Menelisik Tradisi Nyekar Jelang Ramadan di Malang

Sebelum bulan ramadan, banyak sekali tradisi dan kebiasaan umat muslim dalam menyambut bulan suci ini.

oleh Novia Harlina diperbarui 25 Mar 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2022, 06:00 WIB
Nyekar
Warga berziarah untuk mendoakan anggota keluarga yang telah meninggal di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (04/04/2021) (Liputan6.com / Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jatim - Sebelum bulan Ramadan, banyak sekali tradisi dan kebiasaan umat muslim dalam menyambut bulan suci ini. Salah satunya yaitu tradisi nyekar ke makam sanak saudara untuk berziarah kubur menjelang memasuki bulan suci Ramadan.

Tradisi nyekar sebenarnya bukan tradisi umat muslim secara langsung, namun tradisi ini dirawat sejak dulu secara turun temurun, termasuk oleh masyarakat Malang, Jawa Timur.

Tujuan dilakukannya tradisi ini agar pihak keluarga yang ditinggalkan dapat kembali mendoakan arwah anggota keluarga yang sudah tiada.

Selain itu, kedatangan mereka di lokasi pemakaman turut membersihkannya dari rumput dan ilalalng yang tumbuh liar.

Namun, pada umumnya, ziarah kubur bertujuan sebagai bentuk pengakuan kepercayaan akan makluk astral. Tradisi ini juga dijadikan pengingat bahwa semua makhluk yang hidup di muka bumi ini nantinya akan mati menghadap Tuhan.

Kebanyakan orang-orang memilih satu hari jelang 1 Ramadan tiba. Namun, beberapa orang juga melakukan tradisi hari setelah malam Nifsu Syaban.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Berkah Bagi Penjual Bunga

Bagi para penjual bunga, tentu saja tradisi nyekar ini membuat mereka panen rezeki sebelum bulan Ramadhan tiba. Biasanya H-3, para penjual bunga sudah marak di pintu-pintu tempat pemakaman umum (TPU).

Menjelang bulan ramadhan, setiap tempat pemakaman umum akan diwarnai oleh pedagang yang berjualan kembang dengan lappar-lapak sederhana. Para pedagang juga akan menjual beraneka ragam bunga dan kebutuhan nyekar lainnya dengan harga yang beragam.

Biasanya, para pedagang kembang nyekar ini membuka lapak sederhana dari meja kursi, atau bambu dengan payung di atas kepala.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya