.151 jiwa dengan kepadatan penduduk 498 jiwa/km persegi yang tersebar di 23 kecamatan.
Mayoritas penduduk Bondowoso adalah suku Madura, dengan bahasa Madura sebagai bahasa sehari-hari.
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Bondowoso. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Bondowoso.
Kota Megalitikum
Bondosowo dijuluki sebagai Kota Megalitikum yang bernilai sejarah. Ada sekitar 1.215 situs megalitikum yang tersebar di seluruh kecamatan.
Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayan mencanangkan Bondowoso sebagai Kota Megalitikum pada 2018. Pencanangan tersebut diaplikasikan pada event bertajuk ruwatan budaya megalitik yang dikemas dalam acara etno parade budaya.
Kerajinan Kuningan
Desa Cindogo di Kecamatan Tapen dikenal sebagai pusat kerajinan kuningan yang menjadi salah satu komoditas ekonomi Bondowoso dan sudah dikenal luas di Indonesia. Selain Desa Cindogo, ada Desa Jurangsapi yang juga menghasilkan kerajinan serupa. Perajin kuningan hanya dapat ditemukan di kedua desa ini karena struktur tanahnya yang cocok sebagai bahan pembuat cetakan kuningan.
Keistimewaan produk kuningan Bondowoso ini adalah kadar mengkilatnya yang lebih awet, tanpa pengolahan tambahan, dan warna kuningnya dapat bertahan lebih lama. Bermacam barang dapat dibuat dari kuningan, seperti peralatan rumah tangga, suvenir, hiasan interior rumah, tempat bunga, guci, tempat menyirih, relief lukisan, sampai berbagai macam miniatur hewan.
Sayangnya, perajin kuningan di sana sudah mulai berkurang karena generasi muda mereka sudah jarang yang berminat menekuni profesi sebagai perajin kuningan.
Saksikan video pilihan berikut ini
Republik Kopi
Perkebunan kopi arabika Jampit merupakan agrowisata di Bondowoso yang dikelola oleh PTP Nusantara VII Kalista Jampit. Perkebunan ini terletak 74 km ke arah timur Kabupaten Bondowoso. Selain menawarkan suasana hijau dan sejuk, setiap pengunjung yang datang juga bisa menyaksikan secara langsung proses penggilingan hingga pengemasan kopi arabika sampai akan dipasarkan.
Selain menikmati hal-hal berbau kopi, terdapat fasilitas lain yang ditawarkan seperti, menikmati taman bunga, memancing, renang, tenis atau hanya bersantai dan menikmati sejuknya suasana.
Pada 2013, Kopi Arabika Java Ijen Raung asal Bondowoso mendapat pengakuan dunia dengan memperoleh sertifikat internasional. Hal ini membuat Bupati Bondowoso, Amin Said Husni, pada 2016 lalu, mendeklarasikan kabupatennya sebagai “Republik Kopi”.
Tari Singo Ulung
Kesenian tari Singo Ulung adalah kesenian tradisional asli Bondowoso yang memadukan tari topeng dan ojung. Kesenian ini dulunya dilaksanakan sebagai tradisi saat acara bersih desa atau saat meminta turun hujan.
Kolaborasi kesenian tersebut dikemas dalam bentuk tari pertunjukan. Tari Singo Ulung dimainkan oleh dua orang dan diiringi musik tradisional khusus, dengan menggunakan figur singo atau singa berwarna putih sebagai ikon utama.
Tari tradisional ini diciptakan oleh seorang pemuda brewok dengan pakaian kusam bernama Kiai Singo Wulu yang dihormati karena kesaktiannya sekitar 400 tahun yang lalu. Kiai Singo adalah nama orang yang datang dari Ponorogo yang merupakan masih keturunan dari kerabat bupati Ponorogo, Batoro Katong.
Advertisement
Kuliner Khas Bondowoso
Salah satu kuliner khas Bondowoso yang dikenal sebagai Kota Tape adalah Tape Manis Bondowoso, yang umumnya dikemas dalam bèsèk (anyaman dari bambu berbentuk kotak). Tapai ini terbuat dari singkong, mirip seperti peyeum di Jawa Barat, tapi rasa manis tapai Bondowoso lebih khas. Merek tapai manis yang terkenal antara lain Tape Manis 82, Tape Manis 31, Tape Manis Tjap Enak, dan Mana Lagi.
Makanan khas lainnya adalah Nasi Mamong, yaitu nasi berbentuk kerucut dengan tinggi sekitar 10 cm, mirip tumpeng mini. Nasi ini merupakan olahan nasi dengan campuran santan, daun salam, sereh, dan daun jeruk. Nasi diisi ayam, kemangi, teri, dan daun singkong yang dioseng dan kemudian dikukus. Untuk hasil akhir, nasi kemudian dibakar dan disajikan selagi hangat.
Selain itu, ada Bakso Gulung, Pia Tape, Kopi Blangkon Bondowoso, Surma, Suwar Suwir, Rujak Gobet dan lain-lain.
Kawah Ijen
Bondowoso punya beragam tempat wisata menarik, salah satunya adalah Kawah Ijen, sebuah danau kawah yang bersifat asam yang berada di puncak Gunung Ijen dengan kedalaman danau 200 meter dan luas kawah mencapai 5.466 hektare. Danau kawah Ijen dikenal sebagai danau air asam kuat terbesar di dunia. Kawah Ijen berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Fenomena eternal blue fire atau api biru abadi berada di dalam kawah Ijen, dan pemandangan alam ini hanya terjadi di dua tempat di dunia, yaitu Etiopia (gunung Dallol) dan Ijen. Blue fire hanya dapat dilihat oleh mata manusia saat tidak ada cahaya. Waktu ideal untuk melihatnya adalah pukul 2 hingga pukul 4 dini hari, karena pendakian Gunung Ijen baru mulai dibuka pukul 2 dini hari.
Destinasi wisata menarik lainnya adalah Air Terjun Tancak Kembar Pakem, Puncak Piramid, Bukit Mahadewa, Bendungan Sampean Baru, Kawah Wurung, Air Terjun Blawan, Labeng Seng, Air Terjun Miniagara, Batu Susun Solor dan Bukit Jabal Kirmit.