390 Makam Dibongkar Imbas Pembangunan Tol KLBM, Jenazah Covid Masih Utuh

Ratusan makam itu terpaksa harus direlokasi karena terimbas pembangunan Tol Krian, Legundi, Bunder dan Manyar (KLBM).

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jun 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2022, 15:00 WIB
Proses pembongkaran makam di Gresik karena pembangunan Tol KLBM (Liputan6.com/Istimewa)
Proses pembongkaran makam di Gresik karena pembangunan Tol KLBM (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Gresik - Sedikitnya 390 makam warga di Desa Lebanisuko, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik terpaksa harus dibongkar untuk dipindahkan. Bagaimana tidak, makam-makam itu terkena imbas proyek pembangunan jalan tol Krian, Legundi, Bunder dan Manyar (KLBM).

Karena jumlahnya yang cukup banyak, pembongkaran makam itu pun dilakukan secara bertahap. Bahkan alat berat seperti ekskavator harus diturunkan untuk mempermudah proses pembongkaran makam.

Kepala Desa Lebanisuko, Mustofa membenarkan ihwal pembongkaran makam-makam itu. Pihak keluarga pun hanya bisa pasrah lantaran tak punya pilihan lain selain menerima.

"Mau tidak mau makam harus dipindah," tuturnya, Minggu (26/06/2022).

Mustofa menambahkan bahwa makan tersebut dipindahkan ke lokasi yang berjarak sekitar 600 meter dari lokasi semula. Para keluarga juga paham bahwa hal tersebut dilakukan demi kepentingan umum yakni pembangunan tol KLBM.

"Meski dipindah warga tidak usah kuatir karena disediakan tempat baru dan hanya berjarak 600 meter," imbuhnya.

Seperti diketahui proyek pembangunan jalan tol KLBM terus dikebut. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat koneksi transpotasi serta mempercepat transpotasi logistik di Pulau Jawa dan sekitarnya.

Penggali Kubur Mundur hingga Jenazah Korban Covid-19 masih Utuh

Dari ratusan makam yang dibongkar tersebut, 10 makam di antaranya adalah makam warga yang meninggal karena Covid-19. Anehnya setalah makammnya dibongkar, jenazahnya masih utuh meski telah meninggal dunia 1 hingga 2 tahun yang lalu. 

"Informasi dari penggali kubur ada yang mayatnya masih utuh. Sepertinya korban Covid karena mayatnya di dalam peti dan terbungkus plastik," terang Solihin. 

Mustofa menyebutkan bahwa saat ini ada 26 penggali kubur yang disiapkan untuk secara bertahap merelokasi kuburan yang ada di wilayahnya tersebut. Jumlah itu pun telah berkurang, dimana sebelumnya ada 35 penggali kubur yang mendaftarkan diri namun 9 lainnya diketahui mengundurkan diri. 

"Yang daftar itu ada 35, tapi sekarang sisa 26 karena 9 sudah mengundurkan diri. Alasannya ada yang takut liat mayat, ada juga yang tidak berani bongkar makam," dia memungkasi. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya