Selain Nyekar, ini Tradisi Warga Jatim Sambut Ramadan

Selain nyekar, masih banyak budaya lain di Jawa Timur yang biasa dilakukan masyarakat secara turun temurun.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Mar 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2022, 10:00 WIB
Nyekar
Warga berziarah untuk mendoakan anggota keluarga yang telah meninggal di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (04/04/2021) (Liputan6.com / Faizal Fanani)

Liputan6.com, Setiap kali bulan suci Ramadan tiba, masyarakat di berbagai daerah di Indonesia menyambutnya dengan beragam tradisi. Di Jawa Timur, juga terdapat sejumlah tradisi dalam menyambut bulan puasa.

Salah satunya tradisi jelang Ramadan yakni nyekar atau ziarah kubur ke makam sanak keluarga maupun leluhur. Tradisi ini tak hanya di Jawa Timur saja namun juga terdapat di daerah lain.

Selain nyekar, masih banyak budaya lain jelang Ramadan di Jawa Timur yang biasa dilakukan masyarakat secara turun temurun. Berikut Liputan6.com rangkun dari berbagai sumber:

 

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Mandi Bersama di Kabupaten Gresik

Di Desa Suci, Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik terdapat sebuah tradisi dalam menyambut Ramadan, yakni dengan mandi bersama di dalam telaga Sendang Sono.

Konon katanya kegiatan ini guna membersihkan diri dari kotoran sebelum menjalankan ibadah puasa. Selain ketika menyambut Ramadan, di Telaga Sendang Sono sendiri di setiap tahun tepatnya akhir Rabu Bulan Shafar Hijriyah, selalu dirayakan tradisi 'Rebo Wekasan' sebagai awal sejarah ditemukannya telaga tersebut.

 

 

Resik Lawon Banyuwangi

Ritual Resik Lawon
Setiap dua pekan jelang Puasa warga Banyuwangi mempunyai tradisi yang disebut dengan Ritual Resik Lawon.

Salah satu tradisi menjelang ramadan di Kelurahan Mojopanggung, Kabupaten Banyuwangi yaitu tradisi Resik Lawon. Tradisi ini dilakukan dengan cara membersihkan kain sepanjang 110,75 meter secara bernama-sama oleh keturunan leluhur warga setempat.

Tradisi ini digelar di Petilasan Ki Wongso Karyo atau biasa dikenal dengan Buyut Cungking. Ritual Resik Lawon ini harus diikuti para keturunan dari abdi dalem Buyut Cungking.

Ritual yang sudah dilakukan selama ratusan itu bertujuan untuk membersihkan diri dan biasanya akan digelar mendekati bulan Ramadhan untuk membersihkan diri.

Biasanya masyarakat yang mengikuti ritual akan membersihkan kain dari debu dan kotoran. Kain putih itu merupakan penutup cungkup makam dan kelambu yang ada di sekitarnya.

 

 

Buto-butoan di Kabupaten Jember

Tradisi Buto-butoan ini merupakan senin hasil kreasi masyarakat Desa Jelbuk, Kecamatan Jelbuk. Tak hanya saat menyambut Ramadan, kesenian ini juga digelar ketika acara pernikahan maupun perayaan lainnya.

Tradisi ini konon hasil modifikasi antara jaranan dan ondel-ondel dalam masyarakat Betawi. Digelar dengan penuh keriangan, tradisi ini menggambarkan suka cita akan datangnya bulan Ramadan.

 

 

 

 

Gerebeg Apem di Kabupaten Jombang

Grebek Apem merupakan tradisi mengarak ribuan apem yang disusun menggunung dari GOR menuju Bundaran Ringin Contong Jombang. Kemudian setelah itu, apem-apem jadi rebutan warga yang menyaksikan acara tersebut.

Nyadran di Kabupaten Nganjuk

Nyadran di Kabupaten Nganjuk merupakan wujud syukur atas melimpahnya hasil bumi. Kegiatan ini sekaligus untuk menolak musibah atau bencana yang digelar setiap menjelang Ramadan.

Kegiatan ini diikuti ratusan warga yang memakai atribut khas Jawa, dengan berbagai atraksi kesenian, seperti kesenian tari Mongde.

Potong Rambut Massal di Kabupaten Ngawi

Tradisi potong rambut massal yang diikuti anak-anak hongga dewasa di Kabupaten Ngawi merupakan salah satu budaya di daerah itu dalam menyambut Ramadan.

Rambut mereka dipotong secara gratis oleh sejumlah tukang pangkas di sebuah halaman masjid. Kegiatan potong rambut bersama ini merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan warga setiap menjelang Ramadan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya